8. Undangan (2)

2K 316 66
                                    

Lisa bersandar di ambang pintu dengan tangan terlipat memeluk dirinya, dia melempar senyum kecil pada mobil Jimin yang baru saja meninggalkan area rumah mereka. Hari senin memang selalu menjadi hari yang sibuk baginya, sehingga Jimin akan selalu berangkat lebih awal dari jam kantor dimulai. Lisa menghela napas saat akan menutup pintu, dia berjalan melewati ruang tamu dan membereskan bantal-bantal sofa yang berantakan.

Setelahnya ia beranjak menuju dapur, pakaian kotor sudah ia jadwalkan laundry siang ini, maka dari itu ia bisa menghabiskan banyak waktu dengan bersantai sesudah mencuci piring-piring kotor sisa sarapan tadi. Lisa suka ketenangan, suasana rumah yang nyaman baginya membuat wanita dua puluh tiga tahun itu merasa sedikit rileks. Selesai dengan piring-piringnya, Lisa juga menyeduh segelas teh hangat dan meletakkannya di atas meja makan yang kosong bersama Mac book nya yang menyala.

Lisa menyeruputnya sedikit sebelum duduk, memastikan jika teh hangat itu punya kadar manis yang sesuai dengan keinginannya. Dia membuka sebuah laman e-commerce luar negeri, mencari sebuah jam tangan yang akan ia hadiahkan di hari ulangtahun sang ayah tiga hari lagi. Tentu, sebagai putri yang baik dia tidak akan melupakan satu-satunya orangtua yang ia miliki. Jadi di tiga puluh menit mencari, ia jatuh cinta pada sebuah jam tangan model terbaru dari Rolex.

Ia memandanginya lamat-lamat, dan akan segera membelinya jika saja bel rumahnya tidak berbunyi. Lisa bangun, berjalan menuju pintu tanpa keraguan, ia tak berpikir apapun saat akan membukanya sampai Lisa harus menyesal. Seharusnya ia tidak usah membuka pintu itu, karena orang yang paling ingin ia hindari berdiri di sana dengan seringai mengerikannya.

"M-mau apa kau kemari?"

"Kau lupa perkataanku kemarin?"

Lisa meneguk ludahnya susah payah, "Jimin tidak ada di rumah, pergilah." Dia menutup pintu itu, namun Jungkook tentu saja akan menahannya. "Apa yang kau lakukan?"

Dalam satu kali dorongan, ia berhasil membuat pintu rumah Lisa terbuka seperti sebelumnya. Tidak peduli kalau wanita itu harus sedikit terdorong saat ia masuk ke sana. Melihat Jungkook, Lisa kembali memundurkan langkah kakinya terlebih pemuda itu kini menutup pintu dan mulai menguncinya.

"Ini tidak sopan!" Ujar Lisa, "Kau tidak bisa masuk tanpa izin!"

Jungkook mengikuti Lisa pelan, "Oh ya, apa tindakanmu itu juga benar? Kenapa kau tidak mengangkat teleponku?"

"Demi tuhan, aku ini istri sahabatmu!" Teriak Lisa, dia benar-benar menyerah membuat lelaki di depannya ini mengerti.

"Istri? Istri apa?" Tanya Jungkook, mereka terus bergerak menuju ke dekat meja makan. Sampai Lisa berjengit saat pinggangnya menabrak pinggiran meja. Jungkook terus membunuh jarak di antara mereka, sampai dia bisa menggunakan kedua tangannya untuk mengurung Lisa di sana, dia lalu berbisik di telinga Lisa. "Istri pajangan? Atau pembantu rumah tangga?"

Kekehan Jungkook membuat Lisa mendelik, ucapannya benar-benar melukai Lisa tapi dia tidak bisa berbuat apapun. Wanita itu semakin merinding saat Jungkook memeluk pinggangnya dan mendudukannya ke atas meja. Dia semakin rapat menekan Lisa di antara tubuh maupun tangannya.

"Ck,ck,ck, kau sangat berbeda dengan ayahmu Lisa." Jungkook memiringkan wajahnya. "Tuan Kim, punya putri yang begitu naif. Kau bilang kau istri seseorang, tapi kenapa kau melewatkan yang pertama dengan pria lain?"

"Cukup! Menjauh dariku!" Lisa berusaha memberi mereka jarak, walau itu sia-sia. "Apa maumu sebenarnya?"

"Kau."

"Itu tidak mungkin!"

Jungkook tertawa dan mundur. Memberi ruang agar Lisa bisa turun dari sana, "Apa aku yang menidurimu adalah hal mungkin sebelumnya? Tidak kan, tapi itu terjadi. Lihat kita sekarang!"

Falling For You [LIZKOOK][DIBUKUKAN & PDF]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang