Ashilla sudah sampai rumahnya lima menit yang lalu, tadinya alaskar ingin mampir sebentar namun ashilla melarangnya ketika melihat mobil dihalaman rumahnya. Itu pasti mobil papa mama dan Ardilla, mereka ternyata ingat juga pulang. Sebelum memasuki kedalam rumahnya ia menghembuskan nafasnya terlebih dahulu setelah itu baru membuka pintu tak lupa berucap salam meskipun tak ada yang menjawab.
"Hahahaha lucu banget yaa paa"
"HAHAH KOK BISA GITU SIH HAHAHAA"
Tawa renyah dari mereka dapat ashilla dengar ketika ia berjalan melewati kedua orang tua dan Ardilla yang tengah asyik menonton televisi tanpa perduli jika ada ashilla disana.
"Ashilla stop."ucap papa ashilla, membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan menatap ke arah papanya.
Ranendra menyodorkan sebuah amplop coklat yang didalamnya berisi uang pada ashilla."Ini untuk kamu."Ucapnya lagi.
Ashilla menerimanya sembari menatap amplop itu dengan bingung."maksudnya?"
"Kamu bisa bayarkan orang lain, untuk menjadi wali palsu agar datang kesekolah esok."Jelas ranendra santai.
"K-enapa, bukan p-apa?"tanya ashilla gugup. Jujur ini pertama kali memberanikan diri untuk menanyakan hal itu, biasanya ia hanya diam saja.
Ranendra menghela nafasnya lalu menatap wajah ashilla."Berani juga kamu bertanya seperti itu. saya ada urusan esok, lagian juga untuk apa saya menemani kamu kesekolah?memalukan! Lebih baik berkencan dengan anak dan istri saya, itu akan membuat saya lebih tenang"Jelas ranendra panjang lebar.
Deg
Penjelasan yang pertama kalinya ashilla dengar, mampu membuat dirinya tak bisa berkutik hanya diam membisu. Ini sakit pah.
"Kau dengar kan? dan mengerti?!"Tegur ranendra saat melihat gadis itu hanya diam saja.
Ashilla mengangguk"Iya, mengerti."
Setelah masuk kedalam kamarnya, ia langsung membanting pintu dan membuang tasnya ke sembarang arah. Tidak hanya itu, ashilla juga menarik seprainya membiarkan kasur itu berantakan. lalu beralih pada meja rias yang tersusun rapih disana, tapi detik kemudian sudah hancur berantakan ketika gadis itu mendorong semuanya.
Ashilla menatap dirinya sendiri didepan cermin besar yang terpajang disana, ia terkekeh miris."Anda memalukan, untuk apa dilahirkan?"Tanya ashilla dalam diri.
kedua matanya menatap dinding kamarnya, mencari dimana foto dirinya bersama keluarga kecilnya? Dimana foto masa kecil bersama ayah dan ibunya? Seperti anak lainnya. Dimana? sedangkan Ardilla, disetiap dinding rumah ini pasti ada fotonya dan kedua orang tua Ardilla.
langkahnya berjalan ke arah balkon kamarnya, menatap arah langit yang sangat indah."Shilla capek, boleh gak nyusul ibu sama abang?.."adunya pada sang pemilik dunia.
•••
"HALLO GUYS MANUSIA YANG CANTIKNYA KAYAK BIDADARI DATANG!!!"Teriakan ashilla bergemuruh didalam kelasnya. Mereka hanya menatap ashilla jengkel, terkecuali adzenia yang tersenyum senang."Bidadari gaada yang bentukannya kayak lo!"sahut ozay sicowok lemes yang always membuat orang emosi.
"Ya kalau kayak gue semua, nanti cowok-cowok kepincut dong wleee"Ashilla menjulurkan lidahnya, lalu berjalan mendekat ke arah adzenia.
"Lo kemarin kenapa bolos?"Tanya zenia saat ashilla sudah duduk dibangkunya.
"Sekolah membosankan."jawab ashilla dengan nada dingin.
"eh shill, lo dipanggil tuh keruang BK"Ucap putri seraya duduk dikursinya. Ashilla hanya mengangguk santai, lalu berjalan menuju BK.
uda biasa, ngapain takut?
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHILLA & ALASKAR
Teen FictionKetika laki-laki dan wanita bersahabat, tidak mungkin diantara keduanya tak memiliki perasaan spesial atau bisa saja dua-duanya memiliki itu tapi ragu untuk mengungkapkan. Seperti, Alaskar dan ashilla persahabatan mereka sudah beranjak hampir 15tahu...