"Seno.."Panggil Gilang.
"Hmm.. Apaan"Jawab Seno dari atas kasurnya.
"Waktu pertama kali kamu sadar kamu suka sama Tari itu, gimana?"Tanya Gilang. Anak itu duduk di kursi belajar punya Seno.
"Hah? Tiba-tiba banget.."Seno yang tadinya sedang sibuk sama hpnya kemudian mengernyit sambil menatap Gilang.
"Jawab aja sih cepetan.."
"Ck.. Yah gitu. Suka deg deg an ngeliat dia. Kalau ada dia tuh bawaannya seneng.. Pengen selalu deket2..Kenapa? Kamu lagi suka sama seseorang ya? Siapa tuh? Aku tau gak?🙄"Tanya Seno sambil menaik turunkan alisnya berniat untuk menggoda Gilang.
Dengar pertanyaan beruntun dari Seno, Gilang dengan cepat menggeleng tapi kembarannya itu tau kalau Gilang sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Ngomong ajasih.. Gak usah main rahasia-rahasian cuma sama aku ini kok"Balas Seno. Diantara mereka berdua memang sudah tak ada lagi rahasia apapun.
"Apaansih.. Siapa juga yang main rahasiaan. Orang cuma nanya"Balas Gilang. Meskipun begitu ada sesuatu di dalam hatinya yang terasa mengganjal.
"Yaudah biasa aja dong😐 Keluar sana aku mau telfonan sama pacarku. Hush hush!"Kata Seno sambil mengibas-ngibaskan tangannya hendak mengusir Gilang dari kamarnya.
"Ish.. Emangnya ayam di usir kek begitu! Dasar Seno jelek!"
"Dih kalau gue jelek lo apa!?😒"
Gilang tak lagi membalas ucapan ucapan saudaranya itu dan keluar dari kamar Seno. Saat anak itu hendak kembali ke kamarnya sendiri Gilang mendengar dari kamar Jeno yang pintunya terbuka di sana ada Abangnya yang lagi ketawa-tawa sambil main gitar buat cewek yang ada di layar hp.
Gilang melengos anak bungsu Tya itu lanjut masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu kamar. Gilang berbaring di atas kasurnya memandang langit-langit kamarnya dengan pikiran yang melayang entah kemana.
Ada sesuatu yang terasa berbeda darinya Gilang sadar itu.. Dan dia merasa takut.
"How I can describe this feeling Mama.. Gilang takut.. Gilang takut ngecewain Mama juga"
Gilang menghapus air matanya.. Kenapa harus dia? Kenapa harus Gilang yang merasakan perasaan ini. Gilang tidak ingin berbeda.. Dia mau seperti Mas Mark, Abang Jeno, dan Kak Seno.
"Kenapa harus kamu sih Tian.. Kenapa Aku harus suka sama Kamu.. Aku beneran takut.."
Anak bungsu Tya itu masih terus menangis.
****
"Gilang pulang.."
Tya yang sedang membaca katalog-katalog furniture di ruang tengah langsung tersenyum lebar melihat anak bungsunya itu pulang. Hari ini Gilang pulang sendirian karena Seno masih ada kegiatan di sekolah. Anak itu kan anak Osis jadi masih sibuk.
"Gimana di sekolahnya hari ini sayang?"Tanya Tya. Dia pergi ke dapur mengambilkan air minum untuk Gilang karena bibir anak bungsunya itu tampak kering.
"Biasa aja gak ada yang wow.. Mama, Gilang mau langsung ke kamar aja ya? Gilang capek banget.."
"Iyaa sayang, Mama bakalan anterin makan siang kamu ke atas yaa"
"Gaperlu, Gilang masih kenyang kok.. Makasih"Setelahnya anak bungsunya itu bergegas naik ke lantai dua dan terdengar suara pintu yang di tutup.
Tya mengernyit, ada apa dengan anak bungsunya? Tya tiba-tiba menjadi khawatir.. Ia takut jika anaknya kembali lagi menjadi korban bullying di sekolah. Jika itu sampai terjadi lagi Tya beneran bakalan pindahin Gilang sama Seno di sekolah khusus saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujang MAMA Tya||JaeyongFams✔
Fanfiction[GS] Jaeyong family lokal•• Gimana sih punya empat orang anak laki-laki? Pengen tau? Sini deh Tya jelasin.. ■■■ Cover it's not mine. Cr: Pinterest