↳˳⸙;; ❝ page 06 ]

892 190 63
                                    



pagi yang berkabut. cuaca paling tepat untuk bersantai di warkop. seperti pemuda kampung lain, jisung juga suka memulai hari dengan ngopi bersama changbin, sohib dekatnya.

"jadi kemarin aku diikutin bocil." cerita jisung sambil menyeruput kopi.

"makanya gak ikut bantu panen"

"aku bantuin mamak bikin setup nanas, woi" ujar jisung bela diri.

"iya deh iya. terus?"

"aneh aja gitu anaknya. dia bakal 'waahhh' sama semua yang aku lakukan. kayaknya dia gak pernah tinggal di desa."

"ya lucu dong, bisa dapet adik angkat" celetuk changbin becanda.

"tapi lama lama bikin repot tau gak? dia bahkan gak bisa—" jisung membelalakkan mata melihat sosok tersebut dari kejauhan.

begitupun dengan felix yang tak menyangka akan bertemu jisung saat jalan jalan di kampung. felix tertawa senang dan berlarian menghampiri jisung. 

sementara itu jisung segera bangkit dan berlari kabur dari kejaran felix.

"tungguin akuu!" seru felix sedih mengejar jisung.

"woii suuungggg, ngapain lari?!" tanya changbin kebingungan.

BRUUKKK

felix yang berlari di tanah lembab tanpa waspada itupun jatuh terpeleset. wajahnya langsung mencium bumi dan beberapa lecet bermunculan. 

jisung menoleh khawatir ngelihat felix yang bercucuran air mata.

"duh, kamu nggak papa?" tanya jisung membantu felix duduk.

"hiks. hiks. hueee!!" jisung meringis dengar tangisan kesakitan felix. merasa cukup bersalah jadi dia bantu bersihkan jaket felix yang kotor terkena tanah.

"cup.. cup.. cup.." jisung menangkupkan wajah felix yang masih menangis karena kaget.

 jaketnya sudah tak terlalu kotor tapi jisung tak bisa menyembuhkan bekas memerah di sekitar wajah dan tangan felix.

"bro, aku tahu harus kemana" kata changbin menemukan ide.

🍯🍯🍯

jeongin menghela napas berat melihat changbin, jisung serta satu lelaki asing yang berdiri di tengah mereka berdua.

"berapa kali harus aku bilang, kakak kakak idiotku? aku ini dokter hewan bukan ngurus manusia!!"

"ayolah jeongin,, kamu ndak kasihan apa wajahnya luka luka gini"

jeongin menoleh pada lelaki yang tak dia kenali itu. awalnya dia gak mau bantu, ngerasa changbin dan jisung pasti habis berbuat ulah seperti yang sebelum sebelumnya. 

hanya saja jeongin gak sejahat itu ngebiarin orang terluka gak diobatin. apalagi dengan wajah merengut sedihnya yang lucu.

"bawa masuk, aku ambil P3K dulu di kamar...." kata jeongin mengalah membiarkan mereka masuk ke ruang tamu.

jeongin mulai membersihkan luka lecet di tangan dan wajah felix. sangat kasihan saat felix sesenggukan dan mendesis perih karena obat merah. 

jeongin pun berusaha membersihkan lukanya selembut mungkin. di lutut felix rupanya ada luka berdarah. celananya robek sedikit. 

jeongin menyingkap celananya sampai paha dan segera menyingkirkan tanah di sekitar lukanya. terakhir jeongin menutupnya dengan plester.

jeongin memang bukan dokter tapi dia selalu tahu pertolongan pertama saat ada kecelakaan seperti ini. 

dan mengingat changbin serta jisung yang biasa disebut double troublenya kampung, jeongin jadi terbiasa sekarang.

"sudah.. sudah selesai. tidak usah menangis lagi ya?" felix menunduk tak bisa menghentikan air matanya. 

bukan karena sakit, tapi karena takut akan membuat chan khawatir dan membuatnya tak bisa lagi keluar main ke kampung.

"manis. hei, namanya siapa? mau teh anget? mau kan?" tanya jeongin lembut membawakan teh supaya felix bisa tenang. 

changbin menyenggol jisung, menyuruhnya menjawab secara kan jisung pernah ketemu anak itu. jisung mengangkat bahu dan tertawa seperti orang bodoh karena dia sama sekali lupa menanyakan nama lelaki asing itu. changbin menepuk kepalanya gak percaya.

felix mengangguk kecil, "aku felix...." katanya lirih meminum teh hangat dari jeongin. 

teh itu cukup membuat tenggorokannya lega setelah kebanyakan menangis. dia sudah tak menangis lagi namun masih berwajah sedih.

jeongin tersenyum,"hei, felix. mau lihat kembaranmu nggak? mereka lucu loh"

"huh?" felix kebingungan namun mengangguk karena penasaran dengan apa yang dimaksud jeongin.

"iya. ayo ke peternakan sama aku. bisa jalan kan?" jeongin membantu felix memakai sepatunya dan menjaga lelaki itu siapa tahu jatuh lagi. 

namun felix bisa berjalan dengan baik, syukurlah lukanya tak terlalu besar.

changbin dan jisung ikut di belakang mereka. jisung manyun saja selama perjalanan dan itu tak luput dari perhatian changbin.

"bro, kenapa?"

"gak papa." jawaban singkat yang sangat langka keluar dari mulut jisung.

"kepikiran ya?"

"enggak! aku gak cemburu kok, orang jeongin emang baik dan jago bikin orang seneng. aku gak cemburu karena felix."

"bro, aku gak bilang apa apa loh" changbin mengangkat bahu. jisung pun terdiam dengan wajah memerah tanpa bisa berkata apa apa.

© HONEY, 281221

mari sorakin jisung sama sama :))

❪ 恋 ❫ HONEY • sunglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang