Warning typo bertebaran 👀👀👀
Sinar mentari menyelinap melalui celah horden jendela lalu mendarat di permukaan kulit wajahnya, seolah alarm dari alam untuk membangunkan dirinya. Kelopak matanya membuka perlahan sekejap menutup kembali dan seiring dengan gerakan bibirnya yang menguap lebar. Ia merenggangkan otot tubuhnya dan membuka kembali netranya menatap ke sekeliling. Tiada sesiapapun, hanya ia saja di ruangan tersebut.
Ceklekk ..// daun pintu terbuka lebar
"Haloo... selamat pagi, bagaimana dengan keadaan tuan? Apa ada yang terasa sakit atau butuh sesuatu?" Seorang perawat datang dengan senyuman yang lebar dan berkata hangat seraya memeriksa kantung infus yang menggantung, lalu mengganti dengan yang baru.
"Aku baik baik saja" jawabnya hanya memperhatikan kegiatan sang perawat yang sibuk dengan pekerjaannya.
"Siang nanti akan ada dokter baru yang memeriksa tuan, mungkin setelah makan siang beliau akan kesini" ucap perawat sembari memeriksa tekanan darah dan denyut nadi.
"Dokter baru? Tapi aku rasa keadaanku sudah membaik, bahkan untuk pulang juga aku sudah sanggup"
"Maaf tuan tapi itu sudah prosedur yang dibuat oleh nona Shin Hye kemarin, ia meminta agar tuan mendapatkan perawatan dari dokter lain"
"Wae? Aigoo ... Apa maksud semua ini"
Setelah perawat selesai dengan tugasnya, ia keluar dari ruang inap pasien yang tak lain adalah Lee Min Hoo.
Pria itu mencari gawai dari laci nakas sebelah brankar dan mencari nomor kontak milik kekasihnya.
Drrrtt///
"Ckk, dia kemana sih? Mengapa tak angkat teleponnya?" Gumam Lee Min Hoo
Drrtt//
Percobaan untuk ke sekian kalinya tapi tak ada jawaban.
"Masih jam enam pagi, seharusnya ia belum berangkat kerja. Apa ia masih tidur?" Lee Min Hoo hanya bisa menghela nafas
Ia beranjak dari kasur dan melangkah perlahan sembari membawa tiang infus, ia ingin mencari angin segar di luar ruangan. Dengan langkah masih tertatih, ia berjalan pelan pelan menyelusuri lorong rumah sakit. Suara musik yang begitu bersemangat terdengar di daun telinganya, netranya mencari keberadaan sumber suara dan menemukan sekelompok pasien dari berbagai gender maupun usia sedang melakukan senam bersama di taman rumah sakit, dipimpin oleh seorang instruktur.
Senam bersama setiap pagi yang ditujukan hanya pada pasien yang dalam keadaan sehat 90 persen. Lee Min Hoo tersenyum lebar melihat tingkah lucu para anggota senam yang terkadang tidak sesuai gerakan sang instruktur, lebih tepatnya pasien berusia tua yang salah gerakan dan kadang saling bertubrukan dengan pasien lainnya.
Netranya tertuju pada kursi kayu di dekat taman, seorang gadis memakai seragam khas pasien duduk disana dalam keadaan melamun dan tanpa ekspresi apapun di wajahnya lebih tepatnya bermuka datar.
Ia mengenal sosok gadis itu, rasa bersalah kembali menyerang benaknya, Lee Min Hoo memutuskan untuk mendekatinya dan duduk di sampingnya.
"Mh, maaf nona?" Tegur Lee Min Hoo
Wanita itu tidak menyahut dan masih dalam keadaan yang sama, menatap lurus dengan sorot mata kosong. Lee Min Hoo mengangkat tangan ke udara tepat di depan wajahnya.
"Nona? Haloo?" Ucapnya sekali lagi
"Ng..." Wanita itu tersadar dari lamunannya, dan menoleh ke samping.
"Kau,- siapa?" Tanyanya singkat
"Aku, mengenal nona dan sebenarnya aku.."
"Yaa semua orang pasti mengenalku, artis yang gagal menikah karena calon suaminya meninggal tepat di acara pernikahan" sahutnya memotong perkataan Lee Min Hoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
D.I.D (Dissociative Identity Disorder) ((The end))
Aktuelle LiteraturLee Min Hoo, seorang jurnalis di salah satu stasiun televisi swasta distrik Seoul, mengalami kejadian tidak terduga setelah kecelakaan di jalan raya dan mengakibatkan kematian seorang pemuda. Kehidupannya dan kisah cintanya mulai drastis berubah set...