16. Bersamamu

2.4K 353 142
                                    

Setelah Lisa menutup teleponnya, Jungkook tidak bisa berhenti untuk tersenyum. Ia sudah seperti orang gila, karena wanita itu. Jarinya memutar volume musik dari stereo mobil di ambang keras, ia mengikuti alunan lagu yang terputar. Jungkook merasa kini hidupnya sempurna, katakan saja ia memiliki Lisa di sisinya sekarang.

Ia punya segalanya yang dibutuhkan.

Kini, hanya soal waktu saja. Stir ia putar dalam kala berbelok menuju penginapan. Rose bersama Jimin sudah menunggunya di sana, ia turun dengan wajah sumringah berbeda dengan tempo hari. Rose terus menatapnya sayu, ia berharap bisa bicara dengan pemuda itu tapi Jungkook menciptakan jarak yang jelas dan hanya menanggapi Jimin.

Mobil Jeep proyek tiba, salah satu mandor pembangunan tergopoh-gopoh menghampiri mereka. Ia bicara sambil menjelaskan proyek yang sedang berlangsung, baik Jimin dan Jungkook mengambil safety hat yang perlu mereka kenakan saat akan naik ke Jeep menuju proyek. Jungkook ingin menyelesaikannya dengan cepat, ia ingin segera kembali lalu bertemu Lisa.

Dalam diamnya, ia menyusun rencana ke mana akan mengajak wanita itu pergi. Anggap saja ini kencan pertama mereka, jadi Jungkook ingin sesuatu yang sangat spesial. Tapi, dibalik kesenangannya yang membayangkan tengah menghabiskan waktu bersama Lisa. Tak dapat dipungkiri jika Jungkook juga risih melihat tatapan Rose padanya.

Dia menghargai wanita, bila wanita itu menghargai dirinya sendiri. Jungkook tipikal yang tidak suka dipaksa untuk sesuatu. Dia juga bukan manusia yang tidak punya otak, dengan bersikap kasar pada seorang wanita. Namun, kesabarannya juga memiliki batasan. Jungkook orang yang menjunjung tinggi privasi dan jika seseorang berani mengusiknya maka ia tak segan untuk bertindak.

Seperti membuang topeng masa bodonya pada Rose tempo hari. Ia benar-benar muak terus diikuti, ia bukan milik wanita itu dan takkan pernah. Jungkook membiarkan Rose, hanya karena Jimin dekat dengannya. Jika Rose berharap lebih maka itu salah besar. Jadi, mengabaikan dia adalah pilihan yang Jungkook ambil.

Di Busan, Jungkook bekerja lebih giat dari biasanya. Ia memeriksa apa yang diperlukan, dan berpikir cepat mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Karena mereka adalah owner, kedatangan Jimin maupun Jungkook hanyalah sekedar melihat kinerja para bawahan yang bernaung di perusahaan mereka. Empat hari yang tersisa jauh lebih dari cukup, bahkan Jungkook siap pulang di hari ketiga kalau saja ia tidak berpikir mencari oleh-oleh untuk Lisa.

Maka dari itu, di pagi hari keempat ia berada di Busan, Jungkook memilih berjalan-jalan seorang diri. Toko pernak-pernik yang paling besar di sana mengundang minatnya masuk. Ia berjalan melihat kerajinan tangan di sana, banyak sekali hal unik tapi Jungkook belum menemukan benda yang tepat untuk wanitanya.

Lalu, pada sebuah bagian yang berisi aksesoris Jungkook melihat sebuah gelang kaki yang di anyam dari perak. Tali gelang tersebut cukup tipis, tapi itu membuatnya nampak manis. Ia mengambilnya, Jungkook akan membeli ini untuk Lisa.

Drrrttrr

Sambil berjalan ke kasir, Jungkook mengambil ponselnya. Keningnya berkerut, karena panggilan itu datang dari luar negeri.

"Hallo?"

.

.

.

Lisa menatap ponselnya sejak tadi, belum ada kabar apapun. Ia sudah menghabiskan waktu membereskan seluruh rumah, mandi, memasak, lalu menyiram tanaman tapi notifikasi ponselnya tidak berdering sama sekali. Ia menghela napas, jelas sekali ia ingat kalau Jungkook akan pulang hari ini.

Pria itu berjanji akan mengabarinya tapi, saat hari sudah menjelang sore seperti ini masih tidak ada. Apa dia masih bekerja? Apa ada masalah di proyek? Atau ia sudah berada di jalan pulang tapi terjebak kemacetan? Lisa memberanikan diri untuk meneleponnya lebih dulu, tapi tindakannya justru tersambung pada layanan operator.

Falling For You [LIZKOOK][DIBUKUKAN & PDF]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang