Empat Belas

1.2K 181 13
                                    

2021










Sugar, Please 14

*Benci tidak perlu dibalas benci. Bisa-bisa kamu yang disangka lebih buruk dari orang yang membencimu di mata semua orang*

"Lo bilang apa tadi? Lo mau ngajak ribut, ya?"

~

"Eh, udah. Jangan berantem," kata Yujin setelah berhasil mencabut uban Jihoon yang kedua puluh.

Jihoon mengangkat kepala, melirik rambut-rambut putihnya yang telah dicabut Yujin di atas meja, lalu mengalihkan pandangan pada Wonyoung dan Sunghoon.

"Udah, Won. Sunghoon-nya jangan dipaksa ngomong. Lo bakal tau sendiri kok kenapa dia gitu. Lo sabar aja," ujar Jihoon bermaksud menenangkan Wonyoung yang siap meledak.

Wonyoung tak menggubris kata-kata Yujin dan Jihoon. Hati dan pikirannya sudah mulai dirasuki rasa benci yang tiba-tiba terpercik karena tumpukan rasa kesal yang menggunung sejak awal Wonyoung duduk sebangku dan mendapat perlakuan yang tak mengenakkan hati dari Sunghoon.

Amarah Wonyoung ibarat api lilin yang berhasil membakar kertas, dan kata-kata Jihoon semakin menambah kobaran api dengan siraman minyak tanah.

Wonyoung makin marah disuruh sabar.

"Diam Lo! Lo pikir enak dibenci orang yang gak pernah Lo sakitin sebelumnya, hah?!" Wonyoung membentak Jihoon. Iya. Wonyoung tidak merasa pernah melakukan kesalahan pada Sunghoon. Sunghoon lah yang cari-cari gara-gara dengannya.

Jihoon terhenyak. Terlebih Yujin. Teman-teman yang lain kaget menatap Wonyoung yang mulai marah pada Sunghoon, dan Jihoon kena amarahnya.

"Jihoon, Lo diam aja. Ini urusan gue sama dia," kata Sunghoon masih bermain game tanpa memandang orang-orang di sekitarnya.

Wonyoung mendengus jengkel.

Tangan Wonyoung langsung merampas ponsel Sunghoon dan membantingkannya agak menyamping ke meja. Saking kuatnya lemparan Wonyoung, ponsel tersebut melesat mencium meja sekilas, terpental pada tepi meja lalu melayang ke udara hingga akhirnya sukses membentur lantai kelas setelah berputar-putar di udara.

Sunghoon menoleh ke tempat ponselnya mendarat di depan kelas mereka.

"Kalau nyampak ponsel itu jangan ke meja, mending ke lantainya aja langsung. Kan hape gue capek mesti tercampak di meja dulu baru lantai," ujar Sunghoon dengan nada sinis dan masih memandang ponselnya di dekat pintu kelas. Meja mereka berdua memang berada paling depan, jadi ponsel Sunghoon tidak sempat menabrak meja teman-teman yang lain dan cowok itu merasa lega sedikit.

"Oh gitu," Wonyoung mengangkat dagunya dan berdiri hendak mengambil smartphone milik Sunghoon untuk dibanting kembali.

Sunghoon mendengus. "Kalo marah jangan sama hape orangnya, tapi sama orangnya aja," sindir Sunghoon saat Wonyoung telah berada di depan kelas.

"Heh, kalian! Kalo berantem jangan di kelas. Lo pada mau kita sekelas kena hukum sama guru karena ribut?" sela Jake saat aura Wonyoung dan Sunghoon mulai merah akibat marah.

Sunghoon bergeming di tempat, sedangkan Wonyoung mulai berjalan cepat ke Sunghoon dengan tangan terangkat tinggi memegang ponsel Sunghoon. Entah bagaimana nasib balok tipis hitam milik Sunghoon, apa akan dibanting ke lantai, dilempar ke wajah Sunghoon, atau... entahlah.

"Berhenti, Won!" Jihoon menghadang Wonyoung lalu merebut paksa ponsel Sunghoon. Yujin segera menghampiri Wonyoung saat cewek itu memberontak. Jake, sang ketua kelas mendatangi Sunghoon bersama Jay, takut tiba-tiba Sunghoon melakukan tindakan yang tidak diinginkan agar bisa langsung mereka tangani.

"Tutup pintu, kelas!" seru Jake pada entah siapa, yang kemudian dipatuhi oleh Yuri, sebangkunya. Ia takut kalau guru BK yang sering lalu lalang melihat kejadian ini di kelasnya. Bisa-bisa dihukum sekelas!

"Lepasin gue!" Wonyoung meronta saat kedua lengannya dicekal Yujin dan Yuri. Wonyoung seperti orang kesurupan atau orang gila yang sedang ditangani. Cewek itu berusaha mendekati Sunghoon yang kini berdiri sembari memasukkan tangan dalam saku celananya.

Bugh!

Tendangan super dahsyat yang seharusnya menendang paha Sunghoon, meleset sedikit sehingga mengenai area terlarang milik Sunghoon. Kontan cowok itu membungkuk dan terbaring di lantai dengan badan melengkung ke dalam demi menahan sakit luar biasa yang tak tertahankan. Ia serasa mau meninggal karenanya. Oke, berlebihan. Tapi, Sunghoon benar-benar mau mati karena cowok itu tak berkata apa-apa dengan wajah, kuping, dan leher yang merah padam.

"La illa ha illallah...," ucap Sunghoon parau.

Teman-teman sekelas membeliak kaget.

Tak luput Wonyoung.

"Mati gue," batin Wonyoung kacau.

1. J ✓ SUGAR, PLEASE! [ Sunghoon - Wonyoung ] ™ - (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang