Hari itu selesai kelas di jam kedua Seno langsung bergegas ke toilet. Anak itu menahan pipis sejak tadi makannya lari terbirit-birit. Kalau telat bisa bahaya buat reputasinya nanti!
Setelah urusan toiletnya selesai Seno lalu berjalan keluar dan mencuci tangannya di westafel sesudah itu barulah Ia keluar dan berjalan ke kantin. Tapi siapa sangka Seno malah tak sengaja mendengar beberapa senior yang berkumpul di pinggir lapangan sedang membicarakan adik bungsunya dan tanpa menunggu lebih lama Seno langsung menarik Kakak kelas mereka yang bernama Joshua itu dan langsung memberikan tinjunya. Membuat Joshua yang terkejut tak sempat membalas lalu jatuh tersungkur.
"Bangsat. Apa-apaan sih lo?!"Joshua kemudian bangkit dan menarik baju Seno dan melepaskan satu tinjuannya juga. Bibir Seno langsung berdarah. Anak ketiga Tya itu tak tinggal diam dan menerjang Joshua dan memukulnya lebih keras.
"Lo yang bangsat! Kenapa lo nyakitin adek gue hah?! Lo kan yang ngunciin dia di wc?! Lo juga kan yang selama ini gangguin dia?! Sialan lo!!"
Bugh!
Bugh!
Seno terus memberikan tinjunya. Joshua memang berbadan lebih besar dari pada dia tapi tenaga Seno jauh lebih kuat. Sementara di lapangan sudah banyak anak-anak mengerubungi mereka dan tak berniat memisahkan bahkan ada dari mereka yang hanya merekam kejadian tadi dengan ponsel.
Sampai akhirnya guru BK menghampiri dan memisahkan mereka. Seno bibirnya robek dan ada bekas pukulan di bawah mata tapi Joshua jauh lebih parah darinya. Seno dan Joshua lalu di giring untuk di bawa ke ruang BK. Saat berjalan itu Seno melirik Gilang dengan ekor matanya, terlihat wajah ketakutan dari adik bungsunya itu dan Seno hanya memberikan kode lewat tatapan matanya kalau dia baik-baik saja.
Mereka sudah jelas di marahi dan di berikan sanksi tapi Seno tidak merasa menyesal. Dia melindungi saudaranya kalau pun nanti Ia harus menyiapkan diri jika nanti Papa dan Mamanya mungkin akan memarahinya Seno akan menerimanya.
"Gue gak keberatan kalau misalnya kita pindah sekolah asal lo gak di bully lagi sama kakak kelas gajelas kayak mereka!"
"Gue gapapa kok. Ntar lama-lama mereka bakalan bosen sendiri. Salah gue juga lemah banget. Gak bisa ngelawan.. Pendek.. Pokoknya gue najisin banget deh. Beda banget sam--"
"Gak usah di lanjutin! Eneg gue dengernya"Ucap Seno lalu menarik tasnya dari dekapan Gilang. Bus sudah berhenti di depan mereka keduanya masuk kedalam bus dan memilih tempat duduk.
*****
"Seno mau ice creamnya dong.."
"Itu yang kamu punya kan ada Gilang. Masa punya Kak Seno kamu minta juga"
"Ayolahh.. Janji dikit doang"
"Yaudah nih!"
Seno memberikan ice cream steaknya untuk di coba Gilang dan matanya melebar seketika saat melihat kembarannya itu memakan hampir setengah ice cream vanilla miliknya. Seno langsung menjauhkan kepala Gilang dari stik ice cream miliknya sementara si bungsu itu hanya terkekeh sembari memakan ice crean yang ada di dalam mulutnya. Seno sudah memasang wajah sebal luar biasa.
"Seharusnya aku gak usah percaya sih sama kamu!!"
"Gak boleh gitu, Mama bilang kan gak boleh pelit sama saudara. Apalagi soal makanan😌"
"Yah tapi--Ahh udahlah. Males sama kamu!"
Seno berjalan mendahului Gilang, sementara Gilang berlari kecil untuk menyusul saudaranya itu.
"Jangan marah dong.. Nanti aku beliin ice cream baru lagi"
"Hmm"
"Beneran.. Gak bohong. Aku masih ada uang sisa jajan Seno"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujang MAMA Tya||JaeyongFams✔
Fanfiction[GS] Jaeyong family lokal•• Gimana sih punya empat orang anak laki-laki? Pengen tau? Sini deh Tya jelasin.. ■■■ Cover it's not mine. Cr: Pinterest