Jangan lupa vote dan komen
tinggal klik doang masa pelitHappy reading
*
*
*
*Ku gantungkan hati
Pada dia yang sempurna
Ku tautkan asa untuk sejumput cinta
Yang tak kutahu seperti apa akhirnya"Launa Felicia"
* * * * *
"Mang Jana. Siomay nya satu nggak___"
"Nggak usah pedes. Kuning telornya di pisahin."
"Ahahaha.. Mang bisa aja."
"Selera Mas Karang udah saya hafal."
"Rame ya Mang?" Karang segera duduk di bangku belakang milik Mang Jana.
"Alhamdulillah Mas. Selalu habis."
"Bagus deh."
"Nih Mas, siomaynya."
"Makasi Mang."
"Mas Karang sudah pulang kampung?"
"Belum Mang, nanti aja."
"Kenapa? Masih anu sama ibune?"
"Nggak Mang. Cuman belum ada waktu aja. Bentar lagi ujian tengah semester. Jadi nunggu selesai ujian dulu," Karang mulai menyuap makanan favoritnya tersebut.
"Ohhh, kiraen."
"Gimana kabar keluarganya Mamang?"
"Alhamdulillah sudah 200% lebih baik berkat Mas Karang. Kadang saya bersyukur dengan kecelakaan yang menimpa saya waktu itu."
"Lahh. Kok kecelakaan di syukuri sih Mang?"
"Iya Mas. Kalau dipikir-pikir, karena kecelakaan itu, saya bisa ketemu sama Mas Karang. Gerobak saya di ganti sama yang lebih bagus. Rumah saya di perbaiki. Biaya sekolah anak-anak saya di tanggung Mas Karang. Saya endak pernah menyangka bisa dapat rejeki segitu banyaknya Mas."
"Eiiyyy. Jangan diingat-ingat lagi Mang. Itu kejadian yang nggak enakin buat Mamang."
"Iya sih. Tapi yang saya endak habis pikir yo Mas. Kok tega orang yang nabrak saya dan gerobak saya pergi gitu aja. Endak kasian sama saya gitu Mas."
"Nggak usah pikirin mereka lah Mang. Berdoa aja, biar hidup mereka nggak seapes Mamang."
"Saya selalu berdoa supaya Mas Karang hidup bahagia. Saya endak pernah doain orang lain dalam doa saya kecuali Mas Karang."
"Makasi Mang," Karang tersenyum haru mendengar pengakuan tulus dari Mamang siomai langganannya itu.
"Mas Karang orang baik. Gusti Allah pasti sayang sama Mas Karang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tak Membenci Hujan [ TERBIT ]
Teen Fiction[ SUDAH DI BUKUKAN ] NOVEL TERSEDIA DI GRAMEDIA DAN TBO. "Jangan pernah membenci hujan Rang. Karna hujan itu tidak akan pernah bisa nyakitin kamu. Karna ada aku, yang akan selalu menjadi payung hatimu." Janji Launa begitu mantap terucap tatkala cint...