Klik.
Klik.
"Haruno-san, bisa tolong jelaskan apa yang terjadi?"
Suara jepretan kamera itu terdengar dari segala penjuru arah, membuat Sakur ahanya mampu menundukkan kepalanya dalam upaya menyembunyikan wajahnya dari bidikannya.
"Haruno-san, Shimura-san, apa benar pemberitaan itu? Anda berdua mempunyai hubungan khusus?"
Namun, mau diupayakan seperti apapun, ia tak mampu menyembunyikan identitasnya dari ratusan wartawan yang berlomba-lomba mengorek keterangan darinya itu"Sakura-san, apa benar pria berambut merah yang ada dalam foto-foto yang beredar di internet adalah kekasih anda?"
"Shimura-san, apa benar Haruno-san sedang hamil anak anda?"
"Haruno-san, bukankah ada beberapa foto anda dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan. Apa hubungan anda dengan beliau?"
Pertanyaan-pertanyaan itu terasa menuntut memecahkan gendang telinganya. Membuatnya merasa semakin tertekan karenanya."Apa benar pemuda berambut merah tersebut adalah salah satu anggota keluarga Sabaku-san?"
Ini sudah benar-benar keterlaluan. Merek a menanyakan sesuatu yang tidak dapat dipastikan kebenarnya. Membuat Sakura muak saat mendengarnya.
"Sakura-san...""HENTIKAAAAAANNNNN!"
Suara membahana Sakura itulah yang menjadi akhir dari pertahanan yang coba gadis itu bangun saat ini. Namun sepertinya itu tidak juga menghentikan berondongan pertanyaan para wartawan yang tengah mencegat mereka di halaman depan kantor NJE.
"Itu semua tidak benar! Itu tidak benar!"
Ia sudah hampir menangis saat telinganya masih menangkap suara bariton Sai yang tengah menarik lengannya keluar dari lautan wartawan di sekeliling mereka.
"Tidak ada gunanya kau menjawab sekarang, Sakura. Lebih baik kau simpan energimu,"
Sakura menoleh menatap pemuda itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Itu benar, Sakura-chan. Biar kakek yang mengurus masalah ini. Sebaiknya sekarang kita kembali ke apartement masing-masing dulu, sampai masalah ini mereda."
Dibelakangnya Naruto berjalan mengikuti langkahnya sambil berusaha melindungi jalannya bersama beberapa bodyguard kakeknya. Sakura mulai sesenggukan.
Oh, ada apa lagi ini? Kenapa ia sesial ini? Masalah selalu mengikutinya akhir-akhir ini. Ia hanya pasrah saat Sai membuka pintu mobil dan memegang kepalanya menyuruh untuk masuk mobil. Seorang bodyguard masuk di belakang setir sedang Naruto duduk di sebelah bodyguard itu. Sai sendiri langsung masuk dan duduk di samping Sakura. Dan tanpa menunggu lama lagi, mobil mereka melesat meninggalkan puluhan wartawan di belakang mereka.
Sai menoleh ke arah para wartawan itu, sebelum ia kembali melihat kedepan dan menghela nafas saat melirik Sakura yang sedang menangis. Tangannya tergerak untuk menepuk kepala gadis itu.
"Apa aku akan benar-benar dikeluarkan dari band? Aku akan dikeluarkan? Apa yang diberitakan itu tidak ada yang benar! Aku tidak mau keluar dari band, Sai," isaknya panik.
"Itu tidak akan terjadi, Sakura," jawab Sai tenang. Namun sepertinya jawabannya itu tidak membuat tangis Sakura mereda.
"Tapi... tapi...,"
"Sudah kubilang itu tidak akan terjadi!" potong Sai sedikit meninggikan suaranya. Agak kesal juga menghadapi sikap Sakura yang selalu tidak dapat mendinginkan kepalanya. Sakura tercekat namun akhirnya ia hanya bisa menunduk sambil sesenggukan.
"Ini pasti ulah si rambut merah, Karin!" teriak Naruto geram. Sakura mendongakkan kepalanya menatap sahabat pirangnya itu.
"Kau tidak dapat menuduh tanpa bukti, Naruto," tegur Sai. Ia sempat melihat reaksi Sakura yang mengeras mendengar perkataan Naruto tersebut. Dan ia tidak mau terjadi hal-hal buruk lainnya yang dapat merusak citra band mereka hanya karena hal-hal yang belum terbukti kebenarannya. Naruto menatapnya sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTERS
RomanceSakura, member band rock terkenal. Gadis garang, keras kepala dan pembangkang. tidak ada yang ditakutinya kecuali Pein, kakaknya. Bagaimana kalau Sang Kakak yang ditakutinya, memaksanya masuk organisasi keluarga mereka yang membuat Sakura mengetahui...