"aku udah izin keluar sebentar. kamu mau ajak kemana?" tanya felix sambil mengepalkan jemari di sweater pawnya, menahan hawa malam yang dingin menusuk.
jisung tersenyum tak menjawab, terus berjalan membelah hutan dengan lampu petromaks. sesampainya di ujung jalan yang dibuntu sesemakan, jisung berhenti.
"aku pengen nunjukin kamu sesuatu yang cuman bisa dilihat malam hari." ujarnya tersenyum.
jisung menggeser daun sesemakan di sekitarnya kemudian berjalan terus. felix memukau kagum melihat kunang kunang terbang di sekitarnya.
ada danau kecil yang merefleksikan cahaya tersebut, membuat mereka nampak dua kali lebih banyak daripada aslinya.
felix berusaha menangkap satu yang paling dekat dengan wajahnya. ia menepukkan kedua tangan sambil berusaha tak mengencet serangga di kepalan tangan.
ketika tangannya dibuka, kunang kunang itu merayap perlahan dengan cahaya yang pudar.
ia berjalan sebentar menyalakan cahayanya lagi. ketika ekornya mulai bersinar kuning kehijauan, dia pergi menuju jari telunjuk felix.
felix membiarkan kunang kunang itu terbang dari ujung telunjuknya.
"ini beneran masih di bumi?" tanya felix saking indahnya pemandangan yang dia lihat.
"tentu saja" kekeh jisung senang menatap mata felix yang bercahaya melihat kunang kunang.
"kamu suka?" tanya jisung.
aku suka. aku suka lihat wajahmu yang berseri.
"sangat suka! terima kasih sudah menunjukkan ini untukku!"
aku juga suka kamu yang selalu jujur dan tulus.
"aku ingin memberikan ini untukmu" kata jisung mengeluarkan kalung dari kantongnya dan menunjukkan di depan felix.
"hei, ini kalung yang tadi!" seru felix kaget. hatinya berdebar terharu.
"ya, kamu tadi kelihatan kepingin banget. jangan kira aku nggak tahu kalau kamu lupa gak bawa uang." felix tertawa dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"terima kasih, jisung. kamu.. ehm, ternyata romantis juga ya?"
dan aku ingin jadi satu satunya orang yang mendapatkan pujian itu dari kamu.
"mau aku pakaikan?" tanya jisung pelan.
felix mengangguk senang dan merasakan jisung mendekatinya untuk memutus jarak. tangan jisung mengalung di kedua sisi felix dan memasangkan kalung itu di leher felix.
jisung bergumam, "jeongin benar. kau terlihat cantik memakainya."
"bukan kok. ini kalungnya yang memang cantik." kekeh felix.
mereka diam sebentar memandangi kunang kunang di sekitar mereka. felix terlihat tersenyum sambil menggenggam daun pandan yang basah, begitupun dengan jisung.
menunggu keberuntungan kunang kunang mana yang akan mengambil air di daun pandan tersebut.
jisung menelan ludah, "aku... uhm, felix?"
"iya?" melihat kedua mata bulat felix yang tulus, jisung jadi kaku. ia kembali ragu dan bertanya tanya dalam hati.
apa ini memang waktu yang tepat?
apa ini memang hal yang baik untuk dilakukan?
bagaimana kalau felix malah takut dengan jisung?
apa jisung sudah siap kehilangan felix dan waktu berharga yang bisa mereka nikmati sebagai teman?
"jisung. ada apa?" tanya felix dengan wajah khawatir.
"felix, apa kau akan pulang sebentar lagi?" felix tertawa lega.
"memangnya kenapa? apa kau akan merindukanku kalau aku pergi?"
"ya." jawab jisung cepat membuat felix terdiam kaget, "tentu saja aku akan rindu. begitu juga dengan changbin. apalagi jeongin. kamu pikir kami gak akan rindu teman kecil kami yang selalu semangat melakukan apapun, begitu?"
jisung cepat membuat alasan dengan akal bulusnya. felix tersenyum bahagia punya teman teman yang baik dan perhatian.
"tidak. aku punya waktu sebulan disini." jisung sangat lega mendengarnya.
"dulu aku takut sekali waktu kesini. aku pikir tempatnya bakal sepi, dingin, dan suram. ternyata sekarang aku malah menikmatinya dan gak ingin pulang hehe.."
felix tertawa senang saat ada kunang kunang yang mendarat di daun pandannya.
"kamu gak pengen pulang? kamu pengen tinggal disini?"
"iya, kalau dibolehkan haha. kalian semua yang bikin aku nyaman disini. jeongin, changbin, dan kamu jisung, terima kasih."
felix tersenyum kecil. jisung menundukkan kepalanya bergumam. felix menyayangi semuanya dengan setara. felix senang tinggal disini. bukankah itu sudah cukup?
"oh iya, tadi mau bilang apa jisung?" tanya felix mengingat sesuatu.
"ah soal itu. aku pengen tahu kamu besok bisa ke sawahku atau enggak. besok aku mau nanem padi dan aku pikir kamu—"
"mau! aku akan senang melakukannya, jisung!" seru felix semangat.
"ya sudah, aku jemput di tempat kita awal ketemu ya. kamu kan gak bisa turun lereng." canda jisung ringan.
"hei! aku sudah anak desa sekarang! kan udah seminggu tinggal disini!" kata felix tak terima memukul jisung main main.
jisung menjulurkan lidah mengolok felix main main. meski dalam hati merasa kecewa karena gagal mengungkapkan perasaannya.
© HONEY, 030122
klo pacaran skrg ntar cepet tamat buku nya :v
![](https://img.wattpad.com/cover/294506190-288-k633534.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
❪ 恋 ❫ HONEY • sunglix ✔
Fanfic🎠 ꒰ jisung x felix ꒱ ━━━ ❝ apa bedanya kunyit sama kunir? ❞ ❝ seriusan nih kamu gak tahu?!? ❞ ••• [ desc.] felix, si anak kota sedih karena dijodohkan dengan anak kepala desa. tapi ternyata hidup di desa terpencil itu sangat damai dan menyenangkan...