60

16.6K 1.5K 104
                                    

semilir angin yang menerpa permukaan bumi seakan menarik sebagian aktivitas untuk di berhentikan dan menikmati humparan harmonisasi sesuatu yang bisa di rasakan namun tidak berujud tersebut

"jadi apa rencana mu selanjutnya?"

"tentu saja menghancurkan keluarga itu, jangan lupakan alatku, dia terlalu sempurna sebagai alat pembalasan dendam" sedikit torehan kekeh pada akhir kalimat membuat lawan bicaranya tadi semakin melebarkan senyuman nya

"kau tau, aku selalu ada di pihak mu" keduanya sibuk melemparkan senyum penuh arti seakan yang di bicarakan keduanya adalah suatu yang rahasia dan sangat terencana

tanpa mereka sadari seseorang tengah tersenyum penuh arti di belakang sana sembari mengabadikan momen yang memang sengaja ia tunggu untuk menghancurkan kedua orang itu.

sesuai rencana, pikirnya. Setelah puas merekam semuanya, si penguntit itu segera beranjak dari sana dan melangkah dengan langkah yang berwarna karna sudah amat tidak sabar untuk melanjutkan aksinya

---

"jae, ku titip haechan. Kalian setelah berbelanja langsung pulang jangan ke mana mana lagi, mengerti?" si sulung yang kini menatap ketiga pria manis di depannya itu terlihat sangat mencemaskan kekasihnya yang seakan ingin pergi jauh

"iya, kami hanya sebentar saja"

"aku juga titip taro, jangan berikan dia permen jika dia meminta nya, taro belum memakan apapun sedari tadi, biarkan dia makan terlebih dulu ya jae" kali ini bagian si bungsu yang menitipkan kekasih kecilnya pada jaemin

tunggu, kenapa kedua calon saudara iparnya ini menjadikannya sebagai tempat penitipan? Apa posisinya kurang jelas bahwa ia juga seorang bottom? hey tolong lah, meskipun sebelah alisnya terpotong setengah, tubuhnya yang lebih tinggi dari kedua temannya yang lain, dan tampilannya yang terlihat sedikit berantakan di banding haechan dan shotaro tapi tolong di garis bawahi sekali lagi

jaemin tetap seorang bottom!! apa dia terlihat sepeti seorang satpam? tempat penitipan anak? atau panti asuhan sementara? ingin rasanya jaemin memutuskan kepala mark dan juga sungchan sekarang juga, lagi pula mereka hanya akan pergi sebentar untuk sekedar menghirup angin dan juga sedikit berbelanja namun ketiga putra jung itu terlihat seperti akan ditinggalkan lama

sangat berlebihan.

"kenapa kalian menitipkan kekasih kalian pada kekasih ku. Memangnya dia bodyguard?" Jeno yang juga nampak geram itu kini mengalihkan pandangannya pada ketiga pria manis di depan mereka yang sedari tadi menunggu izin

"haechan, shotaro. Aku juga titip jaemin, kalian berdua harus menjaganya sebaik mungkin karna jika ada yang tergores sedikit saja maka ku pastikan mark dan sungchan yang akan menebusnya" terdengar santai tapi sukses mendapat lirikan tajam dari kedua saudara nya

"oh ayolah, kalian terlalu berlebihan. Kami hanya ingin pergi ke beberapa tokoh saja, lagi pula tanpa kalian suruh pun, kami akan menjaga satu sama lain. Tenang saja" si manis yang berkulit tan itu sudah terlalu lelah mendengar perdebatan selanjutnya,

"yasudah, nanti aku akan menyuruh supir untuk menjemput kalian" baik jaemin, haechan maupun shotaro, ketiganya menolak keras untuk di jemput oleh jung brothers jadi mau tak mau pilihan terakhir yang menjadi jawabannya

"huh baiklah, kami pergi dulu" tanpa mengucapkan sembarang kalimat lagi, shotaro langsung menarik kedua lengan temannya untuk segera beranjak dari halaman sekolah, karna jika kalian ingin tahu. Sedari tadi keenamnya terus berdebat tepat pada halaman sekolah hanya karna sebuah izin untuk ketiganya menghirup udara bebas

sangat melelahkan bukan berurusan dengan keluarga terhormat.

sepeninggalan para pria manis mereka, jeno tanpa peduli dengan si sulung maupun bungsu, langsung memasuki buggati hitamnya, meninggalkan kedua pria tampan lainnya yang masih sibuk berbincang

crime of the jung [Markhyuck, Nomin, Sungtaro] (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang