↳˳⸙;; ❝ page 19 ]

643 135 106
                                    

pagi yang cerah, tidak ada awan, hawanya sejuk. cuaca yang sangat bagus buat jalan jalan keluar. 

felix sudah bersiap dengan kaos putihnya yang biasa, ditutupi cardigan baby blue. felix tak sabar untuk main bersama teman teman yang lain.

"oh felix! aku baru saja akan membangunkanmu!" kata chan terkekeh sambil memasang pelana di atas seekor kuda berwarna coklat yang tinggi gagah.

"k-kak chan mau kemana?" tanya felix berhenti berlarian untuk menyapa calon suaminya itu.

hatinya sedikit khawatir mendengar kalimat chan, seolah felix mau diajak kemana saja. semoga saja apapun yang chan rencanakan tidak sesuai bayangan felix. 

"hari ini cuacanya bagus dan kebetulan aku lagi gak banyak kerjaan. mau ikut kakak keliling desa?" tawar chan sambil tersenyum lebar.

aduh sial sekali felix hari ini. maksudnya, bukan karena felix gak suka diajak jalan jalan sama chan tapi karena hari ini dia mau panen rambutan sama jisung, changbin, dan jeongin. 

felix tentu nggak mau ketinggalan makan rambutan manis bersama yang lain.

"lagipula kita jarang bisa keluar bareng kan? selagi ada waktu kakak pengen ajak felix jalan jalan. atau kencan kalau kamu mau bilang hehehe"

melihat chan yang semangat seperti itu membuat felix tidak enak. chan hanya ingin membuat felix bahagia dan nyaman bersamanya, tak lebih. 

felix pun menghela napas dan mengangguk. baiklah, apa salahnya bolos main sama yang lain sehari. meskipun dalam hati masih pengen rambutan manis.


🍯🍯🍯


chan dan felix meunggangi kuda coklat milik chan bernama pamungkas. meskipun pada awalnya felix lumayan takut karena tidak menyangka naik di punggungnya akan setinggi itu, chan selalu ada untuk menenangkan felix.

dia duduk di belakang. kedua lengannya yang lebar merangkul tubuh felix, memastikan tubuh felix selalu seimbang di depannya. 

tangan kanan dan kirinya menggenggam tangan felix. selalu membimbing felix untuk memegang simpul yang terikat di kuda tersebut dengan benar.

saat berkeliling di desa yang ramai penduduk, barulah felix tahu kalau chan adalah orang terhormat di sana. 

banyak orang menyapa chan dan semuanya selalu mengangguk ramah. chan pasti juga orang paling kaya disana karena tidak banyak yang berkeliling dengan kuda.

"mau sarapan apa?" tanya chan.

"apa aja" jawab felix seadanya karena dia juga gak tahu mau makan apa.

"hmmm mi ayam?" felix segera menggeleng mengingat ingatan mengerikan beberapa hari lalu.

chan terkekeh dan mencubit pipi felix main main, "dasar. katanya terserah giliran ditawarin malah gak mau. untung lucu kalau nggak sudah kugigit kamu."

"aku beneran gak tau mau makan apa, kak. kasih rekomendasi dong" ujar felix cemberut.

chan menghela napas mengalah. ia menatap warung makan sekitar yang banyak buka. 

berbagai macam pilihan namun kemudian chan berjalan agak jauh dan berhenti di sebuah warung makan panggung. pemandangannya langsung ke hutan di bawahnya yang hijau.

"kamu duduk, kakak naruh pamungkas di tempat aman dulu ya?" felix mengangguk patuh. 

entah kenapa saat bersama chan, felix tidak terlalu suka banyak bicara. beda sekali bersama teman teman kampungnya yang kalau ketawa seolah gak ingat dunia.

felix menatap palang nama warung makan tersebut. menyediakan berbagai macam makanan namun yang paling disorot adalah aneka nasi goreng. 

felix tersenyum lega, setidaknya ia tidak harus mengingat mi ayam yang waktu itu.

"aihhh felix. gak ngira kamu ada disini hahaha!" felix berjengit merasakan pundaknya dirangkul seseorang dari samping.

panjang umur, baru saja disindir orangnya datang. hyunjin tersenyum dengan wajahnya yang kelihatan mengesalkan buat felix. 

memakai rompi bagus dan membawa senjata laras panjang. hyunjin terkekeh gemas ngelihat wajah kaget felix.

"h-hyunjin? kenapa ada disini?" tanya felix keheranan.

"masa kau gak tahu? ahhh pasti jisung nggak pernah ajak kesini ya? kasihan sekali, padahal daerah ini paling bagus buat nembak burung!" sepertinya felix tahu alasan hyunjin bawa senapan itu.

hyunjin yang masih merangkul felix mengajaknya pergi ke arah berlawanan dengan warung makan tersebut, "ayo manis, aku ajarin caranya nembak burung!"

"e-eh.. tapi aku ada acara sama—" felix terdiam ragu. 

ia tidak mungkin bilang kesini bersama calon suaminya, atau kesini bersama chan karena dia orang penting di desa itu. di sisi lain, bisa saja hyunjin bakal cerita itu ke jisung.

"ayolah~~ kenapa gak mau?" hyunjin terkekeh menggoda saat felix berusaha melepaskan diri darinya. 

tentu saja usaha yang sia sia karena hyunjin tak akan melepaskan mangsanya lari begitu saja.

jisung yang saat itu tengah bersepeda untuk beli nasi goreng karena kalah main gunting batu kertas sama changbin dan jeongin melihat semua adegan itu. 

ngelihat hyunjin yang memaksa felix seperti itu bikin jisung naik darah. ia mencampakkan sepedanya begitu saja.

"HEIII!!!!"

© HONEY, 210122

be prepare dramanya dimulai

❪ 恋 ❫ HONEY • sunglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang