Chapter 18

711 67 69
                                    

Sasori berjalan cepat menuju kamar dimana tempat Sakura berada seperti yang Sasuke katakan. Ia berdiri tepat di depan sebuah pintu yang bertuliskan angka sama dengan key card di tangannya kini. Ia menatap key card ditangannya dan nomor pintu itu bergantian. Seolah memastikan bahwa tempat tujuannya adalah benar. Setelah yakin dengan tujuannya, ia langsung saja menempelkan key card itu sebelum membuka pintu di hadapannya kini. Dan hal pertama yang ia saksikan saat membuka pintu di depannya adalah Sakura yang kini menoleh pelan ke arahnya.

“Sasuke, sebenarnya kita akan kema – Nii –nii-chan?!”

Suara penuh keterkejutan itu membuat Sasori menyeringai. Apalagi mendengar kata-kata sebelumnya. Tampaknya Sasuke telah membuat adiknya itu percaya sepenuhnya padanya sampai ia tak sungkan berbicara dengan akrab padanya.

“Halo, Sakura. Menikmati harimu dengan Uchiha Sasuke?”

Ia tahu kemungkinan Sakura yang masih trauma dengan keluarganya membuat gadis itu tak punya banyak pilihan dengan siapa orang yang akan ia percayai. Tapi mendapati gadis itu tampak santai berbicara dengan Sasuke sedikit banyak membuatnya sangat kesal. Apa gadis itu tidak belajar dari pengalaman?

“Kenapa kau ada di sini–”

Sasori menyeringai sinis mendengar suara tercekat itu.

“Kupikir dengan sedikit mengetahui fakta yang ada tentang Uchiha Sasuke, kau akan belajar untuk tidak percaya begitu mudah pada orang lain, Sakura. Nyatanya kau masih sama bodohnya.”

Sakura meneguk ludahnya susah payah dengan airmata yang mengambang penuh ketakutan.

“Apa –apa Sasuke yang mengatakan keberadaanku?”

Sasori berjalan mendekat yang membuat Sakura reflex berlari mundur.

“Jangan mendekat!”

Sasori hanya mendengus melihat tingkahnya namun mengacuhkan perkataan gadis itu. Ia semakin berjalan mendekati gadis yang kini mengedarkan matanya kesekelilingnya mencari pertahanan. Dan tas besar berisi pakaiannya yang berada di tempat tidur ruangan itu membuatnya dengan cepat mengambil benda itu sebelum melemparkannya pada laki-laki muda di hadapannya kini. Membuat Sasori menghentikan langkahnya seketika saat baju-baju itu berhamburan di depannya.

“Aku bilang jangan mendekat!”

Sasori menatap tajam pada adiknya itu.

“Ayo pulang, Sakura. Kami semua mencarimu.”

Sakura menggeleng keras dengan suara tangis yang ditahan mati-matian.

“Tidak! Aku tidak akan pulang! Aku adalah orang paling tolol di dunia jika pergi begitu saja dengan kalian!”

Sasori menatap adiknya itu geram, walau ia tahu apa yang dikatakan gadis itu adalah sebuah kebenaran. Ia menghela napasnya dalam usaha menahan emosinya sebelum kembali menatap Sang Adik. Bagaimanapun ia tahu bagaimana posisi gadis itu sekarang.

“Aku tahu perasaanmu Sakura. Aku tahu kau sudah tahu tentang kenyataan yang ada di dalam tubuhmu. Tapi dengarkanlah aku. Kami semua sedang mencari cara agar apa yang kau takutkan tidak akan menjadi kenyataan.”

Sakura masih menatapnya dengan raut tidak percaya dan penuh ketakutan.

“Apa yang membuatku harus mempercayaimu?”

Sasori mendengus sambil menatap tak percaya pada gadis di hadapannya kini.

“Kau mempercayai Sasuke dengan mudah padahal ia hampir mencelakaimu. Tapi kau tidak mempercayai kakakmu sendiri?”

Airmata Sakura jatuh mendengarnya. Ia mencoba menahan tangisnya yang sama sekali tidak mampu ia bendung.

“Itu karena dia tidak punya alasan membunuhku.”

MONSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang