Episode 23 (Epilog)

124 31 18
                                    

Warning Typo Bertebaran ❗❗❗❗
















Flashback

Anggota kepolisian menangkap Nyonya Jun Geum di dalam kediaman Keluarga Besar SJ Group tanpa ada perlawanan, ia sendiri merasa terkejut dan hanya bisa pasrah saat digiring untuk masuk ke dalam mobil tahanan. Sudah ada hampir satu pekan ia mendekam di dalam jeruji besi sembari menunggu putusan sidang pengadilan yang akan digelar nanti. Selama itu juga ia tampak begitu tenang dan tanpa ekspresi ketakutan apapun bahkan rasa bersalah juga tidak ia tampilkan, seperti ia menikmati setiap tindakan kriminal yang ia lakukan dengan penuh kesadaran.

Tepat pada hari terakhir sebelum sidang perdana digelar, Sang Beom datang menjenguk dirinya untuk pertama kali dan mungkin untuk terakhir kalinya. Mereka dipertemukan di ruang tertutup dan dijaga ketat oleh anggota polisi.

"Eomma---, mengapa diam saja? Apa eomma bahkan tidak mengenal diriku lagi?" Ujar Sang Beom dengan mata yang berkaca-kaca.

Nyonya Jun Geum menatap dia dengan ekspresi datar.

"Wae, katakan padaku, mengapa eomma begini? Mengapa eomma tega melakukannya, seandainya saja----"

"Eomma--- sudah mencintai ayahmu sejak dulu dan mungkin eomma yang lebih dulu menaruh hati padanya, akan tetapi ia lebih memilih wanita lain. Aku sangat membenci dirinya dan memutuskan untuk balas dendam atas semua luka yang aku rasakan. Eomma--- sudah lama mengincar kematian istri pertama dan anak-anaknya. Hehehee---" Nyonya Jun Geum tertawa remeh.

"Ternyata berhasil, bukan? Eomma menyuruh seorang preman untuk memperkosa istri pertamanya dan dia mengandung anak haram yang bernama Park Hae Jin, tetapi--- ayahmu malah semakin menyayangi dia, membuat aku merasa murka dan semakin sering memberi ancaman psikis agar dia mengalami gangguan mental. Dan itu kembali berhasil, istri pertamanya menghidap gangguan jiwa dan berujung menyakiti anak keduanya. Rencana yang membuat eomma bisa menyingkirkan dirinya dari rumah mewah tersebut dan eomma datang dengan elegan untuk merebut hati ayahmu dan menjadi satu-satunya wanita di dalam mansion mewah tersebut, hehehehe-----"

Sang Beom merinding mendengar pengakuan ibunya sendiri. Ia tidak menduga jika sebelum ia lahir sang ibu telah berperilaku layaknya seorang psychopath. Bahkan ia bisa ber-akting dengan baik menutupi perbuatan jahatnya selama bertahun-tahun.

"Sang Beom, seharusnya kau berterima kasih pada eomma. Berkat keahlian eomma--- kau bisa menikmati semua kekayaan ayahmu tanpa campur tangan anak-anaknya yang lain. Tetapi---- KAU!!!! KAU MENGKHIANATI EOMMA---DAN BEKERJASAMA DENGAN PENGACARA ITU UNTUK MENJEBAK EOMMA!!" Nyonya Jun Geum berteriak keras dan hampir saja hendak mencakar Sang Beom, beruntung dua polisi segera bertindak dan menahan tubuhnya.

"Eomma---...sudah cukup. Bukan seperti ini yang aku inginkan, aku tidak perlu harta benda jika aku harus kehilangan sebuah keluarga."

"Persetan!!! HAHAHAHHHAA, aigooo mereka semua telah mati, bukan? Hae Jin, Soon Jae dan JungHoon? Anak itu sudah mati bukan? Ibunya berhasil membunuhnya sesuai perintahku? Hahaahahahaha, aku ini wanita yang cerdik" Racau Nyonya Jun Geum kehilangan akal.

Seminggu berada di tahanan membuat Nyonya Jun Geum mengalami guncangan mental dan berujung mengalami gangguan jiwa berat. Bahkan saat hari sidang perdana digelar, ia tidak takut sama sekali dan seolah seperti robot hidup yang tidak paham dengan apa yang telah diputuskan. Hukuman mati yang ia jalani, bahkan terpaksa di beri suntikan beracun sebab ia bertingkah gila dan tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Upacara pemakaman diadakan di kediaman SJ Group, atas kematian Tuan Soon Jae dan Nyonya Jun Geum. Tidak ada hal yang lebih menyakitkan ketika sebuah keluarga telah hancur dan itu disaksikan oleh mata kepala Sang Beom sendiri, ia kehilangan orang tuanya, kehilangan saudaranya lalu, bagaimana ia bisa memulai kehidupan baru?

D.I.D (Dissociative Identity Disorder) ((The end))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang