Air mataku mulai mengalir tanpa bisa aku cegah. Om Nathan yang merupakan harapan terakhirku kini sudah sirna ditelan oleh kegelapan. Tangan-tangan kokoh milik mereka mulai menjalar di sekujur tubuhku dari atas sampai bawah. Aku tidak tau lagi harus apa, aku tidak bisa berpikir jernih, dan emosiku tumpah ruah bercampur menjadi satu. Rasa kecewa, sedih, takut, kesal, dan marah, semua aku rasakan saat itu dan tak ada yang bisa mengerti aku, termasuk Om Nathan.
"Maafkan Om, Julian. Hanya satu-satunya ini cara untuk menyelamatkan Erik. Sekali lagi maafkan Om." Aku benar-benar tidak peduli lagi dengan apa yang dikatakan Om Nathan, apapun yang dia jadikan alasan untuk menarik aku ke dalam situasi ini sama sekali tidak bisa dibenarkan.
Sekarang aku hanya pasrah. Menatap kosong seolah-olah kini aku sudah kehilangan kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar sebagai pria normal pada umumnya.
"Jangan menangis, Sayang. Percaya sama Om Keenan ini, kamu pasti akan suka."
Setelah tubuhku sepenuhnya ditelanjangi oleh mereka, salah satu pria bernama Keenan itu mengangkat tubuhku dengan jantan dan menaruhnya di atas kasur tempat Om Nathan dan Tante Uti tidur. Di hadapan mataku, pria itu mulai melucuti pakaiannya satu persatu, mulai dari kemeja putihnya, kaos dalam, turun ke bawah di melepaskan celana ketat beserta bokser berwarna hitam yang dikenakannya.
Segera setelah dia bertelanjang bulat aku bisa melihat sosoknya yang gagah dengan tubuh miliknya yang atletis. Jika diibaratkan tubuh miliknya ini mirip seperti Pak Felix, hanya saja perbedaaan terletak pada kulitnya yang lebih mulus dan seperti susu. Juga, batang penis milik pria itu putih bersih, tak seperti milik Pak Felix yang hitam legam. Ukurannya pun lebih kecil dibandingkan milik Pak Felix. Lebih tepatnya, ukurannya seperti milikku 17 cm dengan versi diameter yang lebih tebal.
Sesaat pria yang bisa disebut Om Keenan itu pun menatapku dengan tatapan liar. Selang beberapa detik, dia mulai naik ke atas kasur dengan posisi berlutut tepat di atasku. Tangannya mulai menggapai pentungan miliknya yang sudah menegang sepenuhnya lalu dia goyangkan ke atas dan ke bawah hingga beberapa kali menampar wajahku di beberapa titik. Dia tersenyum saat menjejalkan penisnya di depan mulutku dan memaksa benda itu masuk. Secara refleks aku pun menutup mulutku rapat-rapat sebagai tanda penolakan.
"Ayo Sayang, hisap punya Om. Jangan malu-malu gitu," kata Om Keenan dengan ekspresinya yang menggoda. Melihat bagaimana tubuhnya yang seksi, ditambah dengan penis yang sudah ada di depan mata, membuatku sedikit goyah dan tanpa sadar aku pun mulai terangsang.
Om Keenan tak kehabisan akal, dia pun kemudian mencium mulutku dengan penuh gairah dan kasih sayang. Tak cukup dengan permainan lidahnya yang ganas di dalam mulutku, dia mulai mengeluarkan kemampuannya yang lain. Dia mulai meraba kedua puting susuku dengan kedua tangannya. Aku sontak menggeliat karena kegelian sekaligus keenakan. Mendapatkan respon baik dariku, dia pun semakin bersemangat bermain-main di bawah sana.
Salah satu tangan Om Keenan masih memainkan puting dadaku, sementara tangannya yang lain mulai turun dan menggenggam batang penisku dan miliknya. Dia mengocok kedua batang itu secara bersamaan sehingga aku bisa merasakan sensasi gesekan dengan penis miliknya serta kocokan dari tangannya. Sungguh permainan yang sangat ganas, membuatku menjadi kehilangan kendali atas kesadaranku. Seperti kerasukan roh seorang maniak seks, aku yang merasa begitu keenakan mulai menjambak dan meremas-remas rambut Om Keenan dengan kedua tanganku. Di sisi lain, Om Keenan pun sama sekali tidak keberatan dan malah justru tersenyum senang padaku.
Semakin berjalannya waktu, di tengah erangan demi erangan yang terdengar dari arah sekitar, Om Keenan menjadi semakin liar dan semakin menunjukan taringnya. Sambil melumat habis puting susuku, kedua tangannya mulai melebarkan kedua kakiku sehingga kini posisiku tubuhku mengangkang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Julian : Keluarga Handoko ✔
Novela Juvenil[BOYXBOY] [MANXMAN] [MATURE] [BL] [18+] Setelah meninggalnya kedua orang tuaku dan berakhir diadopsi oleh keluarga Handoko, kehidupanku dan Rama menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Semua yang kita ingin dengan mudah didapatkan. Keluarga i...