Lisa menunggu Jisoo di lobby pagi ini, dia tidak bisa tidur lagi setelah sahabatnya itu menelepon semalam. Sambil menatap snack pagi berupa potongan buah dan jus pepaya yang disediakan pihak hotel, Lisa masih terus meyakinkan dirinya kalau ia tidak perlu begitu terkejut mendengar kehadiran Jeon Jungkook di acara reuni SMA. Mereka satu sekolah, satu angkatan, dan di beberapa kelas khusus sempat juga menjadi rekanan kelas. Lisa juga terus mengingatkan dirinya untuk tidak bersikap berlebihan dan menyimpan dendam atas perkataan kasar pemuda itu tempo hari.
Ya, dia memang salah. Dia yang menumpahkan teh panas itu, sejauh yang dia ingat Jungkook juga bukan orang yang bermulut manis dan akan mengatakan apapun yang ada di pikirannya tanpa saring. Lisa merasa akan baik-baik saja saat maniknya menangkap Jisoo yang berjalan malas ke arahnya, dia terlihat masih mengantuk juga sedikit kesal. Dan sepertinya tebakan Lisa benar, karena di sepersekian detik wanita hamil itu duduk dia sudah mengumpat pada Jungkook.
Lisa meringis, tapi ia juga tidak bisa menahan tawanya ketika Jisoo memanggil Jungkook dengan sebutan siluman rubah karena kelakuannya yang sangat menyusahkan semalam. Jisoo bercerita kalau Jungkook benar-benar tidak tahu diri, dia mengganggu tidurnya dan menahan Seokjin begitu lama. Walau akhirnya ia membuka kamar dengan uangnya sendiri, tetap saja itu menjengkelkan! Belum lagi sifat angkuhnya yang tidak hilang-hilang.
"Beruntung kau menikah dengan Jimin, aku tidak bisa membayangkan jika kau menikah dengan Jungkook dan harus menghadapinya sebagai suami dari sahabat terbaikku!" Jisoo meremas rambutnya gemas. "Aku bisa gila nanti."
Tawa renyah keluar dari mulut Lisa. "Kau ini, itu tidak akan terjadi. Kami tidak terlalu saling mengenal, meski dia adalah sahabat Jimin." Ucap Lisa. "Dia juga terlihat tidak tertarik dengan apapun selain dirinya sendiri."
"Kau benar, kau tahu kan di SMA banyak sekali yang ingin jadi kekasihnya." Jisoo mulai mengingat-ingat, "Tapi dia menolak semua gadis itu dengan mulut kejamnya."
Lisa hanya diam menanggapi Jisoo,
"Dan gadis pirang itu, siapa namanya?"
"Rose?"
"Ya, dia. Hanya gadis itu yang berada dalam circle seorang Jeon Jungkook! Apa mereka punya hubungan spesial?"
Lisa menggeleng, dia terlihat memikirkannya. "Entahlah, mereka cukup dekat. Tapi aku tidak memperhatikan terlalu jauh,"
"Cih, mana ada seorang wanita dan pria yang benar-benar berteman!" Jisoo memutar matanya. "Aku yakin, mereka lebih dari itu."
"Ya, mungkin saja." Lisa bergedik, dia menyeruput jus pepaya di hadapannya, sembari melihat sekeliling restoran yang masih sepi. Dia sangat menikmati rasa manis yang melewati tenggorokannya sampai iris madunya bertemu dengan sepasang jelaga yang baru saja memasuki area resto. "Uhuk-"
"Eh, Lisa!" Jisoo menjauhkan jus tadi dari Lisa. Dia bergeser dan menepuk bahu wanita itu pelan. "Pelan-pelan."
Masih terbatuk-batuk, Lisa mengangguk. Dia melihat ke arah tadi, Jungkook masih di sana, memicing melihatnya tak suka sebelum duduk dan mengangkat cangkir kopinya yang baru saja tiba untuknya.
Lisa meneguk ludahnya susah payah, 'Mengerikan!'
.
.
.
Sound system' mulai menggaungkan suara musik EDM yang membuat suasana tepi pantai malam ini menjadi ramai dan asik. Pihak hotel menyediakan private beach mereka, untuk digunakan malam ini. Beberapa alumni SMA Yongsan angkatan Lisa, mulai memasuki area acara sambil tertawa dan saling menyapa. Seokjin sebagai ketua panitia sibuk mengatur rundown acara dan membiarkan Jisoo berbaur dengan teman-teman lain. Jungkook sendiri sudah terlihat di salah satu kursi bar yang kosong, menenggak minumannya santai sambil memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For You [LIZKOOK][DIBUKUKAN & PDF]✓
FanficLisa pikir, menikah dengan orang yang ia cintai sudah cukup. Lisa merasa, kalau ini adalah kehidupan yang ia idam-idamkan. Lisa tidak tahu, kalau untuk bertahan perlu dua orang untuk menopang pilar hubungannya. Dan ketika ia sadar, hanya ia sendiri...