Prolog

243 8 4
                                    

Sepasang remaja berseragam SMA duduk bersampingan dalam diam. Si remaja laki-laki berkutat pada sebuah buku yang dibacanya sementara si remaja perempuan memainkan jari-jari tangannya dengan gelisah.

Atensi Nevan beralih pada gadis di sebelahnya. Sambil menghela nafas, remaja tampan itu tersenyum dan menurunkan buku bacaannya. Di usapnya dengan lembut bahu gadis di sebelahnya.

"Kamu kenapa? Marah sama aku?" tanya Nevan. Gadis di sebelahnya menggeleng tegas.

"Mau beli sesuatu?" tawar Nevan lagi.

"Nggak, sayang!"

"Terus kenapa, dong?" tanya Nevan dengan sabar.

"Cuma khawatir dan takut aja," balas si gadis.

"Soal apa? Everything gonna be okay, trust me!" ucap Nevan meyakinkan.

"Banyak, Van! Tapi aku cuma overthinking kali ya?"

"Yes you are, sayang!"

"Tante Shilla bakal baik-baik aja, kan?" tanya gadis itu sekali lagi. Nevan mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

"Mama bakal baik-baik aja. Aku yakin!"

"Nevan nggak takut?" tanya gadis itu sekali lagi.

"Takut," jawab Nevan jujur. "Tapi tetep harus positive thinking,"

"Nevan bener,"

"Yaudah, kamu tunggu bentar ya? Aku mau beli susu dulu buat kamu!" pamit Nevan. "Aku titip buku aku, ya?"

"Iya, kamu hati-hati!" teriak gadis manis itu.

"SIAP!"

Sepeninggal Nevan, gadis itu kembali tenggelam dalam lamunannya. Ia tak pernah segugup ini sebelumnya. Kini ia tahu kenapa Nevan sempat ngambek karena masalah ini. Lelaki itu sebenarnya sudah takut duluan. Takut kehilangan, takut diabaikan.

Nevan sudah bisa mengalahkan rasa takutnya walaupun tak bisa hilang seluruhnya. Gadis itu benar-benar paham, karena ia berada di posisi takut kehilangan saat ini.

"Jangan kebanyakan ngelamun!" Nevan menaruh sekotak susu strawberry dingin ke pipi gadis itu. Membuat si gadis terlonjak kaget.

"Nevan!"

"Sorry," Nevan kembali duduk di sampingnya sambil menancapkan sedotan di kotak susu tersebut. "Abis kamu ngelamun terus,"

"Takut,"

"Kok jadi kamu yang takut?" Nevan mengernyitkan dahinya heran.

"Nggak tahu,"

"Udah nih minum dulu!" Lelaki itu menyodorkan susu strawberry ke gadis di sebelahnya.

Gadis di sebelahnya menerima dengan perlahan namun tak segera meminum sekotak susu strawberry kesukaannya. Biasanya ia akan langsung menghabiskan susu strawberry ketika ada seseorang yang memberinya apalagi jika itu dari Nevan.

"Kok malah bengong?" tanya Nevan lembut.

"Nevan,"

"Iya?"

"Bayinya bakal baik-baik aja, kan?" tanya Gadis itu. Nevan dengan senyum manisnya yang menenangkan memeluk kekasihnya itu.

"Iya. Bayinya bakal baik-baik aja, kok! Kita doain, ya?" jawab Nevan dengan setenang mungkin. Walaupun dia sama takutnya juga sekarang.

Keduanya kembali bersandar satu sama lain di ruang tunggu sebuah rumah sakit. Sesekali melihat ruang penanganan yang masih tertutup. Menunggu kabar bahagia yang mereka tunggu. Berusaha menghilangkan semua pikiran buruk yang muncul di kepala mereka tanpa permisi.

***
Prolog-nya nggak mau banyak-banyak gue, guys wkwkwk🤸

Biar makin kepo

Oh iya, follow IG author @azzahra_syaharani @lemonulis biar tau update soal work gue di Wattpad 🤍

GEMILANG REMBULAN (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang