Temari melangkah cepat memasuki rumah bergaya korea modern itu. Kemarahan sangat tampak di wajah cantiknya. Di belakangnya tampak Kankuro yang berusaha untuk menenangkannya.
"Nuna, tenanglah..."
"Bagaimana aku bisa tenang! Kau tidak dengar apa yang Kakuzu katakan! Apa dia sudah gila?!"
Ya. Temari marah terhadap apa yang Sakura lakukan pada Gaara. Memancing Gaara menjadi serigala dengan mencium orang lain di depannya agar dia marah? Temari tersenyum sinis penuh amarah. Yang benar saja. Dia ingin mati? Dia ingin melihat seberapa besar efek dirinya seperti yang dilakukan Kankuro? Kalau itu maksudnya, ia sudah sangat keterlaluan. Temari semakin mempercepat langkahnya.
Kankuro hanya mendesah frustasi melihat sang kakak. Selalu seperti itu jika ia mendengar saat Gaara berubah menjadi serigala.
"Dimana Sakura?!" Temari bertanya pada seorang pelayan yang tergopoh-gopoh berjalan ke arah mereka setelah mendapat kabar kepulangan mendadak majikannya itu. Ia sedikit takut melihat raut wajah marah dari Temari.
"Ada di laboratorium utama, Nyonya.."
"Kenapa kau tidak bilang padaku apa yang dilakukannya?" tanya Temari lagi menahan amarahnya.
"A... apa?"
"Aku tanya kenapa kau tidak bilang padaku apa yang dilakukan Sakura pada Gaara?! Kenapa aku baru tahu setelah tiga hari kejadian itu terjadi?!" Temari mengulang pertanyaannya dengan membentak. Sang pelayan hanya melangkah mundur dengan raut wajah yang takut.
"Temari-nuna!" Kini Kankuro yang sedikit berteriak membentak. Temari hanya memasang raut wajah tidak terima pada Kankuro.
"Sudahlah! Tenangkan dirimu! Kita belum bertanya pada..."
Belum selesai Kankuro berbicara, Temari sudah melesat meninggalkannya menuju tempat yang tadi di katakan sang pelayan.
Laboratorium pusat.
Kankuro kembali mendesah, kemudian melangkah mengikuti Temari meninggalkan pelayan yang kini hanya bisa menunduk takut. Wanita itu berjalan menuju sebuah pintu yang ada di sudut tersembunyi di dekat ruang keluarga dan membuka kasar pintu tersebut yang ternyata adalah penghubung dengan sebuah lift di dalamnya. Lift itu selalu berada dalam keadaan terbuka dan hanya akan tertutup bila ada yang menggunakannya naik. Ia masuk memencet lift tersebut. Kankuro dengan gesit langsung melesat masuk lift dan sedikit mengumpat saat hampir saja pintu lift itu tertutup untuknya.
"Temari-nuna..."
"Aku tidak sedang minta pendapatmu, Kankuro,"
"Aku tidak sedang berpendapat nuna! Aku hanya..."
"Kau tidak mengerti Kankuro. Kau tidak mengerti! Aku selalu mengkhawatirkan dia, aku selalu mengkhawatirkan dia dan Gaara! Tapi lihat apa yang sudah dia lakukan?!" sebelum Kankuro sempat menyelesaikan kata-katanya, Temari sudah memotongnya. Kankuro kembali mndengus gusar.
"Aku tahu, nuna.. aku tahu...Tapi kau harus dengarkan dulu penjelasan dari Sakura..."
Ting.
Temari menoleh saat pintu lift terbuka. Menampakkan satu-satunya ruangan besar di lantai tiga yang berisi alat-alat khas sebuah laboratorium. Dan apa yang Temari lihat saat ini membuat semua kata-kata Kankuro luntur dalam kemarahannya.
Ia melihat Sakura yang sedang duduk berbicara dengan ekspresi serius dengan laki-laki yang diketahuinya adalah Kakuzu namun tersenyum lebar saat seorang pemuda memberikannya gelas yang entah apa isinya. Temari tidak begitu peduli dengan itu. Yang sekarang ia pedulikan adalah kenapa pemuda itu bisa ada di dalam laboratorium ini dan Sakura tampak bahagia sekali dia ada di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTERS
RomanceSakura, member band rock terkenal. Gadis garang, keras kepala dan pembangkang. tidak ada yang ditakutinya kecuali Pein, kakaknya. Bagaimana kalau Sang Kakak yang ditakutinya, memaksanya masuk organisasi keluarga mereka yang membuat Sakura mengetahui...