↳˳⸙;; ❝ page 02 ]

1.2K 213 41
                                    



pagi itu felix merasa tak mau bangun dari kasurnya, berharap ini semua hanya mimpi buruk yang panjang. felix menoleh pada alarm digital yang berbunyi nyaring, pukul lima pagi dan felix harus bersiap siap menghadapi takdirnya yang menyebalkan.

felix menekan layar hologram alarm tersebut. ia melipat selimut beludru nya yang terasa sangat lembut. dia akan merindukan kasur raksasa ini, tempat felix biasanya main trampolin berusaha menyentuh plafon.

felix mandi di kamar mandi yang berada di dalam kamarnya sendiri. sengaja melama lamakan berendam di bath tub karena tahu ini akan jadi hari terakhirnya memakai kamar mandi tersebut.

begitu turun ke lantai satu, beberapa tas dan satu koper sudah disiapkan di ruang tengah. itu semua adalah barang barang dan pakaian felix. minho tersenyum menyapa adiknya.

"selamat pagi, bbokie. kenapa murung? kau baik baik saja?"

"secara fisik, baik. kejiwaan? tidak terlalu." minho terkekeh mendengar jawaban felix.

"duduklah. kau suka nasi goreng kan, aku sudah masak buat sarapanmu."

felix makan dengan malas. nasi goreng minho sangat gurih dan enak seperti biasanya. hanya saja, felix kehilangan selera makan dengan semua beban hidup yang rasanya tidak ada habisnya. minho memandangi gerak gerik sang adik.

"felix, aku tahu ini berat. tapi maukah kamu mencoba menjalaninya saja untuk sebentar?"

"kakak nggak tahu. kakak udah lulus kuliah, kerja teknik di perusahaan yang kakak bikin sendiri, ngelakuin hal hal yang kakak senengin, menikah dengan orang yang kakak cintai. nggak, kakak nggak akan ngerti rasanya jadi felix." jawab felix tanpa sedikitpun merasa perlu menatap sang kakak.

minho berbeda dengan felix. ia diperbolehkan belajar ilmu komputer yang sama sekali nggak berhubungan sama arstiktur. minho pernah kuliah di korea selatan dan disana juga ia bertemu seungmin. saat pulang ke indonesia, minho langsung menikah dengan seungmin dan membangun perusahaan aplikasi perhotelan yang sebenarnya masih satu lingkup sama infrastruktur sang papa.

"mana bisa kamu mencintai seseorang kalau belum ketemu orangnya? kamu terlalu khawatir felix." kata minho sama sekali tak marah walaupun diroasting felix.

"tapi aku dijodohkan dan aku gak punya jalan keluar kalau aku nggak mau!"

"dan kalau orangnya ganteng dan ototnya gede apa kamu mau nolak? apa kamu nggak mau dapat suami seksi seperti itu?"

wajah felix langsung memerah, "ihhh bukan gitu maksud felix!"

"siapa tahu ini jalanmu buat dimudahin dapet pasangan kan? terus kalau kamu telanjur cinta, kamu mau kakak bilangin ke orangnya kalau kamu sempet gak mau menikah sama orang seksi kayak dia?"

"kak minho berhenti!" minho tertawa keras saat tangannya digigit felix ganas.

"yang mau aku bilang lix, lihat sisi positifnya. bersyukur papa mama peduli sama anaknya yang gay. kamu bisa bayangin gak kalau papa justru jodohin kamu sama gadis kaya?" felix menggeleng ribut.

"senyum dan hadapin dulu semuanya. kalau ada masalah aku yakin kamu bisa nyelesaikan hal itu karena kamu adeknya kakak. senyum ya? kakak sedih lihat kamu murung terus."

felix ngehela nafas. mungkin minho ada benarnya. felix sendiri bakal makin depresi kalau dijodohin sama cewek. biarpun felix gak pernah tahu siapa sosok yang bakal jadi suaminya tapi itu bisa jadi orangnya lebih baik dan lebih tampan daripada yang felix kira. jadi, kenapa gak dicoba aja?

"senyum.. kayak gini?" ujar felix menunjukkan senyum malaikatnya yang menunjukkan deretan gigi putih rapi.

minho ngerasa dia mau nangis, "y-ya. bener kayak gitu. sekarang, kita berangkat yuk. kasian pak supir nunggu kelamaan." minho merangkul felix dan mengajaknya keluar rumah.

🍯🍯🍯

hari itu felix akan bertemu dengan keluarga calon suami. pertemuan akan dilakukan di kediaman sana karena papanya jongsuk sekalian mengecek lahan yang akan diberikan.

perjalanan dari ibukota ke gunung waringin memakan waktu hampir 12 jam menggunakan mobil. keluarga felix baru sampai di pemukiman warga sekitar tengah hari. begitu keluar dari mobil felix langsung kaget dengan suhu udara.

ini bahkan jam12 siang. biasanya matahari sedang terik teriknya dan cukup menyiksa jika di ibukota. namun disini, hawa udara terasa sama saja seperti jam tujuh pagi. dingin dan sejuk. felix langsung merapatkan jaket bulunya.

felix menatap ke sekitaran daerah yang tidak landai. ada sebuah warung makan di bawah sana. jauh lagi ada lembah tempat orang bertani. menatap sekitar yang ada hanyalah pepohonan dan perbukitan. suasana terasa sangat sepi jika dibandikan dengan ibukota.

"huuuuuft hahhh! hawa gunung emang yang paling seger." ujar minho senang meregangkan tubuhnya.

"kalau udah pensiun aku mau tinggal disini. enak banget felix tinggal disini tiap hari" komentar minho menatap sekitar.

"ahh tuan jongsuk. terima kasih sudah datang!" felix dan minho menoleh pada seorang berusia 40 tahunan menyapa papa mereka. di sebelahnya ada seorang lelaki yang mendampinginya dan tersenyum ke arah felix dan minho.

© HONEY, 241121

bruuhhh i hate family gathering :'D

❪ 恋 ❫ HONEY • sunglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang