Seroja merebahkan dirinya di atas kasur. Sudah seharian ia tidak mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Ditambah ia bertemu dengan Reano yang ternyata adalah pemilik dari gantungan kunci bulan.
Teringat dengan benda itu, Seroja bangun dari tempat tidur dan menuju lemari bajunya. Ia berjongkok sembari mengeluarkan sebuah kotak kecil yang tersembunyi di bawah lemari. Diambilnya sebuah benda kecil berbentuk bulan itu dari dalam kotak, lalu memandangnya dengan heran.
"Kok bisa mirip sih gantungannya kayak punya gue, padahal gantungan itu cuma dibuat sama..." ucapnya pelan.Tiba-tiba tenggorokannya tersekat. Seperti ada yang tertahan di dalamnya.
Sesak.
Tak lama, sebulir air telah menggenang di matanya. Tidak ingin larut dalam kesedihan, Seroja mengusap matanya dan kembali memasukkan gantungan kunci itu ke dalam kotak dan menaruhnya di bawah lemari.
"Sepertinya gue harus cari tau siapa Reano itu. Ada hubungan apa antara dia dengan gantungan kunci ini."
Tetapi, Seroja ragu dengan dirinya sendiri. Bisakah ia melakukan ini tanpa bantuan orang lain "Kalau minta bantuan Gina, nggak akan mungkin.Belum saatnya dia tau rahasia gue."
Seroja hanya merasa belum siap jika rahasianya ini diketahui oleh Gina. Namun, suatu saat nanti ia pasti akan memberi tahu rahasia yang selama ini disimpannya dengan baik.
Seroja merasa matanya sudah terasa berat, ia pun kembali ke tempat tidur kemudian menarik selimut dan bergelung di dalamnya. Perlahan, matanya terpejam dan suara dengkuran halus mulai terdengar.
***
Reano lagi-lagi menghela napas. Dio, yang sedang duduk bersantai di atas sofa hanya menggelengkan kepala menyaksikan sahabatnya yang terihat resah. Malam ini mereka berdua sedang berada di rumah Reano yang kebetulan kosong tidak ada orang. Jenan dan Gavin tidak ikut karena harus melanjutkan latihan, membimbing adik kelas mereka berlatih.
Reano bangkit dari duduknya, berjalan ke arah balkon, matanya tidak lepas dari langit malam. Kelam dan gelap. Dio yang risih melihat Reano akhirnya mengikutinya berjalan ke arah balkon, berdiri di sampingnya sambil memegang segelas air putih.
"Ada apa sih, Re? Gue pusing liat lo bolak-balik nggak jelas." Dio akhirnya bertanya..
"Lo ingat Abian?" Mata Reano mengarah ke langit, menatap bulan yang bersinar terang.
"Abian, kakak tiri lo yang tiba-tiba hilang itu?" tanya Dio, sambil meneguk segelas air putih yang dibawanya.
Reano hanya mengangguk, lalu tersenyum samar.
"Dia kakak kandungnya Seroja." ujarnya cepat.
Dio yang sedang minum langsung tersedak mendengar perkataan Reano. Mengapa tiba-tiba Reano berbicara seperti itu.
"Hahaha, bercandaan lo nggak banget Re! Masa iya, Abian kakaknya Seroja. Hubungannya dari mana, coba?"
Itulah yang ingin Reano cari tahu, ada hubungan apa antara Abian dan Seroja di masa lalu. Mengapa Abian memberinya sebuah foto perempuan yang ia yakini itu adalah Seroja.
Entah apa yang akan Abian lakukan di luar sana, sepertinya Reano tidak perlu ikut campur. Cukup menuruti perintahnya untuk mencari tahu tentang Seroja dengan bantuan sebuah gantungan kunci bulan yang pernah diberikan olehnya sebelum pergi menghilang.
"Gue juga nggak tau, yang pasti Abian nyuruh gue buat cari tau tentang Seroja." tutur Reano.
"Re, dia udah hilang selama empat tahun dan kita juga belum dapat kabar dari dia sama sekali. Kalau sampai Seroja tau rahasia lo ini, apa yang lo mau lakuin buat dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Seroja
General Fiction"Kalau bisa memutar waktu, lebih baik gue nggak perlu tau tentang kenyataan ini..." Seroja ingat, hidupnya seakan lebih berwarna pada empat tahun yang lalu. Namun, suatu hari seseorang yang disayanginya pergi tanpa kabar. Semuanya mendadak kosong, t...