EMPAT

12 3 6
                                    

"Bagus, pulang malam sampai basah kuyup seperti itu. Dasar anak nakal!"Ucap ranendra tegas membuat ashilla terhenti dan menunduk dalam.

"Ngapain kamu pulang? Kenapa ga tinggal dijalanan aja, biar tau rasa!!"tambah liana menatap tajam ke arah ashilla sembari bersedekap dada.

Ashilla bisa saja menjawab, tapi tak mau baginya sejahat apapun orang tuanya itu tidak pantas untuk dilawan. KECUALI KALAU KELEWAT BATAS.

"Lihat adikmu ardilla, dia selalu sibuk belajar meraih masa depan. kamu? Hanya sibuk bermain-main, apalagi main sama Alaskar. Dia itu gapantas buat kamu, dia cuma jadi pengaruh buruk buat kamu"Kata ranendra menggebu-gebu dengan wajah yang memerah menahan amarahnya.

Gadis itu hanya mampu menahan emosi, apalagi jika alaskar dibawa dalam permasalahan dirinya. Dia sangat tidak terima. baginya Alaskar adalah orang yang mampu membuat dirinya jauh lebih baik, dan selalu bisa menjadi orang tua untuk ashilla.

"Dilla pasti malu punya kakak yang nakal seperti kamu"Liana menatap jijik kewajah ashilla, lalu bergandengan dengan Ardilla"Iya kan nak."

"Ga kok, Dilla ga malu. justr--"Ashilla merasa Ardilla itu tak pantas untuk berbicara, makanya ia memotong ucapan Ardilla.

"BERISIK LO, GAUSAH BANYAK OMONG!"Potong ashilla menatap tajam ke arah Ardilla, gadis yang baru saja dibentak langsung menundukkan kepalanya takut.

Plakk

Tamparan keras itu berhasil mendarat di pipi ashilla, sangat nyeri tapi tak membuat dirinya menangis begitu saja. malah wajahnya semakin menantang, menatap tajam ke arah papa mamanya secara bergantian"Haha, segini doang? lemah banget!"Celetuk ashilla diiringi tawanya.

Ranendra tak menjawab ia langsung menarik tangan ashilla dengan paksa.

"IKUT SAYA, KAMU TIDAK PANTAS HIDUP ASHILLA!!"Ranendra terus saja menarik lengan ashilla sampai tangan gadis itu memerah, ashilla memang tidak memberontak tapi hatinya merasakan pedih yang begitu mendalam.

Ranendra mendorong tubuh ashilla saat dikamar mandi. Menyalakan air kran yang membuat tubuh ashilla kini basah kuyup, tak ada rasa kasihan papa ashilla juga memukulnya dengan gesper yang tadi dikenakannya.

"Shhh sakitt.. raksa tolong cillaa.."lirihnya tidak bisa didengar oleh papanya karena air kran ini lebih besar suaranya dibanding dia.

"rasakan ini, kamu memang pantas mendapatkan hukuman! Dasar anak tak tahu diri."Ranendra terus saja memukul gesper itu pada tubuh ashilla, gadis itu hanya bisa meringkuk dan terdiam disana.

"Paa... u-u-daaa.."cicit ashilla disela-sela rasa sakitnya itu, entahlah yang bisa ia lakukan hanya menangis.

Setelah merasa puas akhirnya ranendra menyudahi itu semua dan membuang gespernya diwajah ashilla lalu menutup pintu kamar mandi dengan cara menggebraknya.

"ibuu.. cila kesakitan.."lirihnya menatap nanar luka merah dibeberapa bagian kulit putihnya.

Ashilla memang mempunyai ibu kandung tapi sudah meninggal sejak ia lahir, Liana hanyalah mama tiri yang tak tahu diri. Tubuh lemas ashilla memaksakan dirinya untuk berdiri, menatap dirinya di cermin besar. wajahnya memucat, matanya terlihat bengkak karena sehabis menangis. Dan yang lebih miris, luka dibagian tubuhnya cukup banyak.

"gapapa. hidup terus berjalan, senyum jangan sampai pudar.."ucapnya lirih seraya tersenyum tipis.

🍃🍃🍃

Setelah menempuh perjalanan dengan cara kebut-kebutan akhirnya ashilla sudah sampai disekolahnya, untung saja ia tidak terlambat lagi. setelah semuanya sudah merasa selesai, gadis itu berjalan santai menuju kelasnya melewati koridor. hari ini ada yang berbeda dari ashilla, biasanya gadis itu tak pernah mau memakai Hoodie meskipun kadang sedang sakit pun ia menolak. Tapi sekarang? Tubuhnya tertutup rapat, itulah yang membuat semua orang disekitarnya menatap ashilla heran.

Alaskar sudah berada dihadapannya alisnya kini terangkat sebelah melihat perubahan yang ada pada ashilla"lagi sakit?"Laskar memegang dahi ashilla memastikan keadaan gadis itu"Anget dikit, minum obat yaa?"pinta alaskar ya sudah pasti gadis itu menolak.

"ga, gue gapapa kok."bibirnya tersenyum lebar agar alaskar tidak terlalu cemas padanya.

"kesambet kali ya."gumam alaskar yang terdengar samar ditelinga ashilla.

"kenapa?"

"ga, gapapa. Ayok masuk!"Alaskar merangkul bahu ashilla dan mereka berjalan bersama.

sudah banyak orang tahu hubungan antara ashilla dan alaskar, banyak yang tak suka adapun yang suka. ya begitulah kehidupan ibarat tahu dan tempe, kata ashilla. Tak jarang ada gadis yang melontarkan kata-kata tajam karena ia cemburu jika ashilla terus saja bisa dekat dengan alaskar, tidak hanya wanita-wanita, bahkan pria pun seperti itu kok.

"sekarang masuk kelas, jangan keluar kelas oke? sarapan uda kan? Kalau belum, nih dari bunda"Alaskar menyodorkan Tupperware berwarna biru muda, ashilla tersenyum menerimanya.

"Siap!"Ashilla hendak memasuki kelasnya tapi langkahnya terhenti saat alaskar menarik tangannya.

"Kenapa sa?"Tanya ashilla bingung.

Alaskar mendekati wajahnya dengan wajah ashilla, ia seperti melihat perubahan mata pada gadis itu"Cil, jujur. lo nangis?"tanyanya serius

Ashilla mengenggelengkan kepalanya cepat lalu terkekeh"haha, ngga. lo tau kan gue orangnya ga gampang nangis!"Balas ashilla berdusta diiringi tawa yang menutupi kesedihannya.

"lo juga tau kan, kalau gue ga gampang di bohongin."Ancam alaskar seraya menyenderkan kepalanya ditembok dengan tangan yang menyilang didada.

Tenggorakan ashilla merasa tercekat sekarang, ia menatap bimbang ke arah alaskar"g-ue, ga bohong!"

"ini gue bukan orang lain. Ini raksa bukan mereka, jangan pernah sembunyiin apapun dari gue"Ia membuang nafasnya lalu melanjutkan ucapannya lagi"Hidup gue cuma buat lo, jangan anggap hidup lo itu sendiri. gue gasuka"Ujar alaskar lalu menarik ashilla kedalam pelukannya.

Mereka kini menjadi pusat perhatian, terlebih lagi pada orang-orang yang mencintai alaskar dan ashilla dalam diam. Mereka pasti sangat emosi.

alaskar melepaskan pelukannya lalu menatap wajah ashilla"Jangan pernah ngerasa sendiri, ada gue. dan jangan nangis lagi, lo bukan cewe lemah!"Perintah alaskar diangguki oleh ashilla. gadis itu tersenyum tulus.

"gue gatau lagi kalau gaada lo di hidup gue, mungkin gue bakal jadi sampah.."Ashilla menundukkan kepalanya setelah mengatakan itu. Alaskar menatapnya malas, ia tak suka jika ashilla merendahkan dirinya sendiri.

"sekalipun gaada gue nanti, hidup lo akan terus berlanjut. lo orang hebat gue tau itu!"Kata alaskar mengangkat dagu ashilla agar menatapnya

"Maafin gue ya, selama ini gue--"Ashilla hendak berbicara tapi dengan cepat alaskar mengecup bibirnya, membuat semua yang melihatnya berteriak histeris.

Cup

Tidak hanya orang lain yang kaget, ashilla yang merasakannya pun langsung reflek menutup bibirnya yang baru saja mendapatkan first kiss dari Alaskar. pria itu terkekeh melihat kedua pipi ashilla yang memerah seperti kepiting rebus, lalu ia berlari menghindari Omelan dari ashilla.

"ALASKAR MATI LO!!!"Ashilla berteriak histeris lalu memasuki kelas dan menutup pintu itu sangat kencang.

ASHILLA & ALASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang