↳˳⸙;; ❝ page 07 ]

895 189 210
                                    



halaman belakang rumah jeongin adalah sebuah peternakan ayam yang cukup luas. ada kandang ayam yang terbuat dari kawat besi memanjang di sisi kiri. 

sementara yang lain berkeliaran sambil berkokok tiada henti. felix akhirnya tahu kenapa rumah jeongin terdengar berisik sekali sejak tadi.

"ahaha lihat lix, itu kembaranmu!"

"kalian menyebalkan" felix cemberut lagi.

"rambutnya sama sama kuning dan gak bisa diem. bagian mananya coba yang nggak mirip?"

felix merengut lagi. selama ini ia selalu disamakan dengan kucing yang memang menggemaskan. tapi baru kali ini felix disamakan sama anak ayam, entah dapat darimana ide tersebut. felix merasa semakin kesal.

"biarin aja, lix. sini deh." kata jeongin memanggil felix. 

jeongin adalah satu satunya yang punya akal sehat makanya felix langsung menurut. beda sama changbin dan jisung yang masih ngetawain felix dan anak ayam.

jeongin memberikan semangkuk plastik berisi sesuatu yang berbentuk seperti kerikil namun terasa lebih lembut, "ini apa?" tanya felix mengaduk benda tersebut.

"pakan ayam."

"ini aneh" kata felix sambil mengambil sedikit untuk membaunya. tidak menemukan bau apapun, felix memutuskan untuk menjilatnya namun segera ditahan jeongin.

"kamu beneran ayam?" tanya jeongin seadanya.

"bukan ih!"

"makanya jangan dimakan." kata jeongin sambil terkekeh, "lihat nih" jeongin mengambil segenggam kemudian menyebarnya ke tanah. ayam yang berkeliaran langsung mendekat untuk makan siang.

felix menatapnya dengan mata berbinar. kagum melihat kumpulan ayam itu mendekat kemanapun jeongin melempar pakannya. "kau cobalah!" kata jeongin.

felix pun mengangguk antusias dan mengambil segenggam. ia menyebarnya perlahan dan tertawa senang saat satu persatu ayam mendekatinya. 

felix menikmati kegiatan itu dan mulai berani memberi makan melalui tangannya.

"kalian daripada diem aja mending ambilin telor deh" kata jeongin menyerahkan keranjang pada changbin dan jisung.

"lah, enak aja nyuruh nyuruh" protes changbin yang baru mau ngeteh.

"anggep aja bayaran karena udah ganggu pagiku yang damai" kata jeongin angkat bahu.

meskipun dengan gerutuan, changbin dan jisung menerima keranjang dari jeongin. mereka pergi ke sebuah pondok memanjang tempat para ayam petelur berada dan mulai panen telur.

"pasti sengaja deh biar bisa main sama felix berduaan" sungut jisung.

🍯🍯🍯

felix dan jeongin selesai memberi makan ayam ketika changbin dan jisung kembali membawa sekaranjang penuh telur. 

jeongin meletakkan tatakan telur berwarna merah di dekat mereka dan changbin mulai menata telur tersebut.

"felix mau bantu? tapi hati hati jangan sampai pecah" tawar changbin.

felix pun mengangguk. ini bukan pekerjaan susah, dia hanya harus menata telur satu persatu. yang penting adalah tetap fokus dan sabar. sayang sekali ia segera terganggu dengan asap yang menerpa wajahnya.

"woi, asep nya jangan diarahkan kesini dong!" keluh changbin terbatuk batuk.

jisung yang tengah mengipasi panggangan tertawa jahil. sementara itu jeongin geleng geleng kepala sambil nusukin daging ayam yang sudah dipotong kecil kecil untuk dijadikan sate.

"mau bikin satu ayam?" tanya changbin.

"yoi. sate ayam buat makan siang." kata jisung semangat.

"yahhh feliix, saudaramu dijadiin sate" adu changbin ke felix.

"huhuhu maaf saudaranya felix tapi kita semua laper" jisung ikut pura pura menangis.

"kalau felix ikut makan berarti kanibal" sekarang jeongin malah ikutan becandain felix. akhirnya felix cuman bisa ngehela napas berat, capek juga mau marahin temen temennya.

🍯🍯🍯

"mau makan sate disini?" tanya felix sambil cuci tangan di mangkok berisi air dan jeruk nipis.

"ya kali di genteng" jawab jisung ringan.

"tapi kan kasian ayamnya bisa lihat kalau dia berakhir jadi makanan manusia"

changbin, jisung dan jeongin saling berpandangan. mereka mau ketawa tapi batal lihat wajah serius felix yang sungguh sungguh kasihan sama ayam yang berkeliaran di pekarangan jeongin. 

sepertinya felix benar benar saudara dengan ayam.

"kamu hanya terlalu lembut, felix" komentar changbin akhirnya.

"justru malah senang, felix. ayam itu adalah ayam kampung yang emang dijadiin konsumsi. justru malah jadi kehormatan buat dia kalau punya badan paling gendut dan bikin kenyang. sama kaya prajurit yang rela mati demi bangsanya." 

jeongin gak tahu itu analogi yang bener atau enggak tapi yang penting kedengaran keren dan meyakinkan di telinga felix.

"benarkah? apa memang benar begitu?"

"beneran, lix. jeongin kan peternak ayam yang udah tau luar dalemnya." jisung mengangguk meyakinkan.

"yup. sekarang duduk yuk, kita makan sate bareng bareng." jeongin mengajak felix duduk di sebelahnya.

felix kurang yakin tapi akhirnya kalah karena bau sate ayam itu sangat nikmat dan nasi yang dihidangkan di daun pisang di depannya kelihatan mengepul hangat. 

felix seketika lapar dan gak tahan lagi untuk gak makan.

© HONEY, 291221

ada yg bisa nebak satu aja lagu di playlist gue skrg? kalo ada yg bener gue double update :>

❪ 恋 ❫ HONEY • sunglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang