Episode 15

133 35 23
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀

















"Kenapa kau berhenti?" Tegur Hae Jin ketika menyadari langkah sang adik di belakangnya terhenti. Ia menoleh ke belakang dan menangkap raut wajah panik sang adik. Panik sekaligus ketakutan.

"H--hyung, aku...." Park JungHoon menundukkan wajahnya dan meremat ujung kaosnya.

"Tidak perlu cemas, tidak ada yang tahu kejadian itu selain Hyung. Ibu juga pasti tidak mengingatnya, dia punya gangguan syaraf." Hae Jin menarik tangan sang adik untuk berjalan.

"Kau percaya padaku, Hyung? Hiks-- itu bukan aku, hiks. Aku tidak tahu sama sekali" rengek JungHoon menangis sesenggukan.

Hae Jin menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap ke sang adik dan memeluk tubuh JungHoon dengan erat.

"Gwaenchana..." Bisik Hae Jin perlahan

Setelahnya, kedua kakak beradik itu memasuki sebuah ruangan inap vip di salah satu rumah sakit yang mereka kunjungi. Begitu pintu terbuka, hal pertama yang terjadi adalah JungHoon bersembunyi di belakang tubuh Hae Jin saat bertemu pandang dengan netra milik sang ibu yang kini telah siuman setelah mendapatkan perawatan intensif oleh pihak medis.

Luka tusuk di bagian perutnya tidak membahayakan nyawanya, ia masih bisa bertahan sampai saat ini.

"Eomma.... kami datang untuk menjenguk" ucap Hae Jin menuntun sang adik untuk mendekati brankar ibunya.

Sang ibu berbaring lemah dan menatap kosong kedua wajah anaknya. Tidak berbicara sedikitpun dan terlihat seperti orang yang sedang linglung.

"Eomma istirahatlah dulu, kami akan datang lagi nanti" Hae Jin memutuskan untuk kembali ke rumah karena respon sang ibu yang terlihat seperti orang asing pada kedua anaknya.

Hae Jin dan JungHoon keluar bersama, dalam diam JungHoon melirik ke belakang untuk melihat sekilas ibunya.

Degh// spontan ia terkejut ketika sang ibu menatapnya tajam seraya menyeringai lebar.

JungHoon memegang erat tangan sang kakak dan berjalan lebih cepat hendak keluar secepatnya dari ruangan tersebut. Hal itu membuat Hae Jin bingung.

"Ada apa denganmu?" Hae Jin menoleh ke belakang sebelum menutup pintu, ibunya terlihat sedang tertidur disana. Tidak ada yang aneh, lalu mengapa adiknya terlihat ketakutan.

Skip-------

"Hehehee, apa kau pikir aku akan mati secepat itu?!! Dasar anak sialan!! Seharusnya kau tidak kulahirkan!! Semua orang harus tahu seperti apa monster kecil di hadapanku ini!! Heheheee!!" Sang ibu tertawa meremehkan JungHoon.

Bocah malang itu menarik tubuhnya berjalan ke belakang, ia terlihat sangat ketakutan dan panik.

Setelah seminggu dirawat di rumah sakit, sang ibu dinyatakan sehat dan boleh pulang ke rumah, tetapi sebuah skenario dimainkan oleh wanita tersebut. Ketika keadaan rumah terlihat sepi, hanya ada ia dan anak bungsunya saja, ia melancarkan serangan untuk menghabisi sang anak bungsu.

"Hiks....eomma...hiks...!!" Park JungHoon menangis sesenggukan dan hanya bisa pasrah jika terjadi hal buruk padanya.

Bagian perutnya ditendang oleh salah satu kaki ibunya hingga ia terpelanting menabrak dinding ruangan dan mengenai bagian indera pendengarannya hingga berbunyi dengung, menyulitkan ia mendengar suara di sekitarnya, ia memegang bagian perutnya yang terasa sakit.

D.I.D (Dissociative Identity Disorder) ((The end))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang