Kisah Julian : Keluarga Handoko [Part 22]

3.2K 123 0
                                    

Belum sempat aku melihat siapa orang itu, tiba-tiba saja sensasi geli dan basah sangat terasa nikmat di batang penisku itu. Aku pun melenguh keenakan lalu mengangkat kedua kakiku dan mengunci kepalanya agar tidak bisa ke mana-mana. Aku tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya dan ingin cepat-cepat menuntaskan rasa haus akan kenikmatan dengan menggunakan mulut pria tersebut. Tak sampai di situ, sesekali ketika dia tengah mengulum batang kejantananku keluar masuk dari mulutnya, aku sengaja mengangkat pinggulku sehingga semua penisku itu masuk sepenuhnya dan mengisi tenggorokannya.

Pria itu pun tersedak beberapa kali dan mencoba melepaskan jeratan kakiku yang melilit di sekitar lehernya itu. Namun, di sisi lain aku tidak mau kalah dan tidak ingin melepaksan pria itu begitu saja. Sampai-sampai pria itu pun merasa frusrasi dan berhenti untuk melawan. Kemudian, dia memberikan tawaran menarik kepadaku yang sukses membuatku tergiur.

"Sabar dong, Sayang. Jangan keluarin spermamu itu di mulut Om, nanti jadi mubazir. Keluarin di dalam pantat Om saja, oke?"

Aku yang sudsh terbakar nafsu pun buru-buru melonggarkan jeratan kakiku dan kini melemaskannya di atas kasur. Setelah itu, aku pun mengangkat kepalaku sedikit untuk melihat seperti apa bentuk penampilan orang yang sedang bergumul denganku itu.

"Oh, shitt!"

Pria itu mungkin tidak begitu tampan jika dibandingkan Om Keenan yang tampak sempurna di sebelahku ini. Namun, jika ingin membandingkan dengan penampilan tubuh keseluruhannya, pria tersebut jauh lebih maskulin, jantan, dan begitu seksi dengan tato-tato di sekujur tubuhnya. Kumis dsn brewok di mukanya pun menambah kesan karismatik dan begitu mempesona. Beralih ke bagian tubuhnya yang lain, berbeda dengan Om Keenan yang tubuhnya sixpack karena cutting, pria itu memiliki bentuk perut sixpack karena bulking. Di tambah dengan pemandangan V line yang berada di bawahnya, sungguh membuat tubuhnya itu tampak semakin lama semakin sedap untuk dipandang.

Burung kecoklatan yang menggelantung di bawah sana pun tak lepas dari perhatianku. Meskipun tidak begitu panjang, kira-kira 15 cm, akan tetapi itu bersih dan mulus, serta berdiameter sangat tebal seperti punyanya Om Keenan.

"Rileks dan santai aja, namanya Tobi, dia udah berpengalaman dan biasa memuaskan kita-kita." Om Keenan berkata dari arah sebelahku seraya melemparkan tatapan penuh arti.

Om Keenan pun kembali menyerang aku dengan melumat ganas lidahku. Tak hanya itu, dia mulai menuntun tanganku untuk menggenggam penisnya kembali dan secara mengejutkan penisnya itu pun sudah kembali menegang sepenuhnya. Sementara itu, aku juga mencuri pandang ke arah pria yang kini disapa dengan sebutan Om Tobi itu.

Lagi dan lagi, aku dikejutkan dengan aksi Om Tobi selanjutnya yang mulai naik ke atas ranjang dan mulai mengangkang di atas selangkanganku.

Ouh, shitt!!

Mungkinkah?

Dan benar saja, tangannya mulai menjangkau senjata pamungkas milikku  yang besar dan sudah menegang sepenuhnya itu lalu menuntunnya masuk ke sela-sela belahan pantatnya yang seksi. Dengan sekali hentakan, suara lenguhan yang sangat jantan keluar dari mulut Om Tobi yang kini tengah menahan rasa sakitnya. Aku benar-benar mengerti yang kini tengah dirasakan Om Tobi, rasa sakit yang muncul di fase awal-awal saat pantatnya dibobol oleh senjata tumpul milik orang lain.

"Arghh... ouuhh... setan! Gede banget kontol ini bocah!"

Sesaat dia pun berdiam diri dengan posisi tubuhnya tengah menduduki selangkanganku dan penisku masih terbenam sepenuhnya di dalam pantatnya yang sempit itu. Yah, ini kali pertama aku membobol pantat milik seorang pria dan sekarang aku menjadi mulai paham mengapa orang sesempurna Om Keenan malah memilih sisi menyimpang seperti ini. Pasalnya, rasa yang nikmat luar biasa kini kurasakan begitu penisku melesak masuk di dalam pantatnya itu. Belum lagi ada sensasi kebanggan tersendiri yang dirasakan saat menggagahi dan menaklukan seorang pria lain, apalagi pria yang terlihat sangat jantan seperti Om Tobi ini.

Kisah Julian : Keluarga Handoko ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang