Bel istirahat berbunyi, menandakan bahwa pelajaran kedua telah berakhir, dan semua murid pun mulai berhamburan meninggalkan ruangan kelas. Anak-anak itu asal pergi keluar tanpa mempedulikan Pak Gunawan yang masih membereskan buku dan peralatan kerja miliknya itu lalu memasukannya ke dalam tas. Aku yang merasa simpati hanya bisa menyapa Pak Gunawan sebelum pergi meninggalkan kelas, disusul dengan kedua sahabatku yang mengekor di belakangku.
"Selamat istirahat Pak Gun, saya duluan ke kantin ya, Pak." Aku berkata kepadanya seraya tersenyum ramah.
"Oh, iya. Selamat istirahat juga kalian," kata Pak Gunawan dengan raut wajah sedikit terkejut. "Eh, Yan. Kamu tau ke mana Erik? Hari ini Bapak ga lihat dia di pelajaran Bapak, memangnya dia ga masuk sekolah atau bagaimana?"
"Erik tadi masuk, Pak. Tapi yah, biasalah Pak. Dia palingan bolos kelas dan main sama yang lain di belakang," balasku santai.
"Yan, Bapak minta tolong ya coba kamu cari Erik habis dari makan di kantin. Nasehatin anak itu, ajak dia masuk kelas di pelajaran berikutnya. Bapak minta tolong ya sama kamu Yan, kalian berdua juga temenin Julian." Pak Gunawan menunjuk kedua jarinya pada Angga dan Oliver — dua nama sahabatku.
Sejenak aku teetegun, tapi buru-buru aku menjawab perkataan Pak Gunawan. "Bisa sih Pak, kalau cuman ngajak Erik masuk kelas, tapi saya ga bisa janji ya kalau dia bakal nurutin ajakan saya."
Pak Gunawan hanya mengangguk sebagai isyarat mengiyakan. Aku dan kedua temanku itu pun pergi meninggalkan kelas dan berjalan menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Julian : Keluarga Handoko ✔
Novela Juvenil[BOYXBOY] [MANXMAN] [MATURE] [BL] [18+] Setelah meninggalnya kedua orang tuaku dan berakhir diadopsi oleh keluarga Handoko, kehidupanku dan Rama menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Semua yang kita ingin dengan mudah didapatkan. Keluarga i...
