(16) Be my valentine?

1K 140 6
                                    

Dinginnya musim dingin menusuk disela-sela pakaian.
Musim ini masih akan bertahan hingga bulan Maret nanti.

Tidak terasa sudah Februari, dan tinggal 4 hari lagi menuju tanggal 14.
Valentine day.

...

"Uhuk, uhuk!" Slytherin berambut pirang platina sedang mengerjakan tugas essai nya didekat perapian.
Sesekali dia terbatuk.

"Hey Dray, sepertinya kamu flu. Kamu baik-baik saja?" Tanya Pansy.

"Ya, aku baik. Hanya karena sedikit dingin, itu saja." Jawab Draco, masih tidak mengalihkan pandangan dari tulisannya.

"Ayolah Dray, kau sakit. Kau harus istirahat." Bujuk Pansy.

"Aku bilang aku baik!" Draco mulai kesal.

"Hei! Ada apa ini?" Tanya Blaise saat memasuki ruangan bersama mereka dengan Theo.

"Tidak ada apa-apa." Jawab Draco datar.

Teman-temannya hanya menatapnya bingung dan khawatir.
Draco terlihat sakit akhir-akhir ini, terutama sekarang saat musim dingin.
Dulu rasanya Draco tidak mudah sakit, sekarang dia bisa kena flu hanya karena lupa memakai syal atau sarung tangan.
Musim dingin tahun ini bahkan bukan yang terdingin.

"Daripada kalian hanya diam, lebih baik kalian kerjakan tugas kalian. Apa tugas essai dari Profesor Slughorn sudah kalian selesaikan?" Tanya Draco tiba-tiba.

"Tapi kan tugas itu batasnya hingga Minggu depan!" Ujar Theo.

"Aku sudah menyelesaikannya." Jawab Draco.

"Huh? Lalu apa yang kau kerjakan?" Tanya Blaise.

"Tugas Herbology." Jawab Draco.

"Dray! Kau memaksakan dirimu lagi! Bukankah madam Pomfrey sudah bilang agar jangan berlebihan? Kau over working, Dray!" Ujar Pansy khawatir.

"Aku selalu seperti ini dari dulu dan aku baik-baik saja. Lagipula aku tidak suka menumpuk pekerjaan ku, lebih baik diselesaikan sekarang." Ujar Draco sambil menatap Pansy yang cemas.

"Itu dulu, bukan sekarang! Kau sedang sakit! Kau harusnya lebih banyak beristirahat." Pansy berkata sambil memegang tangan Draco.

Draco langsung melepaskan tangan Pansy dengan kasar sambil menatapnya marah.
"Kubilang aku baik-baik saja!" Ujarnya marah.
"Apa kau ingin semua orang tau kalau aku sakit? Bukankah sudah aku bilang untuk merahasiakannya?" Bisik Draco.

"Ma-maaf..." Pansy menunduk, terlihat sedih dan menyesal.

"Woah woah! Draco, mate! Kau tidak perlu berteriak padanya! Dia hanya mengkhawatirkan mu. Kami mengkhawatirkan mu. Kenapa kau marah begini?" Ujar Blaise.

"Aku...astaga. Maafkan aku Pans, aku hanya tidak bisa mengontrol emosiku." Ujar Draco menyesal.

"Tidak apa-apa, mungkin kau hanya kelelahan." Pansy berkata sambil tersenyum.

"Mari kita mulai dengan menyelesaikan essai ini dulu dan kau pergi tidur lebih awal malam ini." Theo berkata lalu mengambil lembar essai dari tangan Draco.

"Hei! Paling tidak biarkan aku selesaikan satu lembar itu!" Draco mencoba mengambil kembali kertasnya.

"Tidak tidak. Satu paragraf saja lalu kau pergi tidur. Pansy benar, mate. Kau terlihat pucat dan sakit, kau kelelahan." Bujuk Theo.

"Baiklah, satu paragraf." Ujar Draco lalu dengan cepat mengambil kembali kertasnya dan mulai menulis kembali.

Teman-temannya hanya saling pandang dengan tatapan bingung.

Your the Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang