Sugar, Please!
*
"Yujin! Lo sama gue, ya!" teriak Sunghoon pada Yujin yang berjalan menuju parkiran bersama Wonyoung. Dua cewek itu barusan dari kamar mandi sehabis kerja kelompok dengan Sunghoon dan Jihoon di sekolah. Mereka berempat menjadi satu kelompok pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam membuat slogan bergambar sebagai tugas dari guru.
"Yujin sama gue," kata Jihoon mengulurkan helm untuk Yujin.
Sunghoon mendengus. "Gue juga bawa helm untuk Yujin. Yujin, Lo sama gue. Pokoknya pulang sama gue aja." Sunghoon melihat Yujin dengan wajah memohon.
"Yujin sama gue. Kami tetanggaan. Kenapa gak sekalian aja sama gue?" komentar Jihoon sambil melirik Wonyoung yang diam saja kayak orang keempat dalam kisah cinta segitiga antara Yujin, Jihoon, dan Sunghoon.
Mereka berempat dan teman-teman lain pulang sore dan suatu kewajiban yang tak tertulis bagi cowok-cowok di kelas mereka untuk mengantar cewek sekelas apabila hari menjelang malam.
Yujin dan Wonyoung tampak bingung. Kenapa dua cowok itu malah memperebutkan Yujin pulang dengan mereka waktu malam hari ini?
"Yujin, Loe sama gue. Titik," Sunghoon memundurkan sepeda motornya dan mendekati Yujin dan Wonyoung.
"Yujin, sama gue aja!" ajak Jihoon yang mulai mengengkol sepeda motornya.
Sunghoon mendelik pada Jihoon. Ia juga ikut menghidupkan mesin motornya.
"Sama gue aja, Yujin. Duduk sini," Sunghoon menepuk-nepuk jok belakang sepeda motornya.
"Lo sama Wonyoung aja, ya. Gue sama Jihoon," tolak Yujin halus.
Sunghoon mengerutkan kening. "Gue maunya sama Lo. Cepet. Naik!" Sunghoon mengedikkan dagunya dan meminta Yujin duduk di belakangnya.
"Ujin, sama gue aja! Sunghoon biar boncengan sama Wonyoung," kata Jihoon. Cowok itu melirik pada Wonyoung. Semoga Wonyoung paham. Ini semua agar Wonyoung dan Sunghoon menjadi dekat setelah memperbaiki kesalahan yang pernah Wonyoung lakukan meskipun Wonyoung merasa tidak pernah melakukan kesalahan.
"Oke!" Yujin berlari-lari kecil ke tempat Jihoon.
"Kita duluan, ya!" Yujin dan Jihoon kompak pamit pada Sunghoon dan Wonyoung setelah Yujin duduk manis di belakang Jihoon.
Selepas dua teman mereka tak lagi tampak dari penglihatan Wonyoung dan Sunghoon, Sunghoon berteriak pada cewek sekelas mereka yang lewat.
"Jihan! Pulang sama gue, yuk. Gue anterin," Sunghoon melambaikan tangan pada Jihan.
Cewek berkacamata tebal itu menoleh. Ia menggeleng pelan. "Gue sama Haruto, Sung."
"Harutonya mana?" Sunghoon celingukan mencari sosok cowok yang dimaksud Jihan.
"Masih nganterin Monday," jawab Jihan sambil melirik Wonyoung yang berdiri kaku di dekat Sunghoon.
"Ya udah. Sama gue aja. Biar cepet," tawar Sunghoon.
Jihan menggeleng. "Lo sama Wonyoung aja. Wonyoung kan rumahnya lebih deket ketimbang gue."
Tanpa pikir panjang, Sunghoon berujar, "Ya udah. Gue duluan ya, Han."
Wonyoung ditinggal begitu saja.
"Cowok nyebelin!!!" pekik Wonyoung histeris setelah cowok itu hilang dari pandangannya dan Jihan.
"Sabar, Wony... Sabar..." kata Jihan yang tidak habis thinking dengan kelakuan manusia bernama Sunghoon barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. J ✓ SUGAR, PLEASE! [ Sunghoon - Wonyoung ] ™ - (Republish)
Fiksi RemajaTeman bisa jadi musuh. Begitu juga sebaliknya. Setelah jadi musuh? Musuh ya tetap musuh. Gak perlu pakai gula pemanis ucapan kalo ngomong. Gak bakalan berguna. Kalo loe pengen musuh loe berubah jadi manis, beliin dulu gula keramahan untuknya. Tapi...