53

17.1K 1.6K 186
                                    

berlari dan menangis adalah paduan yang sangat menenangkan, temaram nya lampu jalan seolah mendukung suasana untuk menghangatkan seorang pria manis yang kini sedang berlari dengan derasnya bulir bening dari pelupuk manik coklat nya

shotaro terus berlari di tengah dinginnya malam, mencoba menjauh dari kediaman utama jung. Sudah cukup ia pendam selama beberapa hari belakangan ini, nyatanya sungchan semakin menjadi

terdengar piuknya deruman sebuah motor yang seakan mencoba mendekati si manis yang kini sedikit menunduk dan menumpuhkan kedua tangannya pada masing masing lutut

"taro" sapaan yang membuat sang empu nama reflek menoleh ke belakang mencoba mencari tahu sumber suara yang terdengar familiar di indra pendengaran nya

"echannieee~" sontak setelahnya, pria manis di depannya harus menahan beban kedua nya dikarnakan shotaro yang langsung menyerang tubuh haechan dengan sebuah dekapan erat

haechan yang sadar bahwa shotaro tidak dalam keadaan baik baik saja itu langsung membalas pelukan erat temannya,tidak kalah erat "hey, hey tenang. ada apa?" sembari menepuk pelan surai lembut milik shotaro yang kini sibuk menenggelamkan tangisnya pada ceruk leher haechan

hampir tiga menit haechan sama sekali tidak mendapat sembarang jawaban selain tangisan yang semakin pilu, mengerti bahwa shotaro masih belum siap berbagi,kini pria gembil itu sedikit melonggarkan pelukan keduanya dan menangkup kedua belah pipi shotaro yang sudah basah dengan bulir beningnya sendiri

"tenangkan dirimu, aku tidak akan bertanya lagi jika kau belum ingin bercerita. aku mengerti, ku antar pulang hm?" penuh kehangatan di setiap kalimat yang terucap, haechan sangat menyayangi pria manis di depannya, selayaknya ia menyayangi jaemin. Belum lagi di saat si manis mengandung, sungchan dan shotaro lah yang sangat sering membantunya

"tidak, aku tidak ingin pulang. Bawa aku bersama mu channie~" terdapat binaran permohonan di balik manik indah yang kini menatap sendu pada satu arah

"ini sudah larut taro, tidak baik keluar semalam ini"

"lalu bagaimana denganmu?" pertanyaan balik itu membuat haechan menutup mulutnya rapat rapat, benar adanya. Bahkan dirinya sendiri tidak jelas arah ingin kemana

"huh, baiklah. Aku akan mengajak mu ke suatu tempat" sembari melepaskan jaket kulit hitam yang sedari tadi melekat pas pada tubuh berisi nya itu, lalu dengan telaten memasang kan nya pada bahu kecil milik shotaro

"Bagaimana bisa kau pergi dari mansion hanya dengan piyama tipis mu?" masih sibuk dengan kegiatannya, mengancing jaket yang terlihat pas dengan tubuh ringkih si manis

"aku tak apa chan, kau saja yang pakai jaketnya" penolakan itu sama sekali tidak di hiraukan oleh sang empu jaket, justru pria manis yang berkulit tan itu kini turut memakaikan helm besarnya untuk shotaro

"cukup pakai dan naik, aku tidak akan sakit begitu saja" setelah memastikan teman manisnya lengkap, kini haechan mulai kembali bersiap untuk berkendara

helaan nafas terdengar dari si manis yang kini dengan pasrah mulai duduk di jok belakang motor besar haechan, "oke, jangan lupa untuk berpegangan adik manis" peringatan kecil itu langsung di turuti oleh shotaro, karna jujur dia takut dengan posisinya yang kini duduk di atas ketinggian motor, ini pertama kalinya berkendara bersama motor besar

haechan sempat terkekeh dengan reflek shotaro yang terlihat bahwa anak manis itu sedang berusaha membiasakan diri dengan motor besar nya, setelah di rasa posisi keduanya sudah nyaman, haechan mulai menyalakan mesin motornya dan menancapkan pedal gas sepelan mungkin

---

di sisi lain, kondisi mansion saat ini terasa sepi karna waktu sudah menunjukan larut malam hanya tersisa taeyong dan jaemin yang sibuk berbincang kecil di ruang keluarga

crime of the jung [Markhyuck, Nomin, Sungtaro] (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang