"Apa yang kau lakukan?" tanya Sasori dingin begitu rombongan Kankuro menghilang. Itachi yang sudah melepaskan tangannya dari pinggang Sakura menoleh menatap Sasori. Sakura memasang wajah bodohnya memandang wajah bengis kakaknya itu.
"Tidak usah pura-pura bodoh. Kau tahu tadi itu pertemuan penting! Dan kau merusak segalanya!"
Kali ini suara Sasori meninggi, membuat Sakura cemberut seketika.
"Aku bisa jelaskan Nii-chan! Aku sungguh tidak tahu tentang peraturan itu! Ada yang mencoba menjebakku!" jawab Sakura membela diri setengah merajuk.
"Aku tidak peduli apapun itu! Kau pikir hanya itu kekacauan yang kau buat! Dari awal kau masuk ruangan ini kau sudah membuat masalah bahkan sampai akhirpun kau masih tidak sadar juga kalau sedang berbuat ulah! Apa kau pikir kita disini sedang bermain-main!"
"Nii-chan ini bagaimana? Bukannya berterima kasih malah memarahiku! Aku tadi membela Nii-chan!" balas Sakura dengan suara sedikit tinggi.
"Membela katamu? Yang benar saja! Kau membuatku malu tahu tidak! Berterimakasih? Harusnya aku menendangmu sejak pertama kali kau masuk!".
"Nii-chan!"
Sakura menjerit, airmatanya tergenang di pelupuk matanya. Sasori terpaku melihat wajah kecewa di wajah adiknya itu. Itachi hanya diam. Untuk sesaat hanya kebekuan yang menyelimuti mereka sampai akhirnya Sakuralah yang pertama buka suara.
"Baik! Aku akan pergi dari hadapanmu! Aku pikir kau peduli padaku! Aku juga tidak akan peduli lagi padamu!"
Sakura mengusap airmatanya yang hampir tumpah. Ia berjalan ke arah seorang pengawal dan merampas gitar yang tadi di bawanya dan berbalik hendak menuju pintu. Karena berjalan sambil menghapus sisa airmatanya ia tidak melihat kalau seorang pria telah berdiri beberapa langkah dari dirinya. Betapa terkejutnya ia saat melihat ke depan. Langkahnya terhenti. Iris hijaunya bersiborok dengan iris berwarna senada milik pemuda itu.
Gaara.
Entah halusinasi atau memang sungguhan, ia melihat seringai kecil di wajah pemuda berambut merah tersebut. Wajahnya semakin menekuk masam, melihat pemuda sekutu pria Korea yang menjadi sumber pertengkarannya dengan Sasori. Tak mau berlama-lama berhadapan dengan pemuda itu, Sakura membuang mukanya asal dan kembali berjalan dengan angkuh. Namun tepat di samping pemuda itu, langkah Sakura kembali terhenti saat mendengar suara Sasori.
"Ah Sabaku-sama, sudah berapa lama anda di sana?"
Suara sapaan kakak laki-laki Sakura itu terdengar ramah walau masih ada kesan dingin, membuat Sakura reflek membalikkan tubuhnya dengan cepat dan menatap pemuda itu sengit.
"Dasar Penjilat!" teriaknya kemudian kembali berjalan menuju pintu dan membantingnya kasar. Sasori hanya bisa menghela napas mendengar teriakan Sakura sebelum pandangannya beralih ke arah Gaara yang masih menatap kepergian gadis itu.
"Ada apa anda kembali, Sabaku-sama?" tanyanya pada pemuda itu. Gaara berbalik menatap Sasori.
"Hn, buku catatanku tertinggal," katanya sambil berjalan menuju tempatnya tadi. Mata Sasori menangkap sebuah buku agenda yang ada di atas meja.
"Ah baiklah Sabaku-sama,"
Dan selanjutnya hanya keheningan yang menyelimuti mereka mengiringi langkah Gaara yang kini bergerak mendekati meja untuk mengambil agendanya.
"Apa tidak apa-apa?"
Sampai suara Itachi memecahkan keheningan di ruangan itu. Sasori menoleh memandang pria Uchiha itu tidak mengerti. Gaara mengangkat kepalanya, merasa tertarik dengan apa yang dikatakan Itachi, pemuda yang telah membuatnya harus merasakan sensasi aneh ketika melihatnya memeluk Sakura tadi. Pemuda yang entah mengapa seketika berubah wujud menjadi seekor predator yang harus ia waspadai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTERS
RomanceSakura, member band rock terkenal. Gadis garang, keras kepala dan pembangkang. tidak ada yang ditakutinya kecuali Pein, kakaknya. Bagaimana kalau Sang Kakak yang ditakutinya, memaksanya masuk organisasi keluarga mereka yang membuat Sakura mengetahui...