Keputusan

3.6K 318 14
                                    

Sebelumnya...

****

Mark pergi menjemput Chanisa dirumah perempuan itu. Seperti biasa Mark akan menunggu dimobil. Chanisa keluar dari gerbang rumahnya lalu masuk ke dalam mobil Mark. Selesai Chanisa memasang seatbelt barulah Mark mengemudikan mobilnya menjauh.

"Kita mau kemana Mark?"

"Gatau cari angin aja.. Kamu ada pengen beli sesuatu gak?"

"Enggak ada.. Lagi gak pengen apa-apa"Balas cewek itu. Mark lalu mengangguk dan mulai sibuk mengemudikan mobilnya sementara Chanisa yang ada di sebelah Mark sibuk melirik keluar jendela.

Lama-lama mobil yang dibawa Mark mulai meninggalkan suasana kota sampai akhirnya mobil Mark berhenti di depan pabrik lama yang sudah tak terpakai. Chanisa yang melihat daerah sekeliling mereka agak sepi sedikit was was.

"Mark kok berhenti disini sih?"

"Kenapa emangnya?"

"Serem tau!"

"Halah.. Gapapa kali, aku sering kemari kalau banyak pikiran, aman"Ujar Mark. Chanisa yang mendengarnya sedikit lebih lega.

"Kamu banyak pikiran kenapa? Seharusnya kan udah gak ada.. Gak ada hal yang harus kamu pikirin lagi, Mark"Kata Chanisa setelah beberapa saat mereka terdiam.

"Ck.."Mark berdecak sinis dari tempatnya. Sejak tadi Ia sibuk mengontrol perasaannya.

"Kamu tau gak Ca? Aku lebih ngerasa bersyukur buat tanggung jawab ke kamu, dari pada kayak sekarang.. Bayi kita gak ada, kita bohong ke orang tua.. Kamu gak ngerasa sakit hati apa?!"Ujar Mark sedikit kesal mendengar ucapan Chanisa yang seolah-olah menggampangkan dirinya.

Chanisa menggigit bibirnya kemudian menoleh ke arah Mark. Ucapan Mark tadi seolah membangunkan uneg uneg yang selama ini hanya Ia simpan di dalam hatinya.

"Denger yah Marko Gavriel! Kamu bisa ngomong kayak gitu karena kamu laki-laki. Kamu mana ngerasain hamil. Hah?! Yang kamu tau kamu bakalan cuma tanggung jawab, kita nikah, dan besarin anak.."

"Pernah gak liat posisi aku? Aku yang hamil, udah pasti gak bakalan lanjut sekolah dulu, setahun dua tahun bahkan mungkin lebih. Aku bakalan harus urus anak. Saat anakku udah mulai boleh di tinggal, aku baru lanjut. Kebayang gimana perasaanku ngeliat temen-temenku yang udah gapai mimpi mereka sedangkan aku?! Kamu cowok enak Mark! Kalau kita menikah paling status kamu cuma ganti jadi suami, kamu bisa sekolah, kamu masih bisa masuk ke universitas favorite kamu. Orang-orang tetep bakalan liat kamu sebagai Marko Gavriel si fully capable. Sedangkan aku? Aku bakalan di rumah, jagain anak kamu, ngurus diri juga kalau sempet.. Gimana? Masih mikir kalau aku egois?!"

"Aku juga takut setiap malam.. Aku juga selalu mimpiin dia.. Aku jadi selalu kebayang dia yang datang ke aku sambil nangis minta jangan di gugurin.. Aku bisa gila Mark! Aku udah jadi pembunuh kamu tau itu! Salah, kalau aku cuma mau nyelamatin masa depanku hah?!"

Chanisa menangis lagi setelah beberapa hari ini perempuan itu mencoba untuk tegar.

"Ca--"

"Jangan ngomong apapun.. Aku gak mau dengar"

Mark akhirnya memilih menutup mulutnya sementara Chanisa masih menangis sesenggukan ditempatnya. Mark yang juga merasa sesak mendekati Chanisa kemudian memeluk perempuan itu dan menenangkannya.

****

"Aku mau ikutin maunya dad, aku mau lanjut ke chicago setelah ini. Kalau kamu?"

"Aku juga punya tempat buat ngejar mimpiku, gak bisa kasih tau sekarang"Ucap Mark. Chanisa hanya mengangguk.

Bujang MAMA Tya||JaeyongFams✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang