↳˳⸙;; ❝ page 04 ]

1K 217 134
                                    



"good morning, felix" sapa chan ketika felix menggeliat bangun dari kasurnya tanpa mau melepas selimut. hawa pegunungan membuat felix merasa semakin jatuh cinta dengan kasur dan selimut.

"aku mau ngajak jalan jalan tapi kelihatannya kamu nggak mau, ya?" tanya chan sambil tertawa menuangkan teh hangat ke dalam cangkir dan memberikannya pada felix.

"ehmmm ngantuuuk diiingin" keluh felix mengucek matanya. chan tersenyum gemas karena felix belum mau membuka matanya.

"ya sudah, buat dirimu nyaman. aku ada urusan sama ayahku di kantor kepala desa. kalau butuh sesuatu langsung bilang ya?" ujar chan menidurkan lagi felix di kasur dan memastikan felix tetap hangat dalam selimutnya.

"laper. tapi ndak mau nasi." kata felix menarik sedikit lengan chan.

chan tertawa lalu membelai kepala felix, "ada soto di panci atau kalau pengen cari makan di warung aku tinggalin uang di meja, oke?"

"m-hmmm" jawab felix sebelum akhirnya tidur lagi karena kepalanya udah rebahan di bantal yang empuk.

🍯🍯🍯

felix beneran bangun sekitar jam sembilan pagi. bisa dibilang ini tidur felix yang paling nyaman dan pulas seminggu terakhir ini. enak sekali bisa tidur sebanyak yang felix mau tanpa perlu khawatir telat kuliah atau kepentingan lainnya.

dia memutuskan untuk berjalan jalan di sekitar kampung tanpa tujuan. tak lupa memakai jaket biru beludrunya yang tebal. dari jauh felix terlihat seperti monster biru di filem animasi. bedanya, felix terlihat menggemaskan.

kampung yang damai dan asri itu terlalu indah untuk dilewatkan. semua orang sangat ramah dan sering menyapa felix. mereka melakukan pekerjaannya bersenang hati, jauh berbeda dengan pekerja kota yang semuanya bekerja padat dan cepat.

felix memilih duduk di sisi lereng yang tidak terlalu tinggi. di bawah sana ada orang orang yang tengah panen tomat. ia diam sendirian untuk beberapa saat sebelum seseorang datang membawa tali dan kapak.

lelaki itu berhenti tak jauh dari felix. dia mengetuk beberapa kali batang kayu yang berdiri di dekat felix kemudian setelah yakin, barulah dia menebang batang pohon yang sudah gundul itu.

felix diam terheran heran dengan lelaki itu yang bertelanjang dada. bagaimana dia bisa bertahan tanpa pakaian di cuaca sedingin ini adalah misteri bagi felix.

sementara itu, sang penebang pohon mulai merasa kalau dia sedang diawasi. begitu batang itu tumbang, barulah dia bisa melihat felix, "apa lihat lihat?" tanya jisung seadanya.

"kamu nggak kedinginan?" tanya felix penasaran.

"cih, disuruh renang sekarang juga aku kuat." kata jisung melanjutkan memotong batang itu menjadi tongkat kecil kecil.

"woahhh" felix nampak takjub. apalagi sekarang lelaki itu dengan terampil menghaluskan tongkat tongkat itu dengan pisau yang cukup besar. sebentar saja sudah menjadi tumpukan kayu yang bisa dibakar.

jisung biarkan saja lelaki asing yang kelihatan tertarik sama kegiatannya. mungkin dia hanyalah wisatawan biasa dari perkotaan yang aneh ngelihat orang nyari kayu bakar. kelihatan banget dari cara dia yang takjub dengan polos, rambut pirang, serta jaket tebal yang kelihatannya mahal.

"ya udah bro, kutinggal dulu ke bawah" kata jisung setelah mengikat semua kayu tersebut dan menggendong di belakang. ia berjalan beberapa langkah sebelum merasa ada sesuatu yang aneh.

jisung segera berbalik, "kamu kenapa ngikutin aku?!"

felix jadi berhenti berjalan, "loh, gak boleh ya?"

"yaa gak masalah sih.. tapi, ah udahlah! pokoknya jangan ngerepotin!" felix tersenyum mengangguk antusias dan jisung menghela napas pasrah.

jisung biarkan saja felix ngekor selama yang dia mau, siapa tahu nanti capek sendiri. jisung juga janji dia gak akan bantu felix kalau butuh bantuan di tengah jalan, malah dengan begitu jisung bisa segera kabur dari orang aneh itu.

"pelan pelan turunnya. tanahnya masih agak basah."

bohong banget emang si jisung. tangannya megangin felix erat erat saat anak itu berusaha turun dari lereng yang cukup terjal. jisung genggam terus tangan felix mastiin felix gak akan kepeleset lagi.

dia juga bantuin felix nyebrang jembatan kayu seadanya di atas saluran irigasi sawah yang cukup lebar. mereka sampai di ladang sawah keluarga jisung, jadi praktis selama perjalanan tadi jisung pegangin tangan felix tanpa dilepas. mungkin dia cukup senang sama tangan mungil felix yang terasa lembut.

© HONEY, 261221

maaf guys, gue sibuk buat.. ehh ga jadi deh XD

❪ 恋 ❫ HONEY • sunglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang