10. Kebenaran (1)

2.1K 346 165
                                    

Alarm ponselnya berbunyi di waktu yang lebih pagi dari biasanya. Jimin langsung terbangun, karena jarak ponsel itu ada di dekat kepalanya. Dia duduk dan memandang kamarnya di pagi buta, lalu menguap pelan saat menemukan Lisa masih pulas tertidur di sebelahnya. Matanya memandang sang istri untuk beberapa saat, sebelum memutuskan untuk ke kamar mandi.

Pesta telah usai tiga hari yang lalu, tapi ucapan Gong Yoo masih sangat mengganggunya walau sang ayah mertua sudah kembali ke Swiss sehari setelah pesta usai. Secara tidak langsung, dalam kalimatnya terdapat sebuah ancaman jika Jimin berani menyakiti Lisa. Di bawah guyuran shower pria itu nampak berpikir, lalu meletakan kepalanya di dinding untuk mendapatkan ketenangan.

Dia memang tidak pernah mencintai Lisa. Lisa adalah gadis yang baik, cantik, pria manapun akan bertekuk lutut untuk bisa berada di sisinya. Jimin pun merasa nyaman di dekatnya, dia wanita penurut dan tidak banyak penuntut, tipe istri ideal yang diimpikan oleh banyak lelaki. Ada satu hal yang bahkan tidak berani Jimin ungkap sampai saat ini, yang tidak berani ia katakan secara jujur dan memilih tetap mengurung Lisa di sisinya.

Alasan dia menikahi Lisa.

Alasannya bersikap seolah dia mencintai wanita itu.

Alasan mereka untuk terus bersama.

Tangannya memutar keran shower sehingga air berhenti turun membasahi tubuhnya. Dia mengambil handuk, dan keluar dari sana. Dilihatnya lagi Lisa yang masih tidur, tanpa ingin mengganggunya Jimin mengambil pakaian di dalam lemari, dan menyeret koper yang sudah Lisa siapkan semalam. Hari ini ia akan pergi bersama Jungkook dan Rose ke Busan.

Proyek pembangunan yang mereka kerjakan sudah setengah jalan, dan tentu sebagai pendiri bisnis ini dia harus datang juga memantau pekerjaan itu sepekan lamanya. Dan juga, lagi-lagi ia harus meninggalkan Lisa satu minggu penuh sendirian di rumah ini. Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Jimin berjalan dan duduk di sisi ranjang Lisa. Dia memperhatikan bagaimana wanita itu tampak manis saat tidur, jemarinya terangkat hendak mengusap puncak kepala Lisa namun tertahan.

Jimin merasa tidak pantas, dia adalah seorang penjahat yang menyiksa wanita sebaik Lisa. Perasaan bersalah Jimin, membuatnya termenung. Lisa sudah mengurusnya juga rumahnya dengan baik, walau segalanya jauh dari kata pantas dibanding yang Lisa miliki sebelum menikah dengannya.

"Aku minta maaf Lisa, tapi aku tidak punya pilihan lain."

Dalam tidurnya Lisa bergerak, sampai ia membuka matanya dan terbangun. Lisa memberinya senyum tulus, "kau sudah siap?"

Jimin mengangguk, "Aku sudah mau berangkat."

"M-maaf aku terlambat bangun." Lisa menggaruk pipinya. "Akan ku siapkan sarapan."

"Tidak perlu, aku akan makan di jalan bersama Jungkook dan Rose."

"Baiklah." Lisa kembali tersenyum lalu menghela napas.

"Ada apa?"

"Hm? Tidak." Lisa terkekeh pelan, "Seharusnya aku tidak mengatakan ini, tapi rasanya benar-benar sepi."

"..."

"Ayah pergi, dan kau juga sekarang pergi."

"..."

Jimin tertegun,

"Tidak, jangan dipikirkan. Aku bisa mengatasinya, kau fokus saja bekerja, oke? Lagi pula hanya satu Minggu kan?"

"Ya.."

"Kalau begitu hati-hati, aku akan menunggumu pulang."

"Aku pergi," Jimin beranjak, dia sudah akan memulai langkahnya jika saja dia tidak kembali berbalik dan duduk di tempatnya tadi. Menatap Lisa, yang juga menatapnya bingung.

Falling For You [LIZKOOK][DIBUKUKAN & PDF]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang