LOS ANGELES, 03.00 P.M, 20 April 2014
Bunyi derap langkah kaki mengalun tegas namun teratur menunjukan sang pemilik kaki yang sedang terburu namun tetap berwibawa dalam melangkah. Seorang pemuda berambut raven dan berpakaian serba hitam menatap lurus lorong di depan. Mata elangnya tajam seolah akan melahap apa saja yang akan menghalang langkahnya yang terlihat sangat terburu itu. Di belakangnya empat orang yang tampak seperti pengawal berstelan kemeja putih, berdasi dan berjas hitam mengikuti langkahnya. Ia membelok ke kanan di pertigaan lorong tersebut dan mempercepat langkahnya saat mendapati sebuah pintu di ujung lorong tersebut. Mendorong kasar pintu di hadapannya, ia segera masuk dan menatap datar seseorang yang duduk membelakanginya.
"Selamat datang, Sasuke-kun?" sapa seorang berambut abu-abu yang berdiri di samping pria yang duduk membelakanginya itu.
"Dimana dia?" ucap pemuda yang dipanggil Sasuke itu tanpa mempedulikan sapaan sang pria berambut abu-abu. Matanya terus tertuju pada kursi yang membelakanginya itu. Kabuto, pria yang berambut abu-abu sedikit mendengus dan beralih menatap tuannya yang duduk di sampingnya.
"Kau sudah datang Sasuke-kun?" jawab pria yang berada di balik kursi itu.
"Tidak usah basa-basi. Cepat katakan dimana dia?" balas Sasuke dingin. Pria itu tertawa menyeramkan."Seperti biasa, tidak sabaran."
Pria itu membalik tubuhnya. Seorang pria lima puluhan. Rambut hitam panjangnya dan senyuman mengerikan di wajahnya membuat tidak ada yang ingin berada di dekatnya terlalu lama. Wajahnya yang sedikit kurus, matanya yang beriris kuning dan kulitnya yang pucat membuatnya terlihat seperti mayat hidup. Aura mangerikan selalu terasa saat ia tersenyum. Sasuke menatap datar pria tua itu. Mereka berdua saling tatap untuk beberapa saat sebelum akhirnya sang pria tua itu kembali tertawa.
"Jangan habiskan waktuku! Cepat katakan dimana dia?!" ucap Sasuke saat mendengar tawa lelaki tua itu.
"Hei Uchiha! Bersikaplah sopan pada Orochimaru-sama!" bentak Kabuto yang dibalas dengan lirikan sengit tidak suka dari Sasuke.
"Sudahlah Kabuto" ucap Lelaki tua yang bernama Orochimaru itu setelah berhenti dari tertawanya. Ia menatap Sasuke sambil tetap tersenyum. "Kau belum bisa bertemu dengannya Sasuke-kun. Penelitianku padamu belum selesai. Tubuhmu masih belum stabil menerima
"Hentikan omong kosongmu tua bangka!" potong Sasuke setengah menghardik. Kabuto sudah akan maju untuk menghajar Sasuke karena ucapannya yang sangat kurang ajar itu, sebelum sebuah tangan menghentikan niatnya. Kabuto menoleh manatap Orochimaru dengan tatapan tidak terima. Namun pada akhirnya ia hanya mendengus dan kembali menatap Sasuke tidak suka.
"Aku datang padamu bukan untuk menjadi budakmu. Kita punya perjanjian. Dan aku yakin kau tidak melupakannya kan?".Senyum di wajah Orochimaru menghilang. Agak kesal juga mendengar ucapan kasar Uchiha di depannya.
"Aku sudah melakukan apa yang kau inginkan. Dan ternyata kau malah berkhianat dan menyembunyikan semua dariku. Apa kau ingin aku menembak kepalamu sekarang juga?" ucapnya dingin.
"Jaga sikapmu Uchiha! Jangan seenaknya mengancam! Kau ingin mati hah!"
Kali ini Kabuto sudah tidak bisa tinggal diam lagi. Ia membentak pria itu geram. Namun seolah menganggapnya tidak ada Sasuke mengabaikannya.
"Aku tidak ada urusan denganmu."
Sasuke mengatakannya tanpa memandang pada Kabuto yang langsung berdecak sinis mendengarnya. Laki-laki itu tahu sudah tidak ada gunanya lagi mendebat Uchiha muda yang seolah sudah tidak takut apapun lagi itu.
"Katakan dimana dia. Atau aku akan membunuhmu sekarang"
Orochimaru terdiam untuk sesaat, seolah sedang menyusun kalimat yang tepat untuk dapat menjawab pemuda yang sedang terbakar kemarahan di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTERS
RomanceSakura, member band rock terkenal. Gadis garang, keras kepala dan pembangkang. tidak ada yang ditakutinya kecuali Pein, kakaknya. Bagaimana kalau Sang Kakak yang ditakutinya, memaksanya masuk organisasi keluarga mereka yang membuat Sakura mengetahui...