Kisah Julian : Keluarga Handoko [Part 1]

13.1K 315 1
                                    

Ini adalah salah satu kenangan pahit yang sampai saat ini masih terbayang dibenakku. Hari pada saat kepergian kedua orang tuaku, di celah malam yang penuh dengan rintihan hujan. Aku yang pada saat itu ditinggal berdua dengan adikku-Rama, mendapatkan kabar dari sambungan telpon bahwa ibu, ayah, dan kakak perempuanku-Alisha, dinyatakan meninggal akibat kecelakaan mobil. Aku yang pada saat itu hanyalah bocah berusia 12 tahun, seketika terdiam dan membisu. Kabar itu datang begitu cepat dan tak disangka-sangka. Saat itu aku benar-benar bingung dan hanya bisa menangis. Aku tidak bisa menerima kenyataan mereka pergi meninggalkanku dan Rama untuk selama-lamanya.

Jelas aku masih mengenang bagaimana terakhir kali aku melihat ketiganya saat mengantar masuk ke dalam mobil. Aku menyesal, aku sangat-sangat menyesal karena tidak sempat memperlihatkan sikap yang baik waktu itu. Juga, aku berpisah dengan keadaan bertengkar dengan Kak Alisha hanya karena suatu hal sepele.

Jika saja aku tahu mereka akan pergi ke tempat yang sangat jauh, aku pasti tidak mungkin bertingkah layaknya anak nakal.

Ingatanku beranjak setelah keesokan harinya, semuanya terjadi begitu cepat. Aku melihat proses keseluruhan saat mereka dikuburkan. Di sana ada banyak orang yang datang untuk mengantar kepergian. Beberapa datang dari lingkungan kerja ibu dan ayah, teman Kak Alisha, juga saudara-saudara jauh yang jujur saja baru kali ini aku melihat mereka. Pasalnya sejak kecil aku tidak pernah sekalipun pergi mengunjungi saudara seperti kebanyakan orang biasanya. Aku pikir ayah dan ibu sudah tidak memiliki saudara lagi, tapi ternyata selama ini mereka menyembunyikan sesuatu dari aku. Di hari kepergian ibu, ayah, dan Kak Alisha, semua kebenarannya terungkap.

Ayah dan Ibuku ternyata menikah tanpa restu kakek dari keluarga ayah. Kakek tidak menyukai ibuku karena berasal dari kasta rendah, sementara mereka berada di kalangan atas yang hidup di lingkaran orang-orang berkelas.

Saat hari pemakaman, aku masih ingat jelas bagaimana situasi memanas begitu kakek dari pihak ayah datang menghampiriku bersamaan dengan keluarga dari pihak ibu. Kakek itu memperkenalkan dirinya dengan sebutan Kakek Handoko. Juga, tepat berada di sebelah kanannya ada Om Nathan yang tersenyum hangat kepadaku. Di sisi lain datang dari keluarga ibuku yang hadir adalah Om Josh dan Tante Venya. Keduanya adalah pasangan suami istri. Jika ditanya siapa yang mempunyai hubungan darah dengan orang tuaku, jawabannya yaitu Tante Venya. Dia adik ibuku yang selama ini tinggal di negara tetangga.

Terjadi perbincangan yang cukup mendalam di antara pihak dari keluarga ibu dan ayah. Aku tidak begitu mengerti dengan apa yang mereka ributkan saat itu. Lagipula, bagi seorang anak kecil, topik berat seperti pelimpahan harta warisan, hak asuh, dan lain sebagainya itu semua urusan orang-orang dewasa. Aku hanya diam dan menggandeng adikku di dekat tempat peristirahatan kedua orang tuaku. Sembari melihat mereka berdebat, aku menatap jauh-jauh langit dan mencoba menerka bagaimana hidupku akan berjalan kedepannya.

Kisah Julian : Keluarga Handoko ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang