45

16.4K 1.6K 127
                                    

hari kini telah memasuki larut malam, setelah kejadian kehancuran salah satu putranya, taeyong beserta jaehyun memutuskan untuk membawa jeno kembali ke mansion

takut takut pria tampan itu melakukan sesuatu yang bisa menghilangkan nyawanya sendiri, namun tanpa mereka sadari di tengah gulitanya malam. Pria tampan yang menjadi kekhawatiran besar sepasang jung itu kini sedang memandangi salah satu bingkai foto yang terdapat pada dinding kamarnya

Jeno yang memang sengaja menaruh beberapa bingkai jaemin di kamarnya itu mencoba menggapai salah dari banyak bingkai jaemin yang tergantung di beberapa sudut tembok, dengan telaten lengan kekar itu mengusap penuh kelembutan setiap jengkal bingkai jaemin, seolah yang ada pada rengkuhannya itu benar benar pria nya

"kau masih mencintai ku kan? aku berjanji aku akan menjadi pria yang lebih baik" masih terus memandangi wajah manis pria nya yang sedang tersenyum indah pada bingkai tersebut, seolah foto itu bisa menjawab semua yang ia ucapkan

"aku amat mencintaimu jae, aku sulit bernafas saat ini. Haruskah aku mati? tapi izinkan aku memelukmu terlebih dulu" lagi lagi tangis pria tampan itu pecah. Jeno tidak bisa menahan emosinya, setiap ia melihat semua yang ada pada sekitarnya, semakin ingin mati rasanya karna hampa tanpa pria manis yang kini entah kemana

tanpa sengaja tangan yang bergetar hebat itu menjatuhkan bingkai sedang yang sedari tadi ia rengkuh, menyisahkan beberapa kepingan kaca di bawah sana, namun lembaran foto jaemin masih ia genggam dengan erat seolah tidak akan pernah mau ia lepaskan

dengan perlahan namun pasti, Jeno terduduk di lantai. Mengambil serpihan kaca bingkai yang pecah sembari menatap intens lekuk wajah pria manis di lembar foto yang ia genggam itu, "berjanjilah untuk tetap mencintaiku" kalimat terakhir sebelum

"JUNG JENO!!"

sahutan heboh itu tentu berasal dari taeyong yang sudah gelisah sejak mendengar pecahan kaca pada kamar putra keduanya, dengan segera bergegas ia berlari menggunakan tangga ke arah kamar putranya, dan mencoba berfikir jernih lagi terlebih dulu sebelum ia masuk dan melihat pemandangan di depannya yang bisa merenggut kewarasannya

//TSAKK//

tepat pada beberapa sayatan, Jeno menusuk nusuk titik nadinya pada leher kokoh sebelah kirinya, masih dengan menatap penuh puja pada lembaran foto jaemin yang ikut basah karna darah dari leher Jeno yang terus bercucuran

"JENO, KAU GILA!!" umpatan itu tentu tidak di dengar pria tampan yang kini masih mencari letak nadinya sendiri, sudah hampir 5 tikaman namun ia masih bisa bernafas dengan baik, perlahan ia menyandarkan tubuh kekarnya pada tembok di bawah jendela besarnya, kembali merengkuh foto kecil itu untuk ia peluk dengan erat, tidak perduli dengan darah yang terus keluar dari leher kohoh nya

taeyong segera menghampiri putra keduanya, duduk dengan tumpuan lututnya lalu mengambil alih kepala putranya yang sudah mulai melemas, "sayang... j-jeno apa yang hiks... kau lakukannn" taeyong benar benar di ambang kepanikan, melihat obsidian sipit itu terus mengarah pada langit langit kamar dan terus berusaha tertutup erat

"a-aku me-mencinta.. i pria m-manis di ff-oto ini" setiap kalimat yang Jeno keluarkan, terkesan terbata bata. Sembari menunjukan lembaran kertas yang sudah penuh dengan merahnya darah

pria manis yang sedari tadi mengusap sayang pipi tirus Jeno kini hanya bisa menggeleng dan berusaha memanggil sang kepala keluarga, untuk membawa Jeno ke rumah sakit keluarga mereka

"bertahanlah s-shayang.... jangan tutup hiks matamu" terus menerus memaksa Jeno untuk tetap sadar "JAEHYUN!!, J-JAE HIKS" kehilangan salah satu putranya mungkin akan membuat taeyong ikut depresi berat nantinya

---

"selamat malam, kembali lagi pada acara malam ini. Wah nampaknya tuan tuan sekalian sudah tidak sabar bukan? di tambah lagi kami memiliki barangan baru malam ini, sangat menggoda dan di jamin bisa memuaskan tuan tuan semua" sambutan itu terdengar seperti sambutan pada umumnya, namun yang tidak pada umumnya adalah beberapa kalimat yang dianggap tidak umum dan juga beberapa tamu yang ada di sana merupakan kolega kolega perusahaan dan pria hidung belang lainnya

crime of the jung [Markhyuck, Nomin, Sungtaro] (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang