Hujan Ke_12

187K 15.6K 1.5K
                                    

Jangan lupa vote dan koment yahh

Happy reading

*
*
*
*
Aku mencintaimu

ku katakan pada semesta bahwa aku beruntung memilikimu.
Namun aku keliru
Nyatanya ada dia yang kau sembunyikan di balik rencana tanpa kutahu.

Namun aku keliruNyatanya ada dia yang kau sembunyikan di balik rencana tanpa kutahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Dua minggu berlalu sejak peristiwa penusukan terjadi. Karang sudah kembali bersekolah dan beraktifitas seperti biasa. Ia juga sesekali ikut kelapangan bersama team basket sekedar hanya untuk melihat teman-temannya berlatih.

Orang yang melukainya juga sudah mengakui motif kenapa ia tega melakukan penusukan itu. Marah dan sakit hati adalah alasan yang ia berikan kepada pihak berwajib. Karang pernah melaporkannya terkait kasus kekesaran yang ia lakukan kepada seorang pedagang kaki lima beberapa bulan yang lalu. Sehingga lelaki itu harus mendekam di jeruji besi selama lima bulan.

"Anak-anak hari ini Bapak ada urusan dengan kepala sekolah di luar. Jadi untuk kelas olahraga, kalian isi dengan olahraga bebas saja," jelas Pak Budiman.

"Siap Paaakkkk," jawab siswa serentak penuh kegembiraan karena kelas mereka yang kosong.

"Leon. Bapak titip teman-temanmu ya."

"Baik Pak," Pak Budiman segera meninggalkan kelas setelah selesai memberikan instruksi.

Launa, Thalia, Lukka dan Karang, hanya mengisi kelas olahraga mereka dengan sekantong snack dan minuman yang di belikan oleh Lukka. Mereka menggelar sekantong snack tersebut di pinggir lapangan sambil sesekali mendengar celotehan Lukka yang tak ada habisnya.

"Coba aja setiap hari guru-guru ada urusan, pasti hidup gue bahagia sejahtera," Ucap Lukka memulai pembicaraan.

"Idup lo emang sebatas gini doang Luk. Rugi banget Gladis kalo berjodoh sama lo yang nggak punya cita-cita sama sekali," ledek Thalia.

"Biar gini-gini tapi gue baik," Sanggah Lukka.

"Hueekkk. Baik apanya? Cuman beli snack segini doang itu pun satu kali seabad, lo pamernya udah kek neraktir di hotel bintang lima."

"Jangankan hotel bintang lima Thal, hotel bintang tuju pun gue bakal traktir kalian. Tapi nunggu gue dapat warisan, hahahah."

"Sodara lu udah kek team basket. Mana bisa lu dapat warisan. Adanya lo dapet sisa-sisa iya."

"Ho-ho. Jangan salah lo Thal. Gini-gini gue____."

"Woyyy!! Bontot apes. Sini lohhh!!!! Jangan jualan obat mulu!!!" Jonni berteriak dari arah lapangan basket. Sepertinya kelas 11-3 juga sedang kosong.

"Kok si bambu kering ada di sini?" Tanya Lukka dengan kening mengkerut.

"Aukkk," Jawab Thalia sembari mengangkat bahu.

Aku Tak Membenci Hujan [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang