Nico Lorenz Eland, atau yang lebih dikenal sebagai Nico sang kepala tim perencanaan yang sempurna, terlihat mengernyitkan kening saat Lia yang tak lain adalah salah satu anggota timnya melaporkan hasil pekerjaan yang kurang memuaskan. Nico sudah bekerja sama dengan Lia hampir satu tahun ini, tetapi baginya Lia adalah seorang rekan kerja yang lebih pandai bersolek dan menggoda daripada bekerja. Meskipun begitu, Nico sama sekali tidak pernah tergoda akan kecantikan dan tubuh montoknya itu. Bagi Nico, Lia adalah wanita menarik yang akan terasa membosankan jika ia hadapi dengan niat memiliki hubungan yang panas.
"Kembalilah, dan susun laporannya dari awal. Ini semua terlalu berantakan untuk aku terima," ucap Nico pada akhirnya. Tentu saja Nico berusaha untuk bersikap cukup baik di sini, mengingat jika masih ada waktu hingga tenggat pekerjaan itu.
Lalu Lia yang memang pada dasarnya memiliki ketertarikan yang sangat kuat pada kepala timnya itu, terlihat tersenyum malu-malu dan bertanya, "Kalau begitu, bagaimana jika saya meminta bantuan Tuan? Saya agak kebingungan untuk menyusunnya. Terlebih, jika Tuan meminta saya menyusunnya dari awal."
Nico sendiri bukan orang yang bodoh. Ia bahkan bisa dibilang sebagai sosok pemain wanita, mengingat jika dirinya adalah seorang incubus. Di mana dirinya menggantungkan hidupnya pada nafsu dan godaan yang ia tujukan pada para wanita. Tentu saja Nico paham betul gerak-gerik Lia yang tertarik padanya dan berusaha untuk menggoda dirinya. Namun, Nico sejak awal memang tidak tertarik padanya, walaupun sudah jelas bagwa Lia bisa menjadi mangsanya. Hal tersebut terjadi, karena Nico memang sangat pili-pilih. Ia tidak ingin membuatnya hidupnya repot, karena itulah dirinya berusaha untuk memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaannya.
Selain ingin memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaannya, langkah yang Nico ambil tersebut karena tidak ada satu pun rekan kerjanya yang berhasil menarik perhatiannya. Nico pun menghela napas karena Lia masih merengek meminta bantuan dan bimbingan darinya. Merasa sangat lelah. Ia pun memberikan tatapan tajam pada Lia yang sukses membuatnya terdiam. Lalu dirinya pun melirik dan melihat sosok wanita yang duduk dengan tegap di kursi kerjanya. Dia adalah Selina, wanita pekerja keras yang selalu bisa diandalkan oleh Nico dalam timnya.
"Nona Selina?" panggil Nico membuat Selina yang mendengarnya pun mengangkat pandangannya dan bersitatap dengan Nico.
Selina sama sekali tidak menampilkan perubahan ekspresi, atau terlihat menyimpan perasaan padanya. Padahal, hampir semua rekan kerja Nico memendam perasaan padanya, dan akan terispu-sipu saat berpapasan atau bertemu tatap dengannya. "Ya, Tuan? Ada apa?" tanya Selina formal.
Nico tersenyum tipis, karena nada formal yang digunakan Selina terasa seperti membersihkan telinganya yang sebelumnya terasa sangat gatal karena ulah Lia. Tentu saja Lia yang melihat senyuman tersebut terlihat sedikit mengubah ekspresinya. Lalu Nico pun menjawab, "Tolong bantu Nona Lia menyelesaikan pekerjaannya ini. Kau tidak perlu membantunya hingga selesai. Cukup berikan arahan detail, karena kurasa enam bulan bekerja di sini sudah lebih dari cukup baginya untuk paham bagaimana kita seharusnya bekerja."
Selina yang mendengar hal tersebut mengangguk ringan dan berkata, "Baik, Tuan."
Tentu saja Lia harus beranjak pergi dengan berat hati, karena Nico sudah menunjuk Selina untuk membantunya. Sementara Nico terlihat fokus pada pekerjaannya lagi. Namun, sebenarnya Nico sama sekali tidak bekerja. Melainkan secara diam-diam mulai mengamati Selina. Dibandingkan dengan Lia, Selina memang lebih berpenampilan sederhana. Ia selalu mengenakan Pakaian rapi yang tertutup, khas dengan pakaian seorang pekerja kantoran. Rambutnya juga selalu ditata dan diikat menjadi satu, membuat penampilannya sangat kaku dan tidak menarik.
Namun, jika kemampuan kerjanya yang dibandingkan, jelas Selina yang unggul daripada Lia. Padahal, mereka masuk hampir bersamaan, tetapi kemampuan Selina jauh lebih baik daripada Lia. Jika dipikir-pikir, selama ini Selina yang berkacamata itu memang selalu bekerja dengan sangat keras. Ia hanya fokus dengan pekerjaannya, dan tidak terlalu berbaur, seakan-akan tidak ingin menunjukkan pesonanya. Hingga Nico sendiri baru menyadari bahwa Selina memiliki hal yang menarik, setelah sekian lamanya bekerja dengan sosok wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Panas 3 : Selina & Nico
RomanceMENGANDUNG KONTEN DEWASA HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN! harap follow akun Mimi dulu yaw😉 Sebagai seorang incubus, entah sudah berapa banyak mimpi yang Nico masuki, dan berapa banyak wanita yang menghabiskan malam dengannya. Semuanya bergerak sesuai de...