ENAM BELAS

2 0 0
                                    

Gadis itu terbaring dibrankar rumah sakit. matanya masih setia dipejamkan dan wajahnya pucat. Layar monitor EKG disampingnya menyala, menampilkan garis hijau bergelombang menandakan masih ada kehidupan dalam tubuh gadis itu.

Alaskar dan semua teman-temannya menatap nanar gadis yang ada dihadapannya sekarang. mata alaskar berkaca-kaca ia tak sanggup jika hidupnya harus kehilangan ashilla.

"Bangun shill, jangan tinggalin gue. cuma lo yang gue punya.."Alaskar menggengam tangan ashilla yang tidak diinfus. genggamannya seakan memberi kekuatan pada gadis itu, berharap ashilla membuka matanya.

"Shill? ini beneran lo? Gadis sekuat dan seperiang lo ternyata bisa selemah ini, hahah payah lo."Gervan meledek ashilla tertawa hambar dengan perasaan yang khawatir. meskipun ia selalu membuat ashilla emosi, tapi dirinya menyanyangi ashilla sebagai adiknya sendiri.

"Shill, 3 hari anjir lo gamasuk. dunia berasa sepi bangett sumpah deh, gamau bangun sebentar aja?"Damar bertanya pada ashilla yang bergerak saja enggan apalagi menjawab.

"gue punya kucing bagus lho, matanya biru-biru gitu. lo suka kan sama warna biru, makanya bangun nanti gue kasih gratis!"Bujuk Galang agar gadis itu terbangun dari komanya. Tapi tidak.

Sagara menipiskan senyumannya. Tak pernah terbayangkan jika gadis yang dihadapannya ini terbaring lemah."Hei, bangun. lo ga kangen gue ceramahin?"kata Sagara berbisik ditelinga ashilla.

"Bujuk terus aja sampe besok juga gapapa. Tapi buat apa kalau kalian ga doain ashilla?"Peringat Alfin. pria itu juga khawatir dengan kondisi ashilla, tapi ia mengerti dengan keadaan yang sekarang harusnya berdoa lebih baik.

Laras-bunda alaskar- ia menarik pelan lengan anaknya itu."Ikut bunda, bunda mau bicara."Ucap laras, alaskar hanya mengikutinya saja.

Mereka duduk dibangku rumah sakit yang sudah tersedia disana. Laras menatap malang perubahan pada Alaskar."Nak. kalau kamu gini terus, ashilla bisa sedih."

"Al bingung bund.."

Laras tersenyum kecil, mengelus-elus punggung alaskar memberikan pria itu kekuatan."Kamu tau kan, ashilla itu anak yang kuat. sebelum koma, dia juga pernah cerita kalau ashilla pernah  ga sadarkan diri dalam 2 bulan dan akhirnya dia bisa sembuh juga."Ujar laras mengingat cerita ashilla waktu gadis itu kecelakaan bersama keluarganya beruntung gadis itu selamat bersama papanya tapi harus kehilangan kakaknya.

Alaskar mengangguk."Tapi bund--"

"Hushhtt. bunda gamau kamu jadi anak yang ga keurus kayak gini, apa kata mereka nanti hm? Apalagi kalau ashilla sadar, pasti jijik lihat kamu yang berantakan seperti ini."Laras bergidik ngeri melihat Alaskar seperti ini. itu hanya ekting.

"Bunda mahh. ashilla gaakan jijik bun! Buktinya dulu, pas Alaskar ga mandi seharian karena demam dia ga ninggalin Askar kan? Malah makin sayang hehe"Alaskar cengengesan membuat bundanya tersenyum. Laras senang melihat alaskar sudah mau tertawa lagi.

Laras mencubit kedua pipi alaskar gemas."Gitu dong ketawa, bunda kan senang ngelihatnya."Kata laras.

"Bun, ashilla bakalan sadar gak ya? dia gaakan ninggalin Askar kan bun?"Tanya alaskar seraya bersender dibahu bundanya.

"Nggak kok. Ashilla sedang istirahat sebentar, mungkin gadis itu lelah dengan hidupnya. Percaya sama bunda, gaakan lama lagi Ashilla akan terbangun dari mimpi indahnya. kamu sabar ya sayang"Laras mengusap lembut kedua tangan alaskar.

"Makasih ya bunda"Ucap alaskar lembut lalu memeluk tubuh Laras.

Setelah itu mereka kembali masuk kedalam kamar rawat ashilla. didalamnya terdapat teman-teman alaskar sedang duduk bersamaan disofa yang sudah tersedia, sembari memainkan ponselnya masing-masing. kayaknya mereka juga sudah mulai menerima keadaan seperti alaskar.

ASHILLA & ALASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang