7 - Rahasia lagi

1 0 0
                                    

Setelah jam makan siang berlalu, para murid diberi pengarahan terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan perkemahan. Selepas pengarahan ini, mereka semua akan dipecah menjadi beberapa kelompok.

"Oke, kalian semua akan digabung menjadi satu kelompok yang terdiri dari delapan anak. Dengarkan dengan saksama, Ibu nggak mau mengulang."

"Untuk kelompok satu terdiri dari Jenan, Gavin, Selly,..." Tambah Bu Winda.

Semua murid yang berkumpul saling berbisik masalah pemilihan kelompok kemah, termasuk Jenan dan Gavin yang merengek karena tidak satu kelompok dengan teman-temannya.

"Bagi nama yang telah disebutkan tadi, tolong mencari teman satu kelompoknya ya. Selanjutnya, untuk kelompok dua terdiri dari Seroja, Reano, Gina, Dio, Bara, ..."anjut Bu Winda yang membacakan urutan kelompok kemah.

Seroja melongo ketika namanya disebutkan pada urutan kelompok dua. Masalah apa yang telah diperbuatnya hingga selalu berurusan dengan cowok yang bernama Reano itu. Apa karena gue terlalu penasaran sama gantungan kuncinya dia? Tapi, ya nggak gini juga kali.

Setelah dirinya melihat gantungan kunci itu lagi di dalam bus, semua rasa penasarannya kembali menguap. Kali ini Seroja tidak akan takut, ia harus menuntaskan keingintahuannya mengenai siapa pemilik asli dari gantungan kunci yang berada di tas Reano.

***

"Ca, lo inget kan masih punya utang cerita sama gue tentang di bus tadi." Bisik Gina dengan suara yang pelan, takut terdengar orang lain.

Seroja mendengus sebal, "Udah basi, nggak usah dibahas. Gue punya yang lebih menarik."

"Apaan?"

"Kenapa kita berdua harus satu kelompok sama mereka berdua?" sahut Seroja sembari menunjuk Reano dan Dio yang terlihat sedang membereskan barang-barangnya.

Merasa sedang diperhatikan, Reano menyipitkan matanya dan melihat ada seorang gadis yang sedang menunjuk dirinya dan juga Dio. Semakin lama gadis tersebut mendekat ke arahnya.

Dio yang sedang kesulitan memasukan beberapa barang ke dalam tasnya memanggil Reano untuk membantunya.

"Re," panggilnya pelan. Namun, Reano tidak bergeming sama sekali.

Barulah Dio sadari bahwa Seroja dan Gina sedang berjalan menghampiri mereka berdua. "Lo nungguin mereka ke sini?"

"Iya, ada untungnya bisa gabung sama cewek itu." Jawab Reano terdengar misterius. Dio jadi penasaran, rahasia apalagi yang sedang disembunyikan oleh temannya itu.

Tidak lama sampailah kedua gadis tersebut di hadapan mereka. Yang satu sedang menunduk dan memainkan ujung baju bawahnya, serta yang satunya sedang menatap Reano dan Dio dengan mata berbinar.

"Kita satu kelompok kan, Re?" anya Gina dengan semangat.

Melihat Gina yang bersemangat, Seroja menyenggol bahunya untuk kembali bersikap normal. "Iya satu kelompok, makanya kita berdua ke sini."

"Kata siapa?" Reano mengerutkan alisnya. "Cuma Gina aja yang sekelompok sama gue."

Seroja menganga. Benarkah? Perasaan, dirinya sudah pasang telinga dengan baik untuk mendengarkan nama-nama yang sudah disebutkan oleh Bu Winda. Ia pun mengambil buku catatannya kembali dan mencari salinan daftar nama yang sebelumnya telah ia tulis.

Ketemu! teriaknya dalam hati.

"Ini, gue buat salinannya, kalo nggak percaya baca aja, gue satu kelompok juga sama Gina." Seroja menyodorkan buku catatannya kepada Reano.

Kenapa dirinya merasa seperti orang bodoh. Ia melihat Reano sedang tertawa di hadapannya. Seroja tak mengerti, ia sampai keringat dingin. "Kenapa ketawa? Ada yang salah?" tanyanya pelan.

Rahasia SerojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang