Hujan Ke_19

155K 12.8K 684
                                    

Jangan lupa ramaikan setiap paragraf dengan komen dong

Bantu Karang - Launa berburu penerbit dengan spam komen sebanyak-banyaknya

Yuk bisa 1000 komen setiap part

Happy reading

*
*
*
*

Lelaki yang baik tidak akan pernah merusak barang sebelum barang itu sah menjadi miliknya.
karna ia tak pernah tahu
jika barang itu mungkin hanya titipan
yang kelak akan diambil oleh pemilik yang sebenarnya.

"Karang Samudra"

"Karang Samudra"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * * * *

"Rang!! Rang!!! Lo udah tahu belum?" Pagi hari Karang yang lengang, mendadak kacau balau oleh ulah Lukka yang seperti biasa tak pernah absen menggangu sahabatnya itu.

"Stoppp!!! Berhenti di sana!!!" Karang yang bersandar sambil asyik bermain game, menghentikan laju Lukka yang berlari tergopoh kearahnya dengan sebelah kaki, "Mending lo menjauh dulu dari gue. Gue lagi ngerakit bom."

"Paan sih lo pagi-pagi sudah ngerakit bom."

"Lo mendekat. Gue ledakin lo Luk!!!"

"Nggak seru banget sih lo pagi-pagi. Gue bawa hot news nih."

"Gue nggak tertarik. Menjauh nggak lo!!!" Ancam Karang. Remaja itu tak goyah dengan berita yang di bawa Lukka dan masih menempatkan sebelah kakinya datar ke perut siswa bermata belo tersebut.

Lukka yang tak patah arang, mencoba meraih lengan Karang yang nyaman menjuntai di atas meja. Namun naas, Karang yang sepertinya sudah hafal dengan serangan saolin soccer Lukka, segera menghindar dan berbalik memegang lengan Lukka kemudian membanting tubuh sahabatnya itu ke lantai.

"Awww. Punggung gue patah Rang. Gue butuh pelukan. Aw.. Aw," Bukannya marah, Lukka malah semakin berkelakar.

"Mati aja lo setan!!!"

Lukka mendengus sembari mengulurkan sebelah tangan, "Bantu gue berdiri Rang," rengeknya.

"Sana lo!!! Gue lagi nggak mood becanda."

Melihat air wajah Karang yang berkabut dan mendung, membuat Lukka sadar, jika Karang saat ini sedang dalam mood yang tak baik. Remaja itu berdiri sendiri secara perlahan lalu menghampiri Karang yang masih stay dengan game daru dalam ponselnya, "Bibir lo kenapa Rang?" Lukka menyodorkan wajahnya semakin mendekat untuk memperjelas apa yang ia lihat, "Wajah lo juga kenapa?" Semakin Lukka mendekat, semakin jelas terlihat beberapa memar di bagian wajah yang tampaknya berusaha Karang tutupi dengan kuncup hoodie Abu yang ia kenakan hari ini.

Aku Tak Membenci Hujan [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang