Selamat Membaca! 🍟
“Wonyoung, Lo gak jadi beli kepitingnya?” Eric yang sedang main game di dalam mobil menunggu Wonyoung balik dari restoran melirik adiknya yang baru dari mall tanpa membeli apapun.
Wonyoung duduk di bangku sebelah Eric. Gadis itu menangis terisak-isak. Tangannya tak henti-hentinya mengusap air matanya yang mengalir dari sudut matanya.
Hidung Wonyoung terlihat merah. Bahunya berguncang pelan.
“Lah? Kok nangis?” Eric segera left game dan meletakkan ponselnya di atas dasbor. Afk dari mobile legend.
Pria itu segera meraih tisu di dekat gigi mobil dan memberikannya pada Wonyoung.
Wonyoung meraih tisu. Ia mengelap air matanya.
“Hei, kok nangis, Wony? Lo marah sama Abang karena Abang cereweti tadi mending beli online daripada ke resto langsung?” tanya Eric yang tadi mengomel harus menemani Wonyoung ke restoran saat ia dan Gyuri sedang asyik-asyiknya main PS 5.
Sebenarnya ia merepet karena kalah main game ngelawan Gyuri dan kalau kalah harus pergi nyetir mobil menemani Wonyoung untuk membeli kepiting dan stok makanan di rumah yang tiba-tiba harus mereka beli karena mereka akan keluar rumah. Mama dan Nenek minta tolong. Alhasil jadilah belanja juga.
Sebelum Wonyoung ke restoran, mereka sudah berbelanja dulu. Eric langsung ke mobil karena ia mau main game lain dan malas muter-muter di mall.
Wonyoung tidak membalas. Ia hanya menangis dalam diam.
“Dek?” guratan di kening Eric terlihat jelas. Pria itu bingung melihat adiknya yang tiba-tiba nangis.
“... Lo dicopet?”
Wonyoung menggeleng.
“... Dihiptonis?”
Wonyoung menggeleng lagi.
“Jadi?? Lo kentut pas lagi rame orang terus Lo malu akhirnya nangis kayak gini?”
Lagi-lagi tebakan Eric salah.
Wonyoung mengeraskan suara tangisannya karena mendengar tebakan kakak laki-lakinya yang aneh bin gak jelas dan membuat ia menangis campur ketawa sedikit.
“Jadi?”
“...—Papa... Gue tadi ketemu Papa... T-terus—” Wonyoung gak sanggup melanjutkan. Membayangkan Papa kesayangannya bersama dengan anak yang lahir bukan dari rahim ibunya membuat ia semakin sedih.
Wajah Eric berubah kesal mendengar nama Papa disebut.
“Lo nangis gara-gara ketemu Papa? Ngapain sih ditangisin orang yang udah nyakitin kita, Dek? Gak guna,” kata Eric dengan tatapan keki.
Wonyoung masih tetap menangis. Masalahnya ia begitu sayang pada Papanya. Papanya itu adalah cinta pertamanya. Bukan hanya cinta pertamanya saja. Papa mereka itu adalah cinta pertamanya Gyuri juga.
Seorang Ayah adalah sosok cinta pertama anak perempuannya.
Begitupula Ibu. Ibu adalah cinta pertama bagi anak laki-lakinya. Beruntung Eric memiliki sosok cinta pertama yang setia dan tulus seperti Mama mereka.
Papa mereka adalah sosok yang begitu diidolakan Wonyoung dan Gyuri. Mereka bahkan ingin mencari sosok laki-laki yang baiknya, cerdasnya, tampannya, seperti Papa mereka.
Sayang, sejak tahu Papa mereka menodai sucinya ikatan pernikahan, mereka tak lagi menginginkan pasangan yang seperti Papa mereka.
Eric menarik lembut kepala sang adik agar bersandar pada ceruk lehernya. Pria itu menepuk-nepuk punggung sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. J ✓ SUGAR, PLEASE! [ Sunghoon - Wonyoung ] ™ - (Republish)
Teen FictionTeman bisa jadi musuh. Begitu juga sebaliknya. Setelah jadi musuh? Musuh ya tetap musuh. Gak perlu pakai gula pemanis ucapan kalo ngomong. Gak bakalan berguna. Kalo loe pengen musuh loe berubah jadi manis, beliin dulu gula keramahan untuknya. Tapi...