#Chapter9

213 13 3
                                    

:3

𝙋𝙖𝙜𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙚𝙠𝙤𝙡𝙖𝙝

Blaze pun masuk kelas dengan keadaan mengantuk dan matanya bengkak karena habis menangis. Kenapa? Karena tadi malam Blaze tidak bisa tidur dan menangis berjam jam,,,

"Eh Blaze lo kenapa?" Tanya Thorn

"....." -

"Kok matanya bengkak gitu?" Tanya Taufan

"....." -

"Blaze!!!" Teriak Taufan
"Haa apa?!" Blaze terkejut

"Kamu ini kenapaa?" Tanya Taufan
"Gapapa" Jawab Blaze singkat

"Hmm dia kenapa?" Tanya Thorn ke
Taufan

"Em ntah lah" Jawab Taufan

"Hoaaaam" Blaze menguap

"Lo kenapa si!? Kalau ada masalah
cerita aja" Memegang bahu Blaze

"Iya siapa tau kita bisa bantu" Kata Thorn

"Hhmm" Memberikan surat Ice ke mereka

"Apa ini Blaze?" Tanya Taufan

"...." Memalingkan kepalanya keluar jendela

"Coba buka" Kata Thorn
"Iya" Kata Taufan

"Halo Blaze. Blablablablabla" mulai Membaca

5 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙩 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙙𝙞𝙖𝙣 🐣

*Selesai membaca*

"Oh jadi gituu. Pantas aja lu diam mulu" Kata Thorn

"Blaze jangan sedih, Kan masih ada kita disini U-U" Kata Taufan

"Iya" Jawab Blaze singkat

"Udah jangan sedih lagi" Memeluk Blaze

"Ih kalian ini apaan sih. Jijik" Kata Blaze :v

"Hhe maaf" Kata Ufan dan Thorn

"Udah ah aku mau sendiri. Jangan ganggu" Kata Blaze

"Em yaudah kalo gitu, kalo Blaze mau apa apa bilang ke kita aja" Kata Ufan

"Ya" Balas Blaze singkat
"Pagi anak anak" Kata guru mereka
"Pagi pakk" Balas siswa

Semenjak hari itu Blaze menjadi jarang senyum, pendiam dan sikapnya yang dingin. Banyak teman sekolah Blaze yang menyukai dengan orang yang tipenya yang ganteng dan pendiam. Sikapnya Blaze dulu sangat berbeda dengan sikapnya sekarang. Dari sikap yang gaul, nakal, jail dan kecentilan kini menjadi orang yang pendiam dan dingin,, :v

Saat itu fans blaze semakin banyak. :v
Banyak teman sekolahnya yang nembak Blaze tetapi Blaze menolak mereka dan tidak menghiraukan para fansnya itu,,,,

𝙎𝙖𝙩𝙪 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙙𝙞𝙖𝙣//jam istirahat

"Blaze" Panggil Taufan
"Hm ya?" Jawab Blaze dingin

"Ayo main. Dah satu minggu kita tidak main" Kata Taufan

"Enggak" Balas Blaze

"Ih kau ini kenapa.. Hanya karna Ice pergi sikapmu jadi kek begini" Kata Thorn

"Iya betul itu. Jujur ya aku lebih suka sama sikap kamu yang dulu. Sikap nakal, suka jail, dan yang lain lain dari pada dingin kayak gini" Kata Taufan

"Siapa bilang sikapku berubah" Kata Blaze

"Semua orang bisa lihat kalo sikapmu berubah" Balas Taufan

"Udahlah. Malas mau bicara" Kata Blaze keluar kelas

"Ufan, kita harus bikin Blaze kayak dulu lagi" Kata Thorn

"Iya Thorn, tapi gimana caranya?" Tanya Ufan

"Em ntah lah ʕ ·ᴥ·ʔ" Jawab Thorn
"Hadeh.. Hah aku ada ide" Kata Ufan
"Haa ide apaan" Tanya Thorn

"Ayo kita hampiri Blaze" Menarik tangan Thorn

"Eh aduh iya iya" balas Thorn

𝘿𝙞𝙩𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙤𝙡𝙖𝙝

"Tu anak kemana ya" Kata Ufan

"Ntahlah, akupun, tak tahu" Kata Thorn :v

"Nah itu dia" Menghampiri Blaze
"Oi tunggu" Mengejar Taufan
"Blaze!!!" Teriak Ufan
"Apa" Balas Blaze

"Seharusnya yang nembak kamu kemarin kemarin itu kamu terima aja" Kata Ufan

"Gak ah" Kata Blaze

"Dih padahal yang nembak lo itu cewek yang pernah lu naksir tau. Masa ditolak" Kata Ufan

"Itu dulu" Kata Blaze

"Hmm mendingan kalau ada yang nembak lu, nanti lu terima aja. Siapa tau pacar kamu bisa bahagiain kamu" Kata Ufan

[Hah ini idenya Ufan!?]batin Thorn

"Terserah" balas Blaze
"Diterima yaa" Kata Ufan

"Udahlah aku mau ke kelas" Menuju kelas

"Tu anak susah banget dibilangin" Kata Ufan

"Biarin aja lah" kata Thorn

"Yaudahh. Yok kekelas, bentar lagi bel masuk" Kata Ufan

"Yok" Kata Thorn

𝘿𝙞𝙠𝙚𝙡𝙖𝙨

"Anak anak" panggil pak guru
"Ya pak" Kata siswa siswi
"Hari ini kalian mendapat kawan baru" Kata pak guru

"Hah ada murid baru lagi" Kata Thorn

"Blaze ada murid baru" Kata Ufan suara pelan

"Hhmm jadi teringat sama Ice" Kata Blaze

"Cis kau ni. Coba jangan mikirin Ice. Dia itu sudah tidak ada disini. Lu harus coba lupain Ice" Kata Ufan

"Huh" Mengarahkan kepalanya keluar jendela

"Silakan masuk" Kata gurunya

"Wah muridnya cewek" Kata teman kelas Blaze

"Perkenalkan dirimu" Kata pak guru

"Perkenalkan nama saya Sintia. Saya baru sampai dikota ini 1 minggu yang lalu. Semoga kita bisa berteman dengan baik" Kata sintia

"Sintia?" Kata Blaze
"Kamu silakan duduk disana" Menunjuk kearah kursi dibelakang Blaze yang dulu bangkunya Ice
"Iya pak" Menuju kebangkunya

"Eh kamu yang waktu dibandara itukan?" Tanya  Sintia

"iya" Kata Blaze

"Ga nyangka kita bisa sekelas" Kata Sintia

"Hm iya" Kata Blaze singkat

"Kok disekolah sikap lu lain. Kayaknya pas aku dibandara sikapmu gak pendiam kayak gini" Kata Sintia heran

"Em gak tau" Memalingkan kepalanya keluar jendela

"Em yaudah" Duduk dikursinya
"Anak hari ini kita akan bahas ......" Kata guru

Saat guru membahas pelajaran mereka hari ini, mata Sintia bukan mengarah ke guru tetapi Sintia malah melihat kearah Blaze,,,

[Kok itu cewek lihatin Blaze mulu]batin Ufan

"Jangan jangan dia naksir juga sama Blaze" Membesarkan suaranya

"Taufan ada apa" Tanya guru heran
"Eh tidak ada pak hehe" Kata Ufan
"Perhatikan bapak" Kata pak guru
"Iya pak maaf" Kata Ufan

Next? :v
Bye end see you :3

ICE my dear ♡ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang