Lisa terdiam, saat sadar pada dada siapa ia tengah bersandar, tengah menangis, tengah menumpahkan seluruh emosinya. Gerakannya yang menjauh secara tiba-tiba membuat belaian Jungkook pada puncak kepalanya terhenti. Sungguh, Lisa tidak membutuhkan itu. Tidak dari pria yang merupakan sumber malapetaka di hidupnya.
Jeon Jungkook.
Menatapnya tak mengerti, lalu hanya mendengkus sebelum ia kembali menyalakan mesin mobil. Lisa lebih diam lagi dari sebelumnya sambil memeluk dirinya sendiri, keheningan terus berlanjut saat mereka tiba di pertigaan jalan. Dua di antaranya menuju rumah Lisa sebelum ia menikah, dan rumah Jimin. Jungkook berhenti ketika lampu merah mencegat mereka.
"Kau ingin pulang ke mana?"
Ya? Ke mana Lisa harus pulang? Ke mansion ayahnya kah? Atau rumah pria yang sudah menikahinya? Kebimbangan tercetak jelas di mata sayunya. Jika ia pulang ke rumah sang ayah, maka akan banyak sekali pertanyaan nanti. Tapi jika dia kembali ke rumah Jimin, apa Lisa bisa menghadapi pria itu?
Sebulir airmata jatuh, "Aku pulang ke rumah Jimin."
Mendengarnya membuat Jungkook kesal, ia meremas stir mobil kuat. Jujur ia tak mengerti jalan pikiran wanita di sebelahnya, setelah dikecewakan, dikhianati, dibohongi juga dipermainkan, ia masih mengambil jalan yang akan membuat hatinya semakin hancur? Namun, lagi-lagi.. Jungkook tidak berdaya.
Dia tidak mungkin kembali memprovokasi Lisa, karena terakhir kali dia melakukannya wanita itu terbaring di ambang hidup dan mati. Jungkook menelan kepahitannya sendiri dengan mengantar lalu memastikan Lisa aman sampai di sini. Rumah dua lantai bergaya minimalis modern, yang sudah ia tempati selama delapan bulan terakhir.
Tidak banyak barang yang mesti ia turunkan, ketika ia membawa Lisa sekarat ke rumah sakit Jungkook tidak berbekal apapun kecuali handuk yang ia gunakan untuk membalut luka si wanita. Lisa tidak memberinya kesempatan untuk membukakan pintu, ia melenggang dalam diam menuju ke dalam rumah dengan Jungkook yang mengikutinya sampai ke kamar. Gelegar petir tanda akan hujan mulai terdengar, Lisa melewati ruang demi ruangan tanpa respon sedikitpun, bahkan untuk sekedar melihat lantai kamar yang masih berantakan akibat ulahnya membanting figura kemarin.
Jungkook memperhatikannya dalam diam, saat Lisa mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya yang berbaring membelakangi si pria. Melihat itu, Jungkook mengambil pecahan-pecahan kaca yang berserak agar tidak bisa melukai Lisa lagi. Lisa mendengarnya melakukan itu, tapi ia memilih abai dengan airmata yang sudah luruh sejak ia memilih posisi seperti ini.
Serpihan-serpihan kaca tadi Jungkook kumpulkan pada satu tempat sampah yang langsung ia ikat kantung plastiknya. Untuk bagian foto pernikahan, Jungkook ikut mengambil dan mengamatinya sebentar. Seharusnya ia yang ada di dalam foto itu bersama Lisa, Lisa sangat cantik dalam balutan gaun brookat putih dengan layer sederhana juga bunga di tangannya. Senyum itu begitu tulus, begitu bahagia dan jauh berbeda dengan Jimin yang hanya diam menatap kamera.
"Maaf," Lirihan Jungkook membuat manik Lisa membola. Pria itu meminta maaf, padanya kah?
Setelah semua yang terjadi?
Lisa memilih bisu. Jungkook meletakan foto tadi di meja rias, maniknya kembali melihat lantern yang dulu ia berikan pada Lisa. Gelenyar pahit terasa di ulu hati Jungkook, kala yang wanita itu tahu benda tersebut adalah pemberian Jimin. Haruskah ia menyerah? Sudah sejauh ini, haruskah ia merelakan Lisa?
Haruskah ia menjadi pria pengecut lagi dan membiarkan wanita itu terluka?
Genggamannya mengepal, apa yang ia pikirkan? Jungkook tidak sudi menyerah. Tidak akan pernah, Lisa pasti akan jadi miliknya. Cepat atau lambat wanita itu akan membuka hatinya untuk Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For You [LIZKOOK][DIBUKUKAN & PDF]✓
FanfictionLisa pikir, menikah dengan orang yang ia cintai sudah cukup. Lisa merasa, kalau ini adalah kehidupan yang ia idam-idamkan. Lisa tidak tahu, kalau untuk bertahan perlu dua orang untuk menopang pilar hubungannya. Dan ketika ia sadar, hanya ia sendiri...