Chapter 17

712 76 79
                                    

Sasuke terduduk dalam kegelapan malam. Matanya tak lepas dari sosok yang sedang tidur damai di hadapannya kini.

Sakura.

Masih jelas di ingatannya apa saja yang terjadi kemarin. Rentetan peristiwa yang masih belum mampu ia terima dengan logika.
Mungkinkah itu terjadi?
Bahwa gadis di hadapannya kini adalah sesuatu yang dicari oleh Orochimaru. Sebuah kunci yang terus di gaung-gaungkan oleh laki-laki itu. Sesuatu yang membuatnya buta mata hati dan logika hanya karena keinginannya untuk balas dendam pada Sang Kakak?

Itachi.

Adalah hal lain yang masih belum mampu ia terima dengan akal sehatnya. Ini adalah kali pertamanya ia mengambil waktu untuk merenungkan apa  yang sudah kakaknya itu alami. Jika kebenaran tentang Sakura saja belum mampu ia percayai, apalagi kebenaran tentang Sang Kakak. Tapi apa yang ia lihat beberapa waktu yang lalu bukan sesuatu yang bisa ia anggap sebagai bualan. Dengan mata kepalanya sendiri ia sudah menyaksikan apa saja yang sudah terjadi dalam kehidupan Itachi. Tentang alasannya membunuh semua anggota keluarganya. Sebuah kebenaran yang membuat hatinya goyah. Membukakan matanya untuk memlihat bangkai yang disembunyikan klannya padanya selama ini.

Bunyi ponselnya membawanya kembali dari pengembaraan pikirannya.untuk pertama kalinya onixnya berkedip menemukan kehidupannya. Ia menghela napas panjang sebelum kemudian menolehkan kepalanya menatap benda pipih di sampingnya itu. Nama Kimimaru membuatnya mau tak mau mengambil benda itu sebelum mengangkat panggilan itu.

“Ada apa?”

“Kau baik-baik saja? Apa benar tidak apa meninggalkanmu sendirian bersama gadis itu? Aku masih mengkhawatirkan kalian berdua, terlebih gadis itu.”

Sasuke menghela napas sambil mengurut pangkal hidungnya.

“Tidak apa. Aku akan membawanya ke laboratoriumnmu, jika terjadi sesuatu.”

“Baiklah, aku percaya padamu. Jangan sampai ia jatuh ke tangan yang salah dan satu lagi.”

Sasuke mengerutkan alisnya ketika mendengar jeda dari ujung sana.

“Katakan padaku jika kau berubah pikiran dan ingin mempublikasikan pada public tentang penemuanku ini. Aku akan membunuhmu jika kau inginmengambil keuntungan sendiri tanpa melibatkanku. Ingat, akulah yang menemukannya.”

Sasuke mendengus mendengar kalimat konyol itu. Sepertinya laki-laki itu tidak mengerti apa yang sudah ia ucapkan sebelum mereka berpisah kemarin.

“Aku tidak tahu apa yang membuatmu mengatakan ancamanmu kemarin. Tapi sepertinya itu tidak begitu serius. Ingatlah, setiap penemuan yang fenomenal memang kadang mempertaruhkan nyawa karena ada pihak-pihak yang tidak suka dan ingin menguasai sendiri. Aku sudah memikirkannya dan mencari banyak sumber tentang itu. Aku punya banyak contohnya, jadi aku mengerti kekhawatiranmu. Tapi tenang saja, begitu hak sulung itu kita peroleh, kita akan mendapatkan perlindungan hukum.”

Sasuke mendengus kuat-kuat. Dengan menekan segenap emosinya ia masih mencoba mengatakan kalimat selanjutnya, mencoba bersabar menghadapi dokter konyol itu.

“Sepertinya benar apa yang Suigetsu katakan, kau tidak akan mudah percaya sebelum kau mengalami sendiri apa yang sudah diperingatkan orang lain padamu.”

“Apa?”

“Orang yang berada di belakang gadis ini adalah orang yang kebal hukum. Jadi kalau kau masih sayang nyawa, ikut saja perkataanku. Aku udah memperingatkanmu.”

“Baiklah. Baik. Tidak usah marah begitu.”

Terdengar helaan napas dari seberang sana.

“Kau juga tidak akan memberitahu Tuan Orochimaru?”

MONSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang