Sesampainya di kantin, seperti biasanya aku langsung memesan jajanan kesukaanku yaitu cilor dan pisang coklat. Untuk minumannya, aku beli es teh seperti Oliver dan Angga. Kita bertiga pun segera duduk setelah mendapatkan semua yang diinginkan, posisi kita di pojokan karena memang tempat ini paling favorit bagi kita bertiga. Jika ditanya mengapa, aku pribadi merasa dari tempat ini aku bisa mengamati hampir seluruh bagian kantin. Selain itu, bagian pojok ini terbilang cukup nyaman karena bisa senderan temboknya gitu.
"Eh, eh, lu beneran nanti mau ke belakang sekolah, Yan?" tanya Angga dengan mimik wajah penasaran.
"Yah, mau gimana lagi? Udah terlanjur ngiyain Pak Gunawan tadi," balasku.
"Lagian lu kesambet apa sih tadi? Pokoknya gua ga ikut-ikutan ya, lu sama Oliver aja nanti. Gua udah kapok ke belakang sekolah. Liat nih, luka di tangan gua aja belom kering gara-gara dilempar beling sama temennya Erik!"
"Lebay ah lu, Ngga." Oliver mengejek Angga seraya menyentil luka di tangan Angga.
Alhasil, Oliver pun mendapat balasan bogem dari si Angga.
"Ini anak dua malah berantem, kalau kalian ga mau ikut ya, it's okay."
"Serius dah Yan, bukannya gua ga setia kawan nih ya, tapi jujur aja gua masih sayang sama nyawa gua," kata Angga.
Oliver mengangguk sebagai tanda mengiyakan perkataan Angga barusan itu. Dia pun menambahkan sedikit bumbu untuk meyakinkan aku agar tidak pergi ke belakang sekolah. Oliver berkata, "Apalagi niat lu ke sana mau nasehatin dia biar dia mau masuk kelas pas pelajaran terakhir nanti. Gua ga bisa ngebayangin semurka apa dia, belum lagi anak-anak tongkrongannya pasti ga bakal tinggal diam. Kalau kita berdua ikut pasti bakal kena bully lagi."
"Nah, bener tuh kata Oli. Kalau lu kan masih mendingan karena saudaraan sama Erik. Yah, palingan juga ya balik-balik lu cuma dapet luka-luka ringan. Lah, kalau kita berdua? Habislah sudah." Angga tertawa lepas seraya menyenggol salah satu sikut milik Oliver.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Julian : Keluarga Handoko ✔
Tienerfictie[BOYXBOY] [MANXMAN] [MATURE] [BL] [18+] Setelah meninggalnya kedua orang tuaku dan berakhir diadopsi oleh keluarga Handoko, kehidupanku dan Rama menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Semua yang kita ingin dengan mudah didapatkan. Keluarga i...