↳˳⸙;; ❝ page 22 ]

675 144 30
                                    

jisung merasa canggung luar biasa. ini bahkan lebih buruk daripada disuruh ke kantor kepala sekolah sendirian tanpa alasan. 

melihat chan yang juga berjalan menjaga jarak dengannya membuat jisung semakin ciut.

meskipun ia dulu pernah bersekolah di SMA yang sama dengan chan, tetap saja ia merasa terintimidasi. 

apalagi dia adalah kakak kelas yang sekarang anak kepala desa dan calon suami orang yang dicintai jisung. berlipat gandalah ujian jisung.

sementara itu felix sama sekali tidak terpengaruh susana canggung dua orang di sebelah kanan dan kirinya. 

ia hanya bersenandung menyusuri jalanan yang ditumbuhi rumput. sesekali ia berhenti untuk memetik bunga yang tumbuh liar di sisi jalan.

chan tersenyum gemas melihat tingkah felix yang penuh semangat. 

ia tertawa mengomentari felix dan jisung hanya bisa tertawa garing seadanya. chan melirik jisung, menyadari kecanggungan lelaki tersebut.

"apa kamu gugup karena aku anak kepala desa?"

"e-ehhhhh tidak juga" kata jisung mengalihkan perhatiannya pada daun daun pepohonan.

"apa kamu gugup karena aku tunangan felix?"

jisung tersandung kerikil jalanan. ia hampir saja jatuh namun berhasil menjaga keseimbangan, "i-itu sih..."

chan menyeringai, "santai saja. aku tidak marah soal yang tadi."

"a-anu! maaf banget! yang tadi itu felix duluan yang nyosor! a-aku cuman nerima dan felix..."

"felix kenapa? apa aku harus marah sama felix soal itu?"

"ehhhhh" jisung tidak bisa menjawab apa apa. ia terdiam memikirkan jawaban namun kemudian ia diselamatkan dengan felix yang memanggil namanya riang.

"sung! sung! jisung! lihat, ada kayu kering!!" felix melambaikan tangan kepadanya. jisung pun sok sibuk lagi dan berlarian menghampiri felix. ia mengetuk ngetuk batang yang ditemukan felix.

"apa ini bisa buat kayu bakar?"

"hmmm tidak dijadikan sarang. tidak ada daunnya juga. tidak terlalu tebal dan tipis. ini bisa buat kayu bakar." 

felix tersenyum senang karena berhasil melakukan apa yang dulu pernah jisung ajarkan padanya.

"aku mau nyoba nebang batangnya!" seru felix semangat meraih raih kapak yang digenggam jisung.

"uhhh ini berat loh" jisung berkata ragu ragu tapi langsung kalah saat felix cemberut sedih.

"ya sudah! ya sudah! aku ajarin caranya nebang sampai batangnya jatuh ya?" raut wajah felix langsung berubah senang menerima kapak yang diberikan jisung setengah hati.

"woahhh ini jauh lebih berat daripada yang kukira" ujar felix hampir menjatuhkan kapak tersebut. ia menyingsingkan kedua lengan sweaternya dan mencoba mengangkatnya lagi.

"baiklah. kau hanya perlu mengayunkan kapak di tempat yang sama berkali kali. anggap saja disini ada garisnya. kamu potong batangnya dari samping"

felix mengangguk dan mengayunkan kapak tersebut. jisung sangat takut melihat felix yang tidak stabil memegang kapaknya. 

seolah kapan saja tangan felix bisa licin karena keringat dan kapak itu meluncur dari tangannya melesat kena kepala seseorang atau sesuatu.

sementara jisung dan felix mengumpulkan kayu bakar, chan sendiri mencari tempat untuk makan siang. 

ia menemukan daerah landai di tepi sungai. tempat yang bagus buat makan siang lesehan. ia bentangkan terpal yang sejak tadi dibawa.

chan juga menata makanan yang dia bawa. itu adalah nasi bakar dan lauk pauk seadanya. 

chan memang menyiapkan makan sore karena tahu felix akan segera lapar karena tadi pagi tidak sempat sarapan. apalagi setelah berkegiatan fisik seperti itu.

saat felix dan jisung kembali dengan peluh keringat, chan duduk saja menikmati air kelapa muda. felix nampak kehabisan nafas namun tersenyum lebar dengan puas.

"cuci muka dan tangan dulu. kita makan sore bersama. tenang saja sung, bagian untukmu ada kok" jisung menghela napas lega takut ia tidak dihitung oleh chan.

jisung dan felix segera kembali dengan wajah yang lebih segar. felix bersenandung sambil membuka daun pisang yang membungkus nasinya. 

harum daging ayam suwir yang gurih dan jamur langsung menyapa penciuman felix.

"ahh tolong ambilkan sendok plastik, dong" kata felix teringat.

jisung dan chan segera mengambilkan sendok plastik masing masing membuat felix bingung mau mengambil milik siapa. chan tersenyum kecil dan meletakkan punyanya sendiri. 

jisung sudah akan melakukan hal yang sama namun chan segera mengambil sendok yang dipegang jisung dan diberikan kepada felix. kalau begini impas kan.

"terima kasih ....ehhh semuanya!" felix tertawa kecil. 

© HONEY, 280122

pertanyaan random sih, kalian pengen jadi apa klo bisa milih subgender di ABOverse? :D

❪ 恋 ❫ HONEY • sunglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang