Chapter 13

254 47 20
                                    


"Jadi...Intinya kau ditolak?"

Sakura mendesah saat lantunan suara cerah Ino menembus gendang telinganya. Tidak salah kalau gadis itu menyimpulkan demikian. Ia tidak tahu secara keseluruhan ceritanya. Ia tidak tahu tentang kegalauan Sakura pada sang kakak yang membuatnya nekat melakukan hal konyol pada pemuda Uchiha tampan itu, sebagai pelampiasannya. Yang ia tahu hanya Sakura yang menyatakan cinta pada Uchiha Sasuke dan Sasuke yang menolaknya.

Yeah.

Sasuke menolaknya.

Mungkin tidak bisa dikatakan begitu juga.

Sasuke hanya mengatakan hal yang ambigu yang Sakura tidak mengerti apa maksudnya. Dan ia juga tidak mau memikirkannya. Bahkan jika Ino menyebutnya sebagai penolakan pernyataan cintanya, ia juga tidak akan peduli.

Masih jelas dalam ingatannya, bagaimana sang Uchiha membawanya menghindar dari kejaran para paparazi yang –yeah, tentu saja– ingin tahu tentang 'kejadian' yang terjadi di depan dorm agensi Sakura, yang melibatkan mereka berdua. Ia masih ingat bagaimana canggungnya suasana di dalam mobil Sasuke yang meluncur ke kediaman Uchiha setelah 'kejadian' itu. Dan tentu saja dia ingat dengan jelas percakapan mereka di tengah kecanggungan itu.

"Apa maksudmu tadi?"

Sakura yang kala itu benar-benar tidak dalam mood yang baik hanya bisa menghela nafas lelah.

"Apa kurang jelas? Menurutmu sendiri bagaimana?"

Sasuke tidak menjawab, ia hanya menoleh ke arah Sakura dan menatapnya dalam. Beberapa menit dalam diam, Sakura sedikit jengah dengan tatapan setajam laser dari Sasuke itu. Karenanya ia menoleh dan menatap malas pada Sasuke.

"Apa?"

"..."

"..."

"Hn,"

Setelah diam beberapa saat, akhirnya hanya sebuah gumaman yang dilontarkan Sasuke sebagai jawaban atas pertanyaan ketus dari Sakura.

Tangannya perlahan menjulur kedepan mengiringi tatapan bingung dari Sakura dan berakhir dengan sebuah sentilan di dahi Sakura. Semua terjadi dengan begitu cepat bagi Sakura. Dan itu membuatnya reflek menutup mata dan memegang dahinya.

"Aw! Apa yang kau lakukan?!" semburnya kesal.

Tidak sakit memang, ia hanya terkejut dengan aksi Sasuke. Matanya melotot menatap Sasuke yang balas menatapnya datar tanpa rasa bersalah.

"Kembalilah padaku, jika kau benar-benar sudah siap menjadi kekasihku,"

Sakura ingin meneriakinya tentang betapa narsisnya pemuda itu. Tapi melihat tatapan setajam elang itu membuat kata-katanya tertahan di tenggorokan.

Ia tidak tahu, apa ini hanya perasaannya atau apa. Hanya saja, Sakura merasa mata itu sedang mengintimidasinya. Bukan sebuah tatapan penuh kenarsisan. Bukan juga tatapan yang meremehkannya. Tatapan itu cenderung sebuah perintah yang memintanya untuk bersikap tegas.

Tegas pada perasaannya sendiri?

Entahlah. Yang pasti, seketika Sakura tidak mampu lagi untuk berkata-kata. Seketika sebuah perasaan bersalah bersarang di hatinya karena telah mempermainkan pemuda di hadapannya kini. Ia menyesal karena telah memanfaatkan pemuda ini di depan para paparazi tadi.

Sakura tidak ingin memikirkan maksud dari kata-kata pemuda itu. Ia juga tidak peduli jika itu adalah penolakan dari sang Uchiha. Ia hanya merasa bodoh karena sudah melakukan kekonyolan tidak berguna di hadapan para paparazi yang akan membuat skandal baru lagi untuknya, hanya karena sebuah tujuan yang sia-sia. Dan untuk kesekian kalinya ia mendesah lelah.

MONSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang