44

18.3K 1.6K 102
                                    

malam yang penuh dengan deras nya hujan itu kini tampak sunyi dan lebih dingin, seakan langit memang menyampaikan isi hati dari pria manis yang kini sibuk dengan pemikiran nya sendiri, dia entah ingin pergi ke mana sekarang

jaemin tidak memiliki apapun lagi selain jeno dan haechan, jadi ia benar benar tidak tau harus pergi kemana untuk menumpahkan segalanya

kembali ke rumah ibunya? Bahkan jaemin lebih rela tinggal dan tidur di samping makam sang ayah, di banding harus tidur di rumah ibunya

memikirkan tentang makam sang ayah, jaemin kini berjalan perlahan ke halte bis, berniat untuk pergi ke makam pria tampan yang sudah di kebumikan bulan lalu,

dengan tergopoh gopoh jaemin berjalan, tanpa memperdulikan angin dan hujan yang terus menusuk kulit pahanya, pria manis itu belum sempat menukar pakaiannya ia terlalu lelah dengan pemikiran nya

satu hembusan nafas kini terdengar kembali di udara, menandakan sang empu benar benar lelah

"Aku ingin menyusul ayah" batinnya

---

malam yang sunyi seperti tidak di perdulikan oleh si manis yang kini sibuk memeluk kepala nisan sang ayah yang sudah menyatu dengan tanah

"Ayah, apa kabar di sana? Apa senang di sana?" semua itu terdengar pilu, ia sudah kehilangan segalanya. Kehilangan sosok ayah yang amat menyayangi nya, kehilangan sosok ibu sedari ia remaja, dan juga sekarang kehilangan kekasihnya karna ulahnya sendiri

"Apa aku boleh ikut ke sana? Aku kesepian di sini, dunia tidak adil padaku."

hening kembali menyapa, seakan sadar apa yang ia lakukan, dan tidak mendapatkan respon kini jaemin mulai mengangguk dan mengusap pelan nisan yang tertulis jelas "na yuta"

"Aku akan kembali esok hari, jika aku belum berada di sana bersamamu" dengan sebuah senyuman polos yang selalu ia tunjukkan untuk yita, dan senyuman yang membuat yuta menyayangi nya selayaknya anaknya sendiri

saat sedang berusaha berjalan dengan tertatih tatih, jaemin merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, dengan perasaan yang tidak enak, jaemin terus berjalan cepat mencoba menghindari sosok tersebut

//PLAK//

telak pada bagian tengkuknya, sebuah kayu mendarat di sana seakan merenggut kesadarannya. Jaemin kini terjatuh dengan keadaan pingsan


"Aku menepati janji untuk bertemu lagi denganmu bukan, manis?" dengan sebuah seringai yang jelas tercetak di sana, tubuh lusuh jaemin kini di angkat dan di paksa masuk pada sebuah mobil van yang parkir tidak jauh dari sana

---

Hancur. Satu kalimat yang ada di pikiran taeyong sekarang saat mendapat kabar bahwa jaemin pergi dari apartemen putra kedua nya itu. Kini dengan perlahan pria manis itu melangkah kan tungkai kaki nya ke arah letak kamar putra tampannya

taeyong sudah memanggil dokter pribadi jeno tadi. Dan kini pria manis yang menjabat sebagai suami mungil dari jaehyun itu benar benar terpaku dengan pemandangan di depannya. Seumur hidupnya menjadi salah satu orang tua jeno, benar benar ini kali pertamanya melihat si arogan jatuh pingsan dalam keadaan tak berdaya seperti itu

jaemin telah mengambil alih dan kendali banyak dari putranya, jeno terlihat pucat pasi. Dengan tubuh besar yang terlihat melemah, perlahan taeyong duduk di tepi kasur si tampan, jeno masih belum sadar rupanya

Dokter yang bertugas sebagai dokter pribadi jeno kini sedikit menunduk hormat pada kedatangan taeyong, setelahnya menatap pria manis itu berniat untuk menjelaskan kondisi tuan mudanya

crime of the jung [Markhyuck, Nomin, Sungtaro] (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang