2021
Sugar, Please 12
"Gue bakal turun kalo Lo ngaku sama gue kenapa Lo benci banget sama gue!"
~
Sunghoon membuka kaca helmnya kasar. Matanya yang besar dan teduh menyipit.
"Turun!" titah Sunghoon mengedikkan kepala ke samping ninjanya.
Wonyoung melihat lantai semen parkiran yang Sunghoon tunjuk sekilas, lalu menggeleng cepat.
Sunghoon berdecak. Cowok itu menutup kaca helmnya dan mulai menggas sepeda motornya yang mesinnya sudah hidup sedari tadi.
"Lo mau bawa gue pergi, ya?" tanya Wonyoung pada Sunghoon yang mengemudi sepeda motor pelan di sepanjang area parkir.
Hanya deru motor yang berat yang terdengar.
Selepas sepeda motor keluar dari gerbang sekolah, Sunghoon langsung menambah kecepatan dari 10 km/jam menjadi 40 km/jam. Masih standar.
Tiga puluh detik kemudian, ninja biru milik Sunghoon melesat lebih cepat dari sebelumnya. Mungkin 120 km/jam, menurut Wonyoung. Oke, mungkin berlebihan, tapi rasanya jantung Wonyoung akan melompat dari dalam dadanya.
"Sunghoon, pelan-pelan!" teriak Wonyoung yang suaranya seakan terbang bersama angin.
Sunghoon tak mengacuhkan jeritan penumpang gelapnya. Ia malah membuat Wonyoung menjerit dan berdoa dalam hati.
"Sunghoon! Berhenti!" pekik Wonyoung saat Sunghoon bermanuver bak Valentino Rossi saat berbelok di arena balap. Untung saja Sunghoon pembalap kw. Kalau tidak, mungkin Wonyoung udah luka-luka akibat mencium aspal jalanan saking jagonya saat berbelok sampai miring banget seperti pembalap motor di siaran motogp.
Sunghoon dan Wonyoung hanya miring sekitar enam puluh derajat saat berbelok. Namun, hal itu membuat jantung Wonyoung mengedor-ngedor tulang rusuknya agar bisa melompat keluar. Nyawanya nyaris tercampak-campak.
"Ya Allah, jangan cabut dulu nyawaku," batin Wonyoung di sepanjang jalan.
Plak... plak...
Jaket kelabu Sunghoon yang tak dikancing berkibar-kibar ke arah belakang dan menampari wajah dan leher Wonyoung. Gadis manis itu menutup mata terkena gamparan jaket Sunghoon yang kejam akibat terhembus angin.
"Mamaaaaaa!" seru Wonyoung tatkala ninja biru Sunghoon melewati polisi tidur dengan kecepatan tinggi hingga membuat Wonyoung melambung ke udara dan kembali duduk dengan posisi yang bergeser agak jauh dari Sunghoon. Wonyoung hampir saja mendapat serangan jantung karena dirinya seakan jatuh terpental ke belakang kalau tidak segera mencengkeram ransel Sunghoon.
Sunghoon menyetir membabi buta. Cowok itu tak peduli pada Wonyoung yang teriak-teriak saat ia berhasil menyalip beberapa kendaraan di depannya.
Entah gaya mengemudi Sunghoon biasanya gila seperti ini atau akibat Wonyoung yang jadi boncengannya, Sunghoon terlihat seperti pengendara motor gadungan yang menculik anak orang.
Cowok itu asal saja menekan klakson sehingga menimbulkan polusi suara di jalanan. Ia bahkan berani menyelip di celah antara dua mobil yang cukup sempit dengan laju maksimum.
Sunghoon bahkan nekat menyalip sebuah truk dari jalur kiri sampai mau menabrak trotoar lalu melaju kencang menyalip mobil pribadi yang hendak berbelok sehingga klakson panjang dan makian jatuh padanya.
Wonyoung pengen nangis. Ia takut mati. Di sepanjang jalan, cewek itu merasa gelisah, kesal, marah, dan takut.
Rambutnya yang tergerai tampak acak-acakan dan menutupi wajahnya.
Ckiitt...
Sunghoon mengerem mendadak.
Lengan kanan Wonyoung menubruk punggung Sunghoon kuat hingga Sunghoon agak terdorong ke depan.
Tangan Wonyoung masih mencengkeram ransel Sunghoon. Cewek itu memejamkan mata. Napasnya tak beraturan. Jantungnya berdegup cepat dan bibirnya pucat.
Sunghoon menoleh ke belakang.
"Turun."
"Gue gak mau turun sebelum Lo bilang alasan Lo benci gue," ujar Wonyoung dengan tempo lambat.
"Ada Pak Polisi di sana."
"Oke, gue turun."
Wonyoung segera turun dengan kaki gemetaran dan rambut acakan bak rambut singa jantan.
Bremm...
Sunghoon langsung meninggalkan Wonyoung yang masih mengatur perasaannya yang terasa tercampak-campak efek balapan liar barusan.
"Oke, gue dibohongi," kata Wonyoung. Kaki gadis itu gemetaran. Tangannya juga tremor. Bibirnya pucat. Mau mati rasanya dibonceng Sunghoon yang gak ada santai-santainya bawa motor.
Cewek itu menarik napas dalam-dalam, hendak berteriak kencang di pinggir jalan.
"SUNGHOON *****************!!!!” Wonyoung sampai cakap kotor karena Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. J ✓ SUGAR, PLEASE! [ Sunghoon - Wonyoung ] ™ - (Republish)
Novela JuvenilTeman bisa jadi musuh. Begitu juga sebaliknya. Setelah jadi musuh? Musuh ya tetap musuh. Gak perlu pakai gula pemanis ucapan kalo ngomong. Gak bakalan berguna. Kalo loe pengen musuh loe berubah jadi manis, beliin dulu gula keramahan untuknya. Tapi...